Ngopi Sore
Putri Candrawathi Istri Irjen Sambo, Korban atau Monster?
Fakta demi fakta baru bermunculan dan makin ke sini makin menjauhkan Putri dari posisi korban. Berturut-turut kebohongan lain terkuak.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Kasus kematian Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, terus melesat liar. Teranyar, polisi menetapkan Putri Candrawathi alias PC, istri dari Irjen Ferdy Sambo, sebagai tersangka.
Pasal yang dikenakan kepadanya sama dengan sang suami, 340 KUHP: pembunuhan berencana.
Apakah lesatan liar ini mengejutkan? Putri sejak awal kasus bergulir, ditempatkan, atau barangkali "menempatkan diri" sebagai korban. Ia mengaku menjadi korban pelecehan Brigadir J.
Seperti apa bentuknya tidak ada yang tahu, tapi, siapa pun yang mendengarnya niscaya akan membayangkan hal yang gawat sekali.
Parameternya, jika tak gawat, rasa-rasanya tidak mungkin membuat seorang perwira tinggi polisi yang sangat berpengalaman sampai kehilangan kewarasan: melakukan pembunuhan di rumah dinasnya sendiri.
Ternyata, pengakuan ini adalah kebohongan. Paling tidak, tim khusus bentukan Kepala Polri, tak menemukan bukti bahwa pelecehan itu benar terjadi.
Sampai di sini, satu pertanyaan muncul, kenapa Putri berbohong. Berbagai teori (konspirasi) menyeruak. Namun sejauh itu, para pengampu masih berdiri terpisah di dua kubu yang masing-masing menempatkan Putri Candrawathi sebagai korban atau pelaku. Dalam hal ini, sebagai pelaku, ia berperan membantu pelaku utama [persisnya ‘pelaku-pelaku’] memuluskan eksekusi terhadap Brigadir J.
Kemudian muncul kubu ketiga yakni mereka yang justru mencurigai Putri sebagai otak pembunuhan. Jumlahnya kecil, dan sempat ditertawakan lantaran "teori" yang diusung dinilai konyol. Iya, kubu ini mendekatkan peristiwa ini dengan kisah cinta segitiga Futhifar, Yusuf, dan Zulaikha.
Futhifar atau Potifar, merupakan seorang pembesar kerajaan di Mesir (bekerja untuk Firaun), beristerikan Zulaikha, dan Yusuf bin Yakub, seorang pemuda tampan yang kelak dianggat derajatnya menjadi nabi, tinggal di rumah mereka sebagai hamba sahaya.
Kisah ini sudah sangat terkenal; termaktub dalam Taurat, Injil, dan Alquran [pada Injil hanya disebut 'Istri Potifar'], dan rasa-rasanya hampir tak ada yang tidak tahu bagaimana alur dan akhirnya.
Zulaikha menyukai Yusuf, menggodanya dengan berbagai daya upaya, Yusuf menolak, Zulaikha marah dan melancarkan fitnah keji dengan menunjukkan pakaian yang sobek sebagai bukti. Futhifar tersulut emosi lalu menjebloskan Yusuf ke penjara.
Kekuasaan yang besar sebagai orang kepercayaan Firaun, membuat Futhifar dapat menyetir dan mengarahkan para hakim pengadilan untuk abai pada fakta dua fakta sahih: sebutir apel dan baju Yusuf robek dari arah belakang.
Para pengampu teori ketiga menyebut nasib Brigadir J tidak sebaik Yusuf. Terlepas, tentu saja, J bukan seorang nabi, setidaknya jika berpegang pada pengakuan awal Putri Candrawathi, emosi Irjen Sambo yang meledak membuatnya kehilangan nyawa. Pistol menyalak dan lima peluru melubangi tubuhnya yang di beberapa bagian lain juga rusak.
Teori ini sudah barang tentu menjadi yang paling tidak populer di kalangan pihak-pihak yang bersimpati pada Putri. Mereka bersikukuh menempatkannya sebagai korban. Terlebih-lebih setelah mencuat informasi bahwa tekanan besar yang dihadapinya membuat perempuan itu terguncang. Psikologisnya terganggu berat.
Nyatanya, fakta demi fakta baru bermunculan dan makin ke sini makin menjauhkan Putri dari posisi korban. Setelah kegagalan pembuktian pengaduan pelecehan (yang hampir secara umum dipandang berkaitpaut dengan seksual), berturut-turut kebohongan lain terkuak, hingga memuncak pada penetapan tersangka. Polisi menduga Putri terlibat dalam tindakan pidana pembunuhan berencana.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Putri-Candrawati-saat-di-wawancara-beberapa-waktu-lalu.jpg)