50 Tahun Perhumas, Organisasi Serumpun Berkumpul Menjawab Tantangan Humas

Bertepatan dengan tahun emas ke-50 Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), dilakukan diskusi panel hingga peluncuran buku.

HO/Tribun Medan
Peluncuran buku 50 Tahun Perhumas: Inspirasi Indonesia untuk Maju Bersama. Peluncuran buku oleh Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto bersama Menteri Kominfo Johnny G. Plate, disaksikan Dewan Kehormatan Perhumas Prof. Widodo Muktiyo, Muslim Basya dan salah satu pendiri Perhumas Arifin Pasaribu(15/12/2022). 

Pada akhirnya kita dapat mencapai tujuan yang lebih besar. Yakni, menjadi humas untuk bangsa ini,” katanya yang hari itu menyapa peserta KHI secara virtual.

Kolaborasi Komunikasi untuk Indonesia Maju 

Saat ini aksi kolaborasi bukan lagi sebagai opsi, melainkan aspek penting strategi komunikasi.

Kolaborasi ini pula yang menjadi salah satu isu yang mengemuka di acara Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2022, agenda yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (14/12/2022). 

Di sesi pembuka bertajuk “Kolaborasi untuk Indonesia Maju” yang dipandu oleh Glory Oyong dari BPP PERHUMAS ini menghadirkan empat pembicara.

Mereka adalah Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir, Deputi Direktur Bidang Hubungan Masyarakat Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Ari Respati, serta Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto. 

Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi pelajaran luar biasa betapa pentingnya kolaborasi.

“Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang mampu mengatasi pandemi seorang sendiri,” katanya.

Hal itu pula yang dirasakan oleh induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma, ketika ditunjuk pemerintah sebagai penyedia vaksin Covid-19. 

Menurut Honesti, kesuksesan melawan pandemi tidak terlepas dari aksi kolaborasi antarlembaga dan instansi untuk memastikan program vaksinasi dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.

Namun, entitas yang paling esensial dalam program vaksinasi ini sebenarnya adalah masyarakat itu sendiri.

"Tidak mudah mengedukasi masyarakat, apalagi banyak stigma negatif mengenai vaksin,” katanya. 

Dari pengalaman itu, ia menyadari upaya komunikasi tidak cukup hanya memanfaatkan sumber daya internal pemerintah.

Sebaliknya, perlu pendekatan yang beragam untuk menjangkau audiens dari berbagai macam latar belakang.

Salah satunya dengan mengajak influencer untuk turut andil mengedukasi dan mengampanyekan vaksin.  

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved