Tawuran Pelajar
Mantan Ketua Geng Motor Dalangi Pembunuhan Pelajar SMK Negeri 9 Medan, Pelaku Menjabat Ketua Desa
Mantan ketua geng motor jadi dalang pembunuhan pelajar SMK Negeri 5 Medan, Eko Farid Azam
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Aksi brutal tawuran pelajar yang menewaskan siswa SMK Negeri 9 Medan bernama Eko Farid Azhar ternyata didalangi mantan ketua geng motor Simple Life.
Adapun mantan ketua geng motor yang mengakomodir penyerangan terhadap Eko Farid Azhar bernama Risky Martin Luther atau Martin.
Martin mengomandoi teman-temannya untuk menyerang kelompok Eko Farid Azhar.
Pelaku pernah sekolah di SMA Eka Prasetya
Kapolrestabes Medan, Kombes Valentino Alfa Tatareda mengatakan, pihaknya mengamankan lima tersangka utama pembunuhan pelajar SMK Negeri 9 Medan.
Adapun para pelakunya yakni Steven Douson Arial alias Padang berstatus di bawah umur, Risky Martin Luther alias Martin.
Baca juga: INILAH 5 Pelajar Pembunuh Siswa SMK Negeri 9 Medan, Resmi Jadi Tersangka
Baca juga: TEWAS DIBACOKI, Pemakaman Siswa SMK Negeri 9 Medan Penuh Haru, Pelaku Utama Langsung Ditangkap
Kelvin Elgrasion Sireger, Joey Septian Syahputra dan Agung Lesmana Nasution.
Saat dihadirkan dalam gelar pemaparan di Polrestabes Medan, terungkap bahwa kasus penyerangan disertai pembunuhan ini karena adanya dugaan dendam.
Antara pihak korban dan pelaku sebelumnya diduga sudah pernah terlibat perselisihan.
"Dari hasil penyelidikan sementara, pemicu tawuran ini karena sebelumnya sudah ada kejadian-kejadian yang mengakibatkan dendam antara sekolah-sekolah ini," kata Kapolrestabes Medan, Minggu (28/11/2022).
Baca juga: MANTAN Ketua Genk Motor Ini Ternyata Dalang Tawuran yang Sebabkan Pelajar SMKN 9 Tewas di SPBU
Ia mengatakan, akibat adanya dendam, para pelaku kemudian merencanakan penyerangan.
"Memang sudah merencanakan untuk tawuran antar sekolah," kata Valentino Kombes Valentino Alfa Tatareda.
Dalam kesempatan itu, Kapolrestabes Medan sempat menginterogasi Martin.
Ia merupakan otak di balik aksi penyerangan terhadap siswa SMK Negeri 9 Medan.
Baca juga: 4 Pelajar yang Bacok Siswa SMKN 9 saat Hari Guru Ditangkap, Pelaku Habisi Korban Pakai Celurit
Baca juga: POTRET sebelum Pelajar Tewas Tergeletak di SPBU Mengeluarkan Banyak Darah Akibat Tawuran
"Coba kamu jelaskan, kamu ketua geng motor ya," tanya Kapolrestabes Medan.
Martin menjawab, bahwa dia pernah menjadi ketua tingkat desa.
Ia memimpin Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang.
"Saya mantan ketua SL (Simple Life). Karya 5," kata Martin.
Penasaran, Kapolrestabes Medan bertanya, apakah geng motor ini memiliki pimpinan di atasnya.
"Ketua SL desa? Di atasnya apa ada lagi cabang - cabang?" tanya Kapolrestabes lagi.
Baca juga: PELAJAR Tewas Korban Tawuran Sempat Pamit ke Teman Sekelas: Aku Mau Pergi, Kalian Baik-baik
"Ada cabang - cabang," tutur Martin.
"Sudah enggak lagi kau ketua? Jadi sekarang siapa ketuanya," tanya Kapolrestabes.
"Josua pak," beber Martin.
Diketahui, Martin yang saat ini berusia 20 tahun, dan menjadi dalang penyebab tawuran tersebut.
Martin merupakan alumni dari SMA Eka Prasetya.
Baca juga: SIKAP Tak Biasa Pelajar yang Tewas Dibacok Saat Terlibat Tawuran, Sempat Pamit ke Teman Sekelas
Ia mengakomodir rekan-rekannya untuk melakukan tawuran dengan sekolah SMK Negeri 9 Medan.
Sementara itu, Steven Douson Arial alias Padang berperan sebagai orang yang melakukan pembacokan terhadap korban hingga meninggal dunia.
Padang sempat bersekolah di SMA Eka Prasetya.
"Untuk kejadian tersebut ada lima orang yang sudah kami amankan, kami menangkap satu pelaku atas nama P yang merupakan pelaku utama pembacokan," ujar Valentino.
Baca juga: Dua Pelajar Dibacoki, Pelaku Masih Berkeliaran, Polres Sergai Koordinasi dengan Polresta Deliserdang
Dikatakannya, Padang menebas paha kiri korban dengan menggunakan celurit hingga menyebabkan korban bersimbah darah dan tewas.
"Korban melarikan diri ke SPBU, dan di situ terjadi penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia, karena dibacok," ucapnya.
Pemakaman penuh haru
Lantunan ayat suci Al-Quran dan doa terus berkumandang di rumah duka Eko Farid Azam (16), siswa SMK Negeri 9 Medan, yang tewas dibantai pelajar dari sekolah lain di sebuah rumah di Jalan Pasar V, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Sabtu (26/11/2022) siang sekira pukul 12:00 WIB.
Selangkah demi selangkah, jenazah korban tawuran ini diangkat menggunakan kereta mayat dibalut kain berwarna hijau.
Setiap langkah pemandu mayit diiringi isak tangis ibu korban, Reni.
Reni nampak lemas tak kuasa melihat jenazah anak semata wayangnya diangkat ke mobil ambulans menuju liang lahat.
Wanita yang mengenakan mukena berwarna putih ini merupakan tunawicara.
Melihat raut wajahnya, ia seolah ingin menjerit sejadi-jadinya melihat jenazah almarhum Eko Farid.
Baca juga: Pelajar Tewas Korban Tawuran di Medan Sempat Pamit ke Teman Sekelas: Aku Mau Pergi,Kalian Baik-baik
Baca juga: Sebelum Tewas Dibacok, Korban Tawuran Sempat Minta Maaf ke Wali Kelasnya di Momen Hari Guru
Namun, teriakan itu tak mampu ia lampiaskan.
Ia hanya bisa memeluk tetangganya yang berusaha menenangkan nya.
Reni merupakan orang tua tunggal.
Sejak ditinggal suaminya, ia merawat anaknya seorang diri bekerja serabutan.
Kadang ia bekerja sebagai juru cuci pakaian rumah ke rumah.
Melihat anaknya tewas mengenaskan dibantai, sejak jenazah tiba pada Sabtu dinihari, ia tak henti-hentinya menangis.
Baca juga: Kronologi Tewasnya Pelajar saat Tawuran di Hari Guru, Korban Dibacok saat Terjatuh dan Sempat Lari
Baca juga: Pelajar Tewas Bersimbah Darah di SPBU Helvetia, Korban Terlibat Tawuran di Hari Guru
Di rumah duka, rekan-rekan korban yang datang juga tampak bersedih.
Mereka menangis sejadi-jadinya melihat jenazah teman satu sekolahnya yang dikenal baik dibawa menggunakan keranda mayat.
Rohaya Naibaho, wali kelas korban di SMK Negeri 9 Medan merasa salah satu orang yang terpukul atas kepergian Eko Farid Azam.
Jumat 25 November sore sekitar pukul 16:00 WIB handphonenya berdering. Pesan masuk melalui grup WhatsApp terus menerus mengabarkan Eko Farid tewas mengenaskan dibantai bersimbah darah di sebuah SPBU di Jalan Kapten Sumarsono Medan.
Kaget bukan kepalang, ia langsung lemas mendapat kabar murid yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri meninggal.
Saat ditemui di rumah duka, Rohaya nampak menangis sejak tiba hingga keluar dari rumah duka.
Matanya merah berlinang air mata sambil disapu menggunakan tisu.
Sambil menangis tersedu-sedu Rohaya menjelaskan dirinya sempat bertemu dengan korban saat perayaan hari guru di SMKN 9 Medan atau beberapa jam sebelum Eko tewas.
Saat pertemuan itu almarhum Eko Farid sempat meminta maaf dan mengalaminya karena tak bisa memberi kado ke Wali Kelasnya di momen hari guru Nasional.
Seketika Rohaya langsung memeluk remaja malang yang ditinggal ayahnya sejak kecil ini.
"Baru semalam dia salam saya, dia minta maaf tidak memberikan kado di hari guru. Jadi saya peluk, bilang 'kebaikanmu saja sudah merupakan suatu kado luar biasa bagi ibu'," kata Rohaya Naibaho, di rumah duka Jalan Pasar V, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Sabtu (26/11/2022).
Sebelum pertemuan terakhir antara Rohaya dengan Eko Farid Azam, korban sempat mendesak Rohaya masuk kelas.
Padahal, kata dia, kala itu dirinya sedang cuti dan berada di luar kota.
Korban mengancam tak masuk kelas dan ikut upacara hari guru jika Rohaya tak datang.
Mengetahui harapan murid kesayangannya itu, Rohaya pun menuruti dan ikut merayakan hari momen yang menjadi pertemuan terakhirnya dengan korban.(tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/geng-motor-Simple-Life-dalang-penyerangan.jpg)