50 Tahun Perhumas, Organisasi Serumpun Berkumpul Menjawab Tantangan Humas

Bertepatan dengan tahun emas ke-50 Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), dilakukan diskusi panel hingga peluncuran buku.

HO/Tribun Medan
Peluncuran buku 50 Tahun Perhumas: Inspirasi Indonesia untuk Maju Bersama. Peluncuran buku oleh Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto bersama Menteri Kominfo Johnny G. Plate, disaksikan Dewan Kehormatan Perhumas Prof. Widodo Muktiyo, Muslim Basya dan salah satu pendiri Perhumas Arifin Pasaribu(15/12/2022). 

Pengalaman serupa juga dialami oleh BPJS Ketenagakerjaan. Terutama dalam menyikapi masih banyaknya mispersepsi di tengah masyarakat mengenai peserta yang dapat menikmati layanan BPJS Ketenagakerjaan dan risiko pekerjaan yang mungkin mereka hadapi.

“Banyak pekerja informal yang menganggap kalau mereka tidak termasuk ke dalam pekerja yang dilindungi,” ujar Deputi Direktur Bidang Hubungan Masyarakat Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun. 

Sebagai jalan keluar, BPJS Ketengakerjaan lantas menyusun strategi komunikasi berbasis riset yang dapat dipersonalisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Kami percaya, setiap orang memiliki cara pendekatan dan strategi komunikasi yang berbeda untuk dapat memahami suatu pesan,” imbuhnya. 

Sementara itu, Ari Respati, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), menyoroti pentingnya membangun ekosistem yang saling terkoneksi.

Entitas yang penting untuk dapat saling terhubung itu meliputi karyawan, konsumen, masyarakat, pemilik usaha/investor, dan pemerintah.

Ia meyakini dengan saling terkoneksinya kelima entitas ini akan menciptakan manfaat yang berkelanjutan. Tidak hanya dari segi bisnis, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Kolaborasi adalah kunci untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang telah lama mati karena pandemi,” katanya.

Menurut Tri Agung Kristanto, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, bicara soal kolaborasi tidak terlepas dari aktivitas dan peran humas.

Nah, salah satu mitra humas dalam berkolaborasi adalah jurnalis. Kolaborasi ini tidak bisa dibangun hanya sebatas hubungan profesional.

Lebih dari itu, harus didasari dengan empati dan interaksi menggunakan hati juga jiwa. Ia meyakini hanya ada satu kolaborasi yang akan berkelanjutan di masa depan.

Hal yang tidak dimiliki oleh mesin, teknologi, bahkan kecerdasan buatan sekali pun. Yaitu, kolaborasi yang dilandasi oleh perasaan yang berasal dari jiwa.

Bangun Insan Humas yang Kompeten, Kompetitif, Kolaboratif dan Menguasai Teknologi

Hari kedua penyelenggaraan Konvensi Humas Indonesia 2022 yang bertepatan dengan hari ulang tahun PERHUMAS ke-50.

Acara dibuka dengan mendengarkan Keynote Speech Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate, yang menitipkan harapan besar kepada PERHUMAS agar selalu menjadi inspirasi bagi Indonesia. Khususnya, dalam mewujudkan bangsa yang semakin digital dan maju.

Di sisi lain, ia menyoroti pentingnya pendekatan soft-power.

Menurut Johnny, dahsyatnya pendekatan soft-power sangat dirasakan pada saat pelaksanaan KTT G20 di Bali pada pertengahan November 2022.

Beragam kebudayaan, kuliner, hingga objek pariwisata yang dihadirkan pada perhelatan itu ternyata mampu menarik perhatian dunia.

Tak terkecuali dalam memberikan pengalaman terbaik dan penuh kesan bagi para delegasi yang datang dari berbagai negara. 

Ini membuktikan diplomasi era digital tidak lagi hanya menekankan pada aksi eksplisit yang bersifat koersi.

Cara-cara humanis melalui pendekatan nilai-nilai budaya, politik, serta kebijakan internasional yang empatik ternyata masih relevan untuk diplomasi masa kini.

“Humas sebagai komunikator publik memiliki peran strategis untuk menyukseskan diplomasi ini,” katanya.      

Dampak humas dalam upaya soft-power ini, menurut Johnny, akan semakin terasa signifikan apabila didukung dengan kemampuan humas dalam memanfaatkan keberadaan teknologi.

Dengan demikian, strategi komunikasi yang dilakukan oleh humas mampu menembus dimensi ruang, bahkan hingga menjangkau internasional.

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga yang hadir secara virtual mewakili Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan pendapat yang sama.

Menurut Arya humas berperan mendekatkan persepsi publik kepada realitas organisasi.

Ia meyakini dukungan teknologi dapat membantu humas untuk membawa realitas tersebut lebih dekat lagi.

“Apalagi saat ini humas ibarat tulang punggung bagi organisasi dalam membangun citra dan reputasi,” katanya seraya menyapa para hadirin melalui layar secara virtual. 

Acara dilanjutkan dengan peluncuran buku 50 Tahun PERHUMAS: Inspirasi Indonesia untuk Maju Bersama.

Sebuah persembahan PERHUMAS kepada negeri mengenai sepak terjang perjalanan PERHUMAS dan capaian profesi humas di Tanah Air.

Peluncuran buku oleh Ketua Umum PERHUMAS Boy Kelana Soebroto bersama Menteri Kominfo Johnny G. Plate, salah satu pendiri PERHUMAS Arifin Pasaribu, serta Dewan Kehormatan PERHUMAS Muslim Basya dan Prof. Widodo Muktiyo. 

Di hadapan para peserta dan tamu undangan, Sekretaris Umum BPP PERHUMAS Benny Siga Butarbutar didampingi oleh Wakil Sekretaris II PERHUMAS Emmy Kuswandari menyampaikan bahwa latar belakang pembuatan buku ini berangkat dari belum adanya catatan tertulis mengenai sejarah profesi humas di Indonesia.

Padahal, buku memiliki manfaat yang abadi dan dapat dinikmati sepanjang masa.  

Hanya dalam kurun waktu tiga bulan, buku setebal 400 halaman ini rampung dibuat.

Buku ini berisi rangkuman lengkap catatan perjalanan PERHUMAS melintasi waktu, bertumbuh, berkontribusi, dan menjaga komitmennya menjadi barometer bagi insan kehumasan yang profesional dan beretika.

Buku 50 Tahun PERHUMAS: Inspirasi Indonesia untuk Maju Bersama juga menjelaskan tentang semangat juang humas dalam membangun kapasitas dan kualitasnya dari yang awalnya hanya dianggap sebagai pemadam kebakaran gingga menjadi unit yang memiliki fungsi strategis serta mampu berkontribusi dalam menentukan arah juga reputasi institusi. 

Konvensi Humas Indonesia hari kedua menghadirkan tiga sesi gelar wicara.

Sesi pertama mengangkat tema “Inovasi Pemanfaatan Teknologi” dengan tiga narasumber, antara lain Head of Industry Meta Indonesia Aldo Rambie, Entrepreneur dan Content Creator Pangeran Jaksel Ranggaz Laksmana, AVP Product Development Transaction Banking Cash Management Bank Mandiri Clint Perdana, dengan Dewan Pakar PERHUMAS Yoris Sebastian sebagai moderator.

Sesi kedua mengupas tentang ESG dan DEI untuk Ekonomi Berkelanjutan dengan narasumber Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini, EVP-Government Relations, External Affairs and Corporate Communications Freeport Indonesia Agung Laksamana, Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, Executive Director Rajawali Foundation Agung Binantor dipandu oleh Dewan Pakar PERHUMAS Nia Sarinastiti sebagai moderator.  

Sementara di sesi ketiga membahas tema “Enhance Nation Reputational Building” dengan pembicara Huddersfield Business School Prof. Anne Gregory, The University of Nottingham Dr. Bagus Muljadi, President of Global Alliance Justin Green, Chief for Global Alliance Asia Pacific Jaffri Amin Osman, dengan dipandu oleh Wakil Ketua Umum PERHUMAS Marlene Danusutedjo sebagai moderator,.

Puncak acara ditutup dengan penyampaian Rekomendasi Strategis PERHUMAS.

Lalu, dilanjutkan dengan penyerahan apresiasi bagi para insan humas berprestasi dan berdedikasi yang dikemas dalam Anugerah PERHUMAS dan PERHUMAS Excellence Awards.

(*/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved