Sosok

Kisah Hidup Wilmar Hutahaean, Pebisnis Hotel Berbintang, Pernah Terpaksa Makan Makanan Sisa Orang

Saat ini usaha Wilmar tersebut sudah merambat ke berbagai bisnis seperti Business Hotel, Golf Resort, Waterpark & Theme Park, Property dan lainnya

Penulis: Istiqomah Kaloko |
HO
St. Harangan Wilmar Hutahaean 

TRIBUN-MEDAN.COM - Harangan Wilmar Hutahaean merupakan seorang pengusaha sukses asal Laguboti, Toba, Sumatera Utara.

Harangan Wilmar Hutahaean dikenal sebagai sosok pengusaha yang telah sukses mendirikan sebuah perusahaan bernama Hutahaean Group.

Hutahaean Group ini bergerak di berbagai sektor mulai dari sektor kontraktor, tranportasi, perkebunan, kelapa sawit, dan sebagainya.

Meski demikian, Hutahaean Group ini lebih berfokus pada perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit yang terletak di Kecamatan Dalu-Dalu Kecamatan Tambusai Rokan Hulu, Riau serta di Sumatera Utara.

Sejak didirikan sebagai perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit, perusahaan tersebut kini berkembang dan melakukan diversifikasi ke bisnis lain seperti: Business Hotel, Golf Resort, Waterpark & Theme Park, Property dan lain-lainnya.

Dalam perjalanan karirnya sebagai pengusaha, siapa sangka Harangan Wilmar Hutahaean telah melewati banyak perjuangan untuk mendirikan dan mengembangkan perusahaannya itu.

Harangan Wilmar Hutahaean lahir di Laguboti, 24 Mei 1935. Sejak kecil, Wilmar tenyata sering pindah-pindah sekolah lantaran Ikut sang ayah yang berpindah-pindah tempat kerja.

Namun pada tahun 1946 tepatnya pada saat agresi Militer, sang ayah kemudian meninggal dunia. Sang ibu yang sebelumnya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga terpaksa bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Saat itu, ibu Wilmar Hutahaean bekerja sebagai petani dan juga berdagang.

Pada tahun 1955 setelah lulus sekolah, Harangan Wilmar Hutahaean memutuskan untuk merantau ke Pekan Baru.

Setibanya di Pekan Baru, Wilmar Hutahaean tak langsung mendapatkan pekerjaan. Disana ia sempat menganggur.

Namun dengan jiwa yang pantang menyerah, ia kemudian bertemu dengan seorang karyawan PT Caltex (Perusahaan tambang minyak).

Wilmar yang saat itu masih menganggur kemudian meminta tolong kepada karyawan Caltex tersebut untuk mencarikannya pekerjaan.

Hingga pada suatu waktu, karyawan Caltex itu mengajak Wilmar ke Pakning.

Dalam perjalanan menuju Pakning, Wilmar bertemu dengan seseorang bermarga Pohan. Saat itu, Pohan menawarkan makanan ke Wilmar. Namun Wilmar menolak tawarannya lantaran merasa sungkan, padahal saat itu Wilmar dalam kondisi yang sangat lapar.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved