Catatan Sepak Bola
Erick Thohir dan PSSI dalam Cengkraman Tangan-tangan Jahat
Erick pandai dalam menentukan skala prioritas. Seperti dokter ahli, dia hebat dalam melakukan hipotesa penyakit. Dan ini sudah dibuktikannya.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Sebagai konglomerat yang punya hubungan baik dengan para pebisnis level dunia, terlebih-lebih dengan jabatan sebagai Menteri BUMN pula, kedua program ini, sekali lagi, sangat memungkinkan untuk direalisasikan.
Barangkali yang agak sulit adalah program ketiga. Erick ingin membenahi kualitas wasit yang bertugas di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Kualitas wasit Indonesia, harus diakui, memang buruk. Bahkan kelewat buruk, hingga sering jadi bahan ejekan lantaran seringkali melakukan kesalahan konyol.
Bisakah pembenahan dilakukan? Bisa, dengan syarat semua pihak [tidak hanya Erick Thohir] berkeinginan yang sama. Sudah menjadi rahasia umum bahwa wasit-wasit yang buruk ini “sengaja dipelihara” untuk memuluskan permainan pada mafia pengatur skor.
Mereka buruk, mereka berkualitas rendah, dan mereka butuh uang, hingga dengan demikian mudah dikendalikan. Erick dan kabinetnya mesti bekerja keras untuk memberantas mafia-mafia ini, sampai ke akar-akarnya.
Begitulah, keterpilihan Erick Thohir membawa angin segar. Membawa harapan. Walau jujur saja, harapan ini persentasenya langsung berkurang hanya beberapa jam kemudian lantaran drama yang terjadi di pemilihan Wakil Ketua Umum PSSI.
Pemilihan yang diulang dan pengunduran diri yang membingungkan. Hawa-hawa bahwa PSSI masih berada dalam cengkraman tangan-tangan jahat masih sangat terasa.(t agus khaidir)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Erik3.jpg)