JKN-KIS Setia Temani Penderita Gagal Ginjal Cuci Darah Selama 8 Tahun

Sejak saat itu, Fredy tak boleh bekerja terlalu berat. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah membantu sang ibu yang membuka kedai kelontong.

“Saya sempat hipertensi juga. Karena waktu itu saya sering pulang kerja malam,” terangnya.

Sejak divonis gagal ginjal, Fredy tak hanya rutin cuci darah, tapi juga rutin mengonsumsi obat-obatan.

Untung saja, obat-obatan yang dikonsumsi Fredy juga gratis ditanggung BPJS Kesehatan.

“Sangat terbantu sekali lah saya berkat JKN-KIS ini. Prosesnya di awal pun tidak sulit. Semuanya begitu mudah,” terang Fredy.

Ia berharap, kedepannya BPJS Kesehatan tetap mempertahankan pelayanan prima seperti sekarang ini.

Sehingga semua peserta, terkhusus penderita penyakit kronis seperti Fredy bisa terlindungi dan mendapat jaminan kesehatan yang layak.

Apa yang disampaikan Fredy juga dirasakan oleh Titus Gea (25).

Penderita gagal ginjal ini juga sudah delapan tahun melakukan cuci darah.

Beruntung, Titus merupakan peserta JKN-KIS. Semua biaya cuci darah Titus ditanggung BPJS Kesehatan.

“Sangat terbantu sekali lah dari segi biaya. Kebetulan saya ini kan peserta JKN-KIS kelas II,” kata Titus.

Ia mengatakan, selama delapan tahun ini, JKN-KIS senantiasa mendampinginya dalam menjalani pengobatan.

Titus berharap, BPJS Kesehatan tetap memberikan pelayanan terbaiknya seperti apa yang dirasakan sekarang.

Senada pula disampaikan Tito Wibowo (27) warga Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang.

Meski dirinya dalam kondisi sehat, Tito tetap rutin membayar iuran JKN-KIS.