Lakalantas Maut

SMA HKBP 1 Tarutung Berduka, Rolaston Napitupulu Pergi untuk Selama-lamanya, Sosok Baik dan Rajin

SMA Swasta HKBP 1 Tarutung dinaungi awan duka nan sarat selepas kepergian salah satu siswa terbaiknya, Rolaston Napitupulu.

Facebook/Mariani Berutu
Rolaston Napitupulu semasa hidup dalam upacara pengibaran bendera merah putih di SMA Swasta HKBP 1 Tarutung. 

Dari hasil olah TKP dan keterangan saksi yang dihimpun, ia menyampaikan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

"Dimana mobil datang dari arah tarutung menuju sipirok, sedang sepeda motor datang dari arah sebaliknya.

"Sebelum kecelakaan terjadi, mobil melaju dengan kecepatan tinggi sedang mendahului mobil di depannya, dan sepeda motor juga melaju dengan kecepatan tinggi serta mendahului mobil yang ada di depannya," terangnya.

" Kedua kenderaan belum nyaman saat mendahului akibatnya tabrakan terjadi dan mobil pun sempat menyeret sepeda motor," sambungnya.

Akibat peristiwa tersebut, Rolaston Tua Doli Napitupulu mengalami patah pada tangan sebelah kiri,luka pada lengan tangan sebalah kanan dan dagu, serta keluar darah dari mulut dan hidung dan meninggal dunia di tempat kejadian.

Sedangkan adeknya JPN mengalami luka robek pada bagian dagu, bagian pipi sebelah kanan dan pipi sebelah kiri, kening, dan keluar darah dari hidung dan meninggal dunia di tempat kejadian.

"Kedua korban meninggal sudah di bawa ke RSU Tarutung untuk dilakukan visum, sedangkan pengemudi mobil saat ini sudah diamankan di kantor unit laka untuk dimintai keterangan," katanya.

Ratapan Pilu Ayah dan Ibu

Duka menyelimuti Tarutung atas kepergian dua saudara kandung Napitupulu akibat kecelakaan maut lalu lintas. Para pelajar, paskibra hingga kerabat memadati rumah duka.

Rolason Tua Napitupulu (18) dan Jois Napitupulu (16) berkendara dan terlibat lakalantas 'laga kambing dengan angkot' di jalan umum Tarutung – Sipirok Km 02-03, tepatnya di Bondar Sibabiat, Desa Hutabarat Susunggulon, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.

Kedua abang beradik ini akhirnya dikebumikan pada Kamis (16/2/2023).

Sungguh memilukan, ratap tangis sang ibu yang tiada henti saat pembersihan jenazah kedua putranya. Demikian pula sang ayah yang berderai air mata seraya mengelus penuh kelembutan kedua jasad putranya yang telah pergi untuk selama-lamanya.

Secara bergantian, sang ibu "mangandungi" (ratap dalam tangis) pada dua putranya yang sudah terbujur kaku.

Andung-andung sang bunda dan sang ayah ini juga diunggah oleh Nurkaya Napitupulu, saudara perempuan dari kedua korban.

 

Dalam postingannya beberapa jam lalu, Nurkaya Napitupulu pun mengutarakan rasa duka yang sangat mendalam dalam bahasa Batak Toba.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved