Rumah Subsidi BTN
Ada Rumah Bersubsidi, Panen Buah Pun Kini Bisa Dinikmati Sendiri
BTN memberikan kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah subsidi
Penulis: Truly Okto Hasudungan Purba | Editor: Array A Argus
“Syarat pengajuan KPR bersubdisi bagi pekerja informal relatif tidak rumit dan sama dengan pekerja formal yang sifat pendapatannya sudah fix income. Khusus pekerja informal, selain melihat catatan transaksi keuangan dari bank, calon debitur cukup menyiapkan surat keterangan dari lurah setempat bahwa dirinya adalah wiraswasta,” kata Carly kepada Tribun Medan, Kamis (2/2/2023)
Carly mengatakan, pekerja segmen informal merupakan potensi pasar yang sangat potensial. Untuk menjaring lebih banyak calon debitur dari segmen informal ini, pihaknya telah menjajaki kerjasama dengan berbagai komunitas yang memiliki pekerja dalam jumlah besar seperti komunitas sopir ojek online dan komunitas pedagang pasar tradisional.
“Saat ini masih dalam tahap penjajakan kerjasama. Masih ada poin yang harus disepakati antara kedua pihak. Kami berharap kerjasama ini dapat terwujud,” katanya.
Diakui Carly, potensi kredit bermasalah (macet) menjadi salah satu tantangan yang dihadapi perbankan ketika menyalurkan KPR bersubsidi kepada pekerja segmen informal. Pendapatan yang tidak tetap ataupun lokasi berjualan yang berpindah-pindah menjadi penyebabnya. Selain itu, karakter pekerja segmen informal yang relatif belum mau menabung menjadi penyebab lainnya.
“Karena itulah kami menilai perlu berkolaborasi langsung dengan komunitas-komunitas pekerja. Dengan kerjasama ini, kami merancang angsuran dapat dikumpulkan oleh komunitas dan nantinya secara kolektif angsuran ditransfer ke BTN,” katanya.
Carly menambahkan, sebagai bank dengan lini bisnis utama di pembiayaan perumahan dan mendapat beberapa program pembiayaan perumahan dari pemerintah, pihaknya berkomitmen untuk menjalankan amanah tersebut. Dengan komitmen tersebut, semakin banyak masyarakat khususnya di segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang mendapat kesempatan memiliki rumah bersubsidi.
“Saat ini tantangan BTN ke depan adalah bagaimana tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Apalagi semakin banyak perbankan yang menyalurkan KPR bersubsidi. Secara nasional, market share BTN ada di angka 80 persen dan Sumatera Utara berada di angka 50-60 persen. Dengan berbagai program yang ada, kami berharap market share ini bisa meningkat di masa yang akan datang,” katanya.
Potensi Besar
Sementara itu, Direktur Distribution and Funding PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Jasmin mengungkapkan, saat ini fokus bisnis perbankan masih banyak yang melayani sektor formal, padahal sektor informal potensinya juga sangat besar. Sektor pekerja informal dinilai sebagai segmen yang potensial untuk digarap. Selain karena jumlahnya yang sangat besar, masih banyaknya yang belum mengakses layanan keuangan menjadi tantangan tersendiri bagi bank untuk dicari solusinya bagi pekerja informal.
“Perseroan terus melakukan inovasi membuat berbagai skema agar layanan perbankan bisa dinikmati pekerja informal khususnya penyaluran kredit. Untuk pembiayaan rumah khususnya rumah subsidi sekitar 93 persen dinikmati oleh pekerja formal, sedangkan sektor informal baru 7 persen. Untuk itu BTN terus mencari skema yang bisa mempermudah pekerja informal bisa menikmati pembiayaan dari BTN,” kata Jasmin dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.
Jasmin mengatakan, salah satu skema yang ditawarkan pemerintah dan BTN dalam pembiayaan rumah untuk pekerja informal adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Dengan produk ini, pekerja informal hanya perlu menabung di BTN selama tiga bulan. Setelah memenuhi syarat maka mereka bisa mengajukan permohonan KPR BP2BT.
Untuk meningkatkan penyaluran KPR BP2BT, BTN menggandeng Gojek dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Dua entitas ini memiliki komunitas pekerja informal yang jumlahnya mencapai jutaan anggota.
“Untuk mitra driver Gojek yang memenuhi persyaratan dapat mengajukan permohonan kredit sebanyak 200 ribu orang. Dari jumlah tersebut BTN menargetkan sekitar 30 persen yang dapat dibiayai oleh KPR BP2BT. Sementara jumlah pedagang tradisional yang mencapai lebih dari 12 juta juga merupakan pasar potensial bagi perseroan tidak hanya dalam menyalurkan kredit perumahan subsidi tetapi juga kredit UMKM dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Para pedagang pasar juga bisa menikmati produk Tabungan Bisnis BTN untuk memudahkan transaksi,” papar Jasmin. (top)
| Fakta Seputar Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Senilai Rp 60 M yang Bakal Dibongkar Gubernur Bali |
|
|---|
| Dosen Levi Memang Pecinta Polisi, 2 Kali Pacaran Terakhir Tewas Usai 5 Tahun Bareng AKBP Basuki |
|
|---|
| Hasan Nasbi Bela Jokowi Kasus Ijazah, Pidanakan Roy Suryo cs Demi Jaga Nama Baik: Yakin Bisa Menang |
|
|---|
| Ramalan Zodiak Aries 24 November 2025: Stabil, Optimis dan Penuh Peluang |
|
|---|
| Fakta-fakta Tewasnya Ibu Hamil Irene Sokoy, Respons Gubernur hingga Klarifikasi RS Jelang Melahirkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/BTN-membantu-masyarakat.jpg)