Diberikan Kesempatan Oleh Hakim, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Minta Maaf ke Ayah-Ibu Brigadir J

Samuel Hutabarat ditanya Jaksa terkait kondisi jenazah Brigadir J saat tiba di Jambi.

Ia kemudian menceritakan dari awal hingga akhir Birgadir J dimakamkan hingga menunjuk Kamaruddin Simanjuntak jadi kuasa hukumnya. Sementara, Rosti Simanjuntak tampak menangis menceritakan soal kematian anaknya, Brigadir J. 

Rosti tak bisa menahan tangisnya.

Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo terlihat beberapa kali menundukkan pandangannya saat orangtua Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) memasuki ruang persidangan hingga memberikan kesaksian.

Berdasarkan pengamatan dari tayangan Kompas TV , beberapa kali pandangan mata Ferdy Sambo menatap ke arah Rosti.

Namun, pandangan tersebut hanya beberapa saat saja sebelum pindah ke pandangan lainnya.

Ferdy Sambo juga seringkali menatap diam ke arah jaksa penuntut umum (JPU) dan seperti menghindari beradu mata dengan Rosti.

Begitu juga halnya dengan Putri Candrawathi, tampak mengalihkan penglihatannya.

Sementara, Ibunda Brigadir J terus tak bisa menahan tangisnya saat memberikan keterangan.

Rosti juga tampak gelisah dan merasa geram melihat sikap kedua terdakwa. 

Setelah kedua orangtua Brigadir J memberikan kesaksian, Majelis Hakim mempersilakan kedua orangtua Brigadir J menyampaikan pesan kepada kedua terdakwa.

Samuel Hutabarat, tampak menyampaikan pesan menohok ke Ferdy Sambo sebagai laki-laki, ayah, dan kepala rumah tangga. Bahkan seorang jenderal.

Samuel mengumpamakan, seandainya posisi Sambo ditarik ke dirinya, apa yang dilakukan. Apakah langsung menghabisi nyawa orang?

Seandainya pun anaknya Bigadir Yosua bersalah, apa mesti diperlkukan dengan sesadis itu?

Sama halnya dengan Rosti Simanjuntak, ia memberikan pesan ke Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. 

Ibunda Brigadir J, minta keduanya bertobat. Apalagi Putri Candrawathi sebagai perempuan dan ibu, seharusnya memberikan yang terbaik agar bisa dicontoh anak-anaknya.