Anak Wakil Ketua DPRD Labura Dilaporkan atas Dugaan Rudapaksa, Korban Trauma dan Kronologi Kejadian

Diungkapkannya, menutur pengakuan dari korban yang didapat, pelaku telah melakukan perbuatan asusila itu sebanyak dua kali dan di lokasi yang berbeda.

"Pengakuannya sempat di dalam mobil dan di rumah pelaku di kawasan Medan Johor," bebernya.

Ia pun berharap, kepada pihak kepolisian agar segera menangkap pelaku yang masih berkeliaran.

Baginda menambahkan, pasca dari kejadian itu korban juga mengalami truama berat dan menolak untuk bersekolah.

"Untuk saat ini korban berhenti sekolah karena trauma. Kalau terakhir gelar, kami minta SP KAP karena sudah terlalu lama kasus ini," katanya.

Sementara itu, Paman terlapor, Rusli saat diwawancarai masih enggan berkomentar.

"Belum bisa komentar kita, nanti kita telpon karena itu masih proses pembicaraan, nanti kalau ada perkembangan kita kabari," pungkasnya.

Korban Trauma dan Tak Mau Bersekolah

Kasus dugaan rudapaksa yang melibatkan anak wakil DPRD Labura, berinisial AS (20) masih bergulir di meja penyidik.

Kasus yang dilaporkan pada tanggal 15 Juli 2022 silam itu pun belum memiliki titik terang, dan pelaku masih berkeliaran.

Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan, AKP Madianta Ginting ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, nggak berbicara banyak.

"Nanti dicek dulu ya," katanya singkat sambil menutup telponnya, Senin (31/10/2022).

Menurut Kuasa Hukum korban, Baginda P Lubis mengatakan bahwa setelah kejadian, korban berinisial IS yang saat kejadian masih berusia 16 tahun masih mengalami trauma beratnya.

"Korban trauma dan tidak mau lagi bersekolah setelah kejadian itu," ucapnya.

Korban Dua Kali Dicabuli

Ia menceritakan bahwa, peristiwa yang menimpa korban terjadi dua kali di tempat yang berbeda.

Kejadian itu terjadi sekitar bulan Juni 2022 silam.