Berita Medan

Gerhana Matahari Terlihat 3 Persen di OIF UMSU, Digelar Sholat Khusuf Berjamaah

Para tamu undangan yang hadir juga melaksanakan Sholat Sunnah Khusuf dua rakaat di OIF UMSU.

|
Penulis: Anisa Rahmadani |
Tribun Medan/Anisa Rahmadani
fenomena gerhana matahari yang terlihat di Oif UMSU, Kamis (20/4/202). Setelah terlihat digelar Sholat Sunnah Khusuf.  

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengadakan pemantauan gerhana matahari, Kamis (20/4/2023). 

Amatan Tribun Medan, gerhana matahari terlihat selama satu jam dari pukul 10.00-11.00 WIB. 

Baca juga: Puncak Gerhana Matahari di Medan Pukul 10.50 WIB, Ini Jadwal Lengkap di 38 Wilayah di Indonesia

Saat gerhana matahari terlihat, para tamu undangan yang hadir juga melaksanakan Sholat Sunnah Khusuf dua rakaat di OIF UMSU.

Kemudian, dilanjutkan dengan ceramah tujuh menit dan setelah itu melihat gerhana matahari melalui teropong yang telah disiapkan. 

Fenomena gerhana matahari yang terliihat di OIF UMSU, Kamis (20/4/202). Setelah terlihat, masyarakat laksanakan solat sunah Kusuf.
Fenomena gerhana matahari yang terliihat di OIF UMSU, Kamis (20/4/202). Setelah terlihat, masyarakat laksanakan solat sunah Kusuf. (TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI)

Kepala OIF UMSU Arwin mengatakan, meski cuaca di wilayah Sumatera Utara cukup gelap, gerhana matahari atau yang dikenal dengan gerhana hybra ini sudah terlihat. 

"Gerhana yang sekarang terjadi di Kota Medan ini disebut juga dengan gerhana hybra yang  terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Untuk Medan sendiri kita hanya mendapat 3 persen saja dari matahari gerhana ini," jelasnya.

Meski hanya didapatkan 3 persen gerhana matahari, Arwin mengatakan cukup jelas terlihat fenomena alam itu. 

"Sempat beberapa menit tadi bisa menyaksikan dengan jelas gerhana matahari tersebut," jelasnya.
 
Diakuinya untuk melihat fenomena alam gerhana matahari ini, tidak terbuka untuk umum.  

"Kita tidak terbuka untuk umum karena prediksi kita tadi sulit terlihat. Tapi tadi cukup terlihat ternyata," ungkapnya. 

Terpisah, Tim peneliti OIF UMSU, Muhammad Hidayat mengatakan, fenomena gerhana matahari ini hanya terjadi sekali saja dalam satu dekade.

"Gerhana matahari hybrida ini hanya terjadi 10 tahun sekali. Fenomena itu tidak semua terkena dari lintasan gerhana matahari. Karena ukuran dari bulan dan matahari itu bulat," jelas Hidayat.

Untuk jalur gerhana matahari ini, melewati bagian dari Nusa Tenggara Timur atau wilayah timur.

"Kita semakin ke utara di Medan semakin sedikit. Karena itu  pengaruh dari ukuran bumi dan bulan dan matahari tersebut. Sehingga dia harus penyesuaian," ungkapnya. 

Baca juga: Niat, Tata Cara dan Doa Sholat Gerhana Matahari, Fenomena di Akhir Bulan Ramadhan

Gerhana hibrida itu, kata Hidayat, gabungan dari gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.

"Tetapi jalurnya bukan di kota Medan hanya di wilayah timur dan kita kebagian hanya 3,36 persen. Ini jarang terjadi di Indonesia. kejadian ini sering di alam," pungkasnya.

(cr5/tribun-medan.com)

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved