MENGENAL Grup Salim Dulu Pernah Lepas BCA, Bangun Bisnis Perbankan, Sektor Ritel hingga Sawit

Grup Salim pernah menjadi pemain berpengaruh di bisnis perbankan Tanah Air ketika masih memiliki PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Editor: Salomo Tarigan
via tribunnews
Bos Grup Salim Anthony Salim 

TRIBUN-MEDAN.com - Grup Salim pernah menjadi pemain berpengaruh di bisnis perbankan Tanah Air ketika masih memiliki PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Namun, grup usaha ini harus melepas kepemilikannya di BCA dan kemudian dibeli Grup Djarum saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998.

Baca juga: Bocoran dari Intelijen, Rusia Ternyata Ingin Pecah Ukraina Seperti Korea Utara dan Selatan

Kini, Grup Salim berupaya membangun kembali kerajaan bisnisnya di sektor keuangan dengan terus mengoleksi saham Bank Mega (MEGA) melalui sejumlah anak perusahaannya.

Merujuk publikasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Indolife Pensiontama, perusahaan asuransi jiwa Grup Salim, memegang 568,63 juta lembar saham setara 8,17 persen.

Anak usaha Salim Group lainnya, Megah Eraraharja yang menjadi perusahaan pengendali Indoritel Makmur Internasional (DNET) memegang 539,86 juta lembar saham sebanyak atau 7,75 persen saham di Bank Mega.

Kemudian, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga memegang 503,64 juta lembar saham setara 7,23 persen saham di Bank Mega.

Baca juga: Daftar Harga Minyak Goreng di Alfamart - Indomaret Hari Ini 28 Maret, Bimoli, SanCo, Filma, Tropical

Anak usaha Grup Salim lainnya, Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) memegang 355,59 juta lembar saham atau 5,11 persen saham di Bank Mega.

Sebelumnya, kehadiran Grup Salim di Bank Mega hanya lewat Indolife Pensiontama dengan kepemilikan saham sebesar 5,7 persen. Selain itu.

Grup Salim juga mengempit 1,33 miliar saham Bank Ina Perdana (BINA) atau setara dengan 22,47 persen.

Baca juga: Akses Hasil SNMPTN 2022 yang Akan Diumumkan, Berikut Cara Cek Hasil Seleksi SNMPTN 2022

Anthony Salim juga memiliki 5,51 miliar lembar saham atau setara 9 persen saham di Elang Mahkota Teknologi (EMTK).

EMTK melalui Elang Media Visitama memiliki saham dominan di Bank Fama Internasional. Secara tidak langsung Grup Salim mengantongi saham di Bank Fama lewat Anthony Salim.

Ekonom yang juga pakar keuangan dan pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai semakin kuatnya kehadiran Grup Salim bakal memberikan sentimen positif baik bagi saham maupun kinerja Bank Mega.

Baca juga: BABAK BARU Yusril Ihza Mahendra Gugat Syarat Ambang Batas Pencalonan Presiden

“Akan bagus karena Salim Group adalah grup besar yang kuat pendanaan dan jaringannya sekaligus punya pengalaman dalam bisnis perbankan hingga saat ini. Sebelumnya juga sempat membesarkan BCA,” ujar Budi kepada Kontan.co.id pada Minggu (27/3/2022).

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menilai langkah Grup Salim masuk ke beberapa bank kecil hingga besar sebagai langkah membentuk ekosistem perbankan.

Terlebih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mendorong pembentukan kelompok usaha bank (KUB) guna memperkuat industri perbankan Indonesia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved