Viral Medsos

Saat Kondisi India Memprihatinkan, China Malah Samakan Foto Api Pembakaran Mayat dengan Api Ini. . .

Foto ini diunggah oleh Komisi Sentral Urusan Politik dan Hukum dari PKC di akun Weibo, media sosial yang mirip dengan Twitter

Editor: AbdiTumanggor
NTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI
Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) membawa kayu untuk menyiapkan tiang pemakaman untuk korban penyakit virus corona (COVID-19) selama kremasi massal di krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021).(ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Partai Komunis China (PKC) telah menghapus postingan kontroversial di akun media sosialnya, yang membandingkan api dari peluncuran pesawat ulang-alik China dengan asap dari pembakaran mayat Covid-19 di India.

Akun itu memuat dua foto berdampingan yang menunjukkan peluncuran modul utama Tianhe yang merupakan bagian dari stasiun luar angkasa China, dengan gambar dari kremasi massal di India.

"China menyalakan api dibandingkan dengan India menyalakan api," demikian keterangan foto dalam postingan tersebut.

Foto ini diunggah oleh Komisi Sentral Urusan Politik dan Hukum dari PKC di akun Weibo, media sosial yang mirip dengan Twitter.

Ribuan pengguna Weibo kemudian mengeritik postingan yang dianggap 'tidak pantas' tersebut. Lima jam kemudian postingan itu telah dihapus.

"Mayoritas yang meninggal itu berasal dari golongan terendah di India, yang menderita karena tidak adanya tindakan dari pemerintah India," tulis seorang pengguna Weibo, Laowujiadetianxin.

"Warga India harus bersatu," tambahnya.

Inilah unggahan sejumlah akun resmi lembaga pemerintah China yang mengejek tragedi Covid-19 India dengan membandingkan "China menyalakan api versus India menyalakan api". Kedua unggahan ini telah dihapus, menyusul kecaman dari para pengguna media sosial di China. (Sumber: Weibo)

Ketegangan antara China dan India - dua negara dengan penduduk terbesar di dunia - meningkat dalam setahun terakhir, khususnya berkenaan dengan sengketa perbatasan di daerah pegunungan Himalaya.

Selain itu juga didorong oleh meningkatnya sentimen nasionalistis di masing-masing negara.

Beberapa pengguna Weibo lainnya menunjukkan sikap tidak simpatik terhadap apa yang terjadi di India sekarang ini, mengaitkan krisis Covid-19 dengan sengketa perbatasan.

"Saya selalu merasa bahwa negara kita terlalu lunak dan terlalu baik terhadap India," tulis seorang pengguna Weibo.

"India tidak tahu bagaimana menghargai kita," katanya.

Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) membawa kayu untuk menyiapkan tiang pemakaman untuk korban penyakit virus corona (COVID-19) selama kremasi massal di krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021).
Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) membawa kayu untuk menyiapkan tiang pemakaman untuk korban penyakit virus corona (COVID-19) selama kremasi massal di krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021).(ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI)

Kini telah dihapus, walau dianggap tidak sensitif

Bahkan, akun resmi Kementerian Keamanan Publik China pada Jumat (30/4/2021) juga mengunggah gambar terpisah yang membandingkan “gunung dewa api” – sebutan bagi rumah sakit yang dibangun untuk memerangi Covid-19 di Wuhan – dengan sebuah kremasi massal di India.

Sejumlah pengguna media sosial dilaporkan mengomentari unggahan-unggahan tersebut sebagai “bermasalah secara moral”.

Kedua unggahan itu dihapus setelah banyak pengguna Weibo di China mengekspresikan kemarahan mereka atas unggahan yang dinilai tak sensitif itu.

Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times yang didukung oleh Partai Komunis, juga mengecam unggahan tersebut dengan mengatakan, “Saya pikir tak pantas bagi akun media sosial institusi resmi atau lembaga berpengaruh China mengejek India saat ini.”

“Mereka seharusnya menjunjung tinggi panji-panji kemanusiaan saat ini, menunjukkan simpati bagi India, dan dengan tegas menempatkan masyarakat China pada landasan moral yang tinggi,” ujar Xijin.

Tensi sentimen nasionalisme antara kedua negara itu meningkat akibat perselisihan menyoal perbatasan sepanjang 3.380 kilometer di kawasan Himalaya.

Sejumlah pihak menilai pertempuran India melawan Covid-19 sebagai kesempatan bagi China untuk meredakan ketegangan dengan tetangganya itu.

“Kami harap semua orang memberi perhatian pada pemerintah China dan opini publik umum yang mendukung perjuangan India melawan epidemi,” kata juru bicara kementerian luar negeri China menyusul penghapusan unggahan-unggahan tak sensitif itu seperti dikutip dari Bloomberg.

Kasus Meningkat Terus

Kasus Covid-19 di India terus meningkat dalam sepekan terakhir, dengan angka terbaru sudah melebihi 20 juta kasus, dan lebih dari 215 ribu kematian.

Namun menurut para pakar, jumlah kasus dan kematian kemungkinan lima atau 10 kali lebih tinggi dari angka resmi.

Hari Sabtu, kasus penularan mencapai 401.993 atau yang tertinggi di dunia dalam satu hari.

Sementara itu China hari Minggu hanya melaporkan adanya 11 kasus baru di seluruh negeri itu.

Shen Yi, seorang akademisi dari Fudan University di Shanghai, memuji foto yang diunggah akun PKC itu.

"Kita harus menunjukkan kemarahan kepada India," tulis Shen Yi di Weibo.

Namun Hu Xijin, editor tabloid Global Times yang biasanya bersikap sangat nasionalistis, tidak sependapat.

Hu Xijin mengatakan seharusnya media resmi pemerintah China "menunjukkan sikap simpatik kepada India".

"Saya kita ini tidak pantas dibuat oleh sebuah akun resmi," katanya.

Baca juga: Amerika Kirim Kapal Induk, Peringatkan China Jangan Macam-macam Terhadap Filipina dan Taiwan

Baca juga: Asia Tenggara di Ambang Perang Gegara Sengketa Laut China Selatan, Menhan AS Telepon Menhan Prabowo

Baca juga: SAAT India Babak Belur Dihajar Covid-19, China Malah Manfaatkan Situasi Menguasai Wilayahnya

Sementara itu Duta Besar China untuk India Sun Weidong mengatakan kepada media pemerintah China bahwa negeri itu sudah mengirimkan 5000 ventilator dan 21.569 generator oksigen ke India dalam beberapa bulan terakhir.

"Sepanjang yang saya ketahui, perusahaan-perusahaan China sudah mempercepat produksi sedikitnya 40 ribu generator oksigen, yang diminta oleh pihak India, dan mereka bekerja secepat mungkin untuk menyelesaikannya," kata Sun yang dikutip dari Kompas.com:Akun Resmi Partai Komunis China Bandingkan Peluncuran Roket dengan Kremasi Massal India

"Banyak perusahaan Cihna dan juga organisasi swasta menggunakan jalur mereka masing-masing untuk membantu India."

ABC sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri China dan India untuk mendapatkan komentar resmi.

Kerabat membawa mayat seseorang yang meninggal karena COVID-19 ketika beberapa tumpukan kayu korban Covid-19 lainnya terbakar di krematorium di New Delhi, India, Sabtu (1/5/2021).
Kerabat membawa mayat seseorang yang meninggal karena COVID-19 ketika beberapa tumpukan kayu korban Covid-19 lainnya terbakar di krematorium di New Delhi, India, Sabtu (1/5/2021).(AP PHOTO/AMIT SHARMA)

Update Covid-19 di India: Total Kasus Melewati 20 Juta

Hingga saat ini, total kasus Covid-19 di India sudah melewati 20 juta, berdasarkan data yang dipaparkan secara resmi.

Dalam 24 jam terakhir, "Negeri Bollywood" melaporkan 357.229 kasus, membuat total kasusnya berada di angka 20,3 juta.

Kementerian kesehatan melanjutkan, korban meninggal harian mencapai 3.449. Membuat kematian total berada di 222.408.

Dilansir AFP Selasa (4/5/2021), pakar meyakini jumlah kasus maupun kematian karena Covid-19 di India lebih dari yang ditampilkan.

Sejak Maret, negara di Asia Selatan itu sudah mencatatkan sekitar delapan juta kasus virus corona baru.

Banyak pihak menilai gelombang kedua ini terjadi selain karena mutasi ganda, juga disebabkan ketidakbecusan pemerintah.

Mereka menyalahkan pemerintah yang memperbolehkan kampanye politik maupun festival keagamaan pada awal tahun.

Serangan tsunami corona ini melumpuhkan sistem kesehatan, membuat rumah sakit kehabisan ranjang perawatan maupun oksigen.

Adapun kasus harian terbaru mengalami penurunan, jika melihat data pada Jumat (30/4/2021), di mana mereka melaporkan rekor 402.000.

"Jika kasus dan kematian harian dianalisis, terdapat sinyal awal kita menuju ke arah positif," jelas pejabat kesehatan Lav Aggarwal.

Namun, Lav menekankan analisis itu baru data dini.

Dia menuturkan butuh banyak waktu untuk memastikan mereka sudah melewati puncak wabah. 

(*/Tribun-medan.com)

Baca juga: Selain India, Mutasi Covid-19 Sudah Menyerang Malaysia, Situasi Memburuk, Ratusan Pasien Menumpuk

Baca juga: Mutasi Virus Corona dari India Sudah Ditemukan di Jakarta dan Bali, WHO: Sudah Tersebar di 17 Negara

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved