TRIBUN WIKI
Muhammad Rizki Delfian, Mantan Kurir Narkoba dan Bandar Judi yang Kini Berdakwah dari Rumah ke Rumah
Dalam bisnis dadu putar ini ia meraup keuntungan berlimpah. Orang-orang kalah hingga jutaan rupiah dalam permalam, begitu juga sebaliknya.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
Saat berkaca, kelopak matanya pun mulai cekung dan menghitam karena sulit tidur.
Beberapa saat kemudian tiba-tiba rumahnya didatangi jemaah Tabligh yang dikenal jemaah jalan Gajah.
Beberapa pria bergamis dan bersorban mencarinya ke rumah.
Seketika dia yang merasa terganggu meminta adiknya berbohong, supaya apabila ada yang mencarinya mengatakan ia tak ada di rumah.
"Orang masjid ini tau aku cemana makanya mereka mau aku taubat,"ucapnya.
Alibi pura-pura tidak berada di rumah ternyata mulai terbongkar. Saat jemaah Tabligh datang rupanya ayahnya sedang di rumah.
Saat itu juga ayahnya mengatakan kalau Rizki berada di dalam dan akhirnya mau tak mau keluar.
Disinilah ia mulai diceramahi. Pun ketika ayahnya tak ada dirumah, ia beralasan lagi agar tak bisa mendengar dakwah.
Beberapa saat kemudian rupanya ia kembali tak bisa tertidur. Selama dua hari berturut-turut tidak bisa memejamkan matanya sampai akhirnya dia mendapat bisikan gaib.
Bisikan gaib ini yang mengatakan dia akan segera meninggal dunia.
Sehingga saat itu dia perlahan-lahan mulai berhenti mengkonsumsi narkoba, dan mendatangi orang yang dikenal yang ada di kompleks tempatnya tinggal untuk meminta maaf atas segala kesalahannya.
Melihat hal ini warga terkejut karena tak seperti biasanya, ayah satu anak ini sungkem dan minta maaf.
"Ngerih kali bisikan-bisikan itu, dzikir aja aku, entah malaikat atau syetan. Dikira orang mau mati aku,"katanya sambil tertawa.
Beberapa hari kemudian dia bercerita apa yang dialaminya ke ayahnya. Lalu tak lama kemudian teman ayahnya bernama ustadz Agus datang dan menyatakan Rizki harus diruqyah.
Disini dia mengerang hingga muntah-muntah.
Akan tetapi usai Ruqyah pertama bisikan-bisikan mulai samar terdengar. Ia pun mulai bisa tertidur.
Usai Ruqyah kedua dia diajak ikut jemaah Tabligh ke masjid di Kecamatan Namorambe. Ia pun ikut dan mulai belajar tentang agama Islam lebih dalam.
Selama tiga hari di masjid dia juga diajarkan cara berdakwah rumah ke rumah hingga hidup mandiri bersama jemaah lainnya.
Namun di hari pertama ikut, dia merasa waktu kian lama berputar. Pemuda yang biasa hidup bebas mulai ketat mengikuti aturan.
Sesampainya pada hari berikutnya ia didatangi seseorang yang hendak bertaubat. Dia dipeluk dan merasa menjadi manusia berguna bagi orang lain.
"Mau pulang aja bawaannya. Cuma kuikuti saja sampai akhirnya ketemu orang mau taubat, merasa kayak saudara,"katanya.
Sepulangnya tiga hari tinggal dan hidup di masjid dia kaget mengetahui ayahnya membelikannya gamis dan lobe.
Lantas dia mencobanya dan langsung berkaca di cermin. Seketika dia tertawa terbahak-bahak melihat dirinya. Dia tak menyangka akan berpenampilan seperti ustadz.
Sampai akhirnya dia memberanikan diri ke masjid, keluar rumah mengenakan gamis dan lobe. Disinilah atau tepatnya pada tahun 2017 dia benar-benar taubat.
Melihat penampilan barunya, tetangga, teman dan warga langsung mengucap salam ketika berpapasan dengannya.
Rizki paham apa yang dilakukan oleh orang-orang ini tidak tulus, melainkan mencela atas perubahannya.
Namun seiring berjalannya waktu dia bulat bertaubat. Dia benar-benar berhenti mengkonsumsi narkoba dan berhenti mengedarkan narkotika, lalu fokus berdakwah dan beribadah.
Akan tetapi cobaan terus datang. Berulang kali temannya datang membawa sabu-sabu supaya dihisap bersama.
"Jadi kubilang, aku udah enggak memakai narkoba lagi,"ketusnya.
Seiring berjalannya waktu atau tepatnya pada 2019 dia benar-benar berubah dan belajar agama Islam. Ia pun resmi bergabung ke dalam jemaah Tabligh atau biasa dikenal jalan Gajah.
Dia berulang kali mengikuti jamaah Tabligh mendatangi masjid ke masjid selama tiga hari hari bahkan 40 hari.
Selama mengikuti kegiatan inilah dia banyak belajar agama, berdakwah rumah ke rumah mendatangi warga untuk menyampaikan syiar Islam.
Dia selalu berpesan dan menyampaikan seperti apa keimanan yang dimaksud dalam Islam.
Dalam sehari, dia bisa menemui 3 hingga 7 warga untuk diberikan tausyiah atau dakwah.
Kemudian dia pun pernah dipercaya mengisi khutbah Jumat di masjid Asysyakirin Delitua.
Pada tahun 2019 dia mengenal seorang wanita bernama Apnita Anggina Lubis, gadis kelahiran tahun 1996, alumni Fisip Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2018.
Untuk menyempurnakan sebagian agamanya lantas mereka menikah tahun 2021, lalu mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Ibrohim.
Saat ini Rizki bekerja di salah satu perusahaan ternama di Kota Medan. Selama bekerja dia juga masih aktif berdakwah rumah ke rumah dan dari masjid ke masjid menyampaikan syiar Islam.
Pada Selasa malam biasanya ia dan jema'ah lain mengadakan Musyawarah Markas di Asysyakirin Delitua.
Kemudian pada Rabu malam mereka juga mengadakan Musyawarah Halaqoh, setiap di masjid Asysyakirin Delitua.
Lalu pada Jumat malam mereka berkegiatan Malam Sabghuzhari, di Marelan.
Mereka memiliki target dan laporan kerja minimal sehari mendatangi 1 hingga 3 orang untuk menyampaikan dakwah ataupun syiar Islam.
Di usianya yang memasuki 27 tahun ini Rizki berharap bisa memberangkatkan ibu dan ayahnya umroh ke tanah suci.
"Mau menaikkan kedua orang tua umroh,"ucapnya.
(Cr25/ tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Muhammad-Rizki-Delfian-27.jpg)