Dilarang Beroperasi Saat Mudik Lebaran, Sopir Bus Berharap Bantuan Seperti Pekerja Lainnya
Menurutnya pemerintah seharusnya memberikan bantuan seperti pekerja lainnya yang mendapat uang tunai.
Penulis: Fredy Santoso |
Meski begitu ia tetap mensyukuri hasil dari kerja kerasnya, sebab ia masih bisa bekerja karena sebagian orang justru kehilangan pekerjaan.
"Apa yang ada dibawa dari jalan itu itulah yang dibawa kerumah. Pandai-pandai orang rumah la bagaimana cara membuatnya. Saya pasrah saja," kata Ahmadi.
Ia menjelaskan selama 35 tahun menjadi seorang sopir antar lintas provinsi, tahun 2020 hingga 2021 la yang paling dirasakannya kurang mengenakkan.
Sebab momen lebaran yang paling ditunggu karena melonjaknya jumlah penumpang, layanan justru harus berhenti beroperasi.
Meski begitu, Ahmadi tetap mengharapkan kebaikan pemerintah supaya membantu meringankan bebannya dan ratusan rekan kerjanya selama pandemi belum berakhir.
Sebab hingga kini mereka tidak pernah menerima bantuan seperti pekerja lainnya yang sempat mendapatkan uang tunai dari pemerintah.
Ia menambahkan, sejauh ini hanya sekali mendapatkan bantuan berupa sembako yang diberikan dari perusahaan kepada para karyawannya.
Di tempat yang sama, Humas PT Antar Lintas Sumatera, Alwi Matondang mengatakan akan menghentikan layanan bus selama lebaran. Hal itu mengikuti peraturan pemerintah terkait larangan mudik.
"Mulai tanggal 5 Mei sudah tidak lagi beroperasi karena sudah dilarang, sementara untuk jakart dan pulau Jawa itu tanggal dua mei," katanya.
Lebih lanjut ia mengeluhkan atas kurang perhatiannya pemerintah terhadap perusahan dan ribuan karyawannya.
Ia mengatakan selama ini belum pernah menerima bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban atas pandemi yang masih berlangsung.
Menurutnya pemerintah seharusnya memberikan bantuan seperti pekerja lainnya yang mendapat uang tunai.
Sementara hingga kini hanya sempat menerima sembako untuk dibagikan kepada karyawannya.
"Harapannya dapat bantuan supaya kru-kru bus itu yang mau merayakan lebaran juga. Anak istrinya kan ada. Tapikan kalau dia tutup dan tidak ada bantuan akan menambah beban dia. Kita sebetulnya prihatin. Tapi apa boleh buat," tuturnya.
(Cr25/Tribun Medan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ahmadi-daulani-saat-berdiri-di-depan-bus-yang-biasa-ia-sopiri.jpg)