Jadi Pelopor Kereta Api Supercepat di Dunia, Ternyata Jepang Pakai Dana Utang Bangun Shinkansen
Jepang mencatatkan sejarah jadi pelopor kereta api supercepat pertama di dunia dengan kereta bernama Shinkansen
TRIBUN-MEDAN.com - Tak dipungkiri, Jepang merupakan negara peloror kereta api supercepat pertama di dunia. Tapi, siapa sangka, ternyata kereta api supercepat Jepang bernama Shinkansen itu dibangun pakai dana pinjaman alias utang.
Jepang mencatatkan sejarah jadi pelopor kereta api supercepat pertama di dunia dengan kereta bernama Shinkansen yang dirilisnya pada 1 Oktober 1967.
Perilisannya ditandai dengan pengoperasian perdana dua kereta Shinkansen bernama Hikari Super Express dengan jadwal pelayanan Tokyo-Osaka dan sebaliknya.
Kedua Shinkansen sampai di destinasi akhir yaitu Tokyo dan Osaka tepat waktu selama tujuh jam, sesuai dengan estimasi yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Jalur kereta komersial berkecepatan tinggi pertama di dunia ini dibangun di sepanjang Tokaido, salah satu dari lima rute yang menghubungkan pedalaman Jepang ke Edo, kota yang pada pertengahan 1800-an menjadi Tokyo.
Baca juga: Stefan William Selingkuh? Jedar Bongkar Biang Kerok Rumah Tangga Celine Evangelista: End Of Story
Kereta api Shinkansen pertama itu memiliki kecepatan maksimum 210 kilometer (130 mil) per jam.
Sementara kereta peluru hari ini, di Jepang dan di tempat lain, telah mencapai dan dalam beberapa kasus melebihi 300 km / jam (186 mph).
Meski dibandingkan kereta peluru hari ini kecepatan Shinkansen pertama tampak jauh tertinggal, namun saat perilisan Shinkansen pertama, kereta api tercepat adalah di Eropa yang kecepatannya hanya 160 kpj.
Teknologi apapun yang dinikmati kemudahannya sekarang oleh masyarakat dunia tentu pernah melalui proses penciptaan yang panjang dan tak jarang penuh hambatan, termasuk pembangunan Shinkansen ini.
Baca juga: Mengungkap 10 Mimpi Basah Beserta Maknanya di Kehidupan Nyata, Salah Satunya Mimpi Bersama Mantan
Sistem perkeretaapian Jepang sendiri sudah mulai beroperasi untuk umum pada 1872 dengan menggunakan kereta api uap.
Sementara rencana Jepang untuk membuat kereta api peluru super cepat sebenarnya telah direncanakan sejak akhir 1930,
namun sempat tertunda karena kehabisan dana.
Melansir phys.org (1/10/2014), Jalur kereta berkecepatan tinggi yang mulai dibangun selama Perang Dunia II pun kemudian dihentikan konstruksinya pada 1943.
Kemudian, baru terlaksana kembali pada 1959 setelah Perang Dunia II berakhir.
Itu pun dengan diiringi kontroversi. Banyak yang mempertanyakan pelaksanaan proyek yang mahal itu.
Baca juga: Usai Ikuti RDP di DPRD Sumut, Pertamina Sumbagut Bungkam soal Kenaikan Harga BBM