Liputan Khusus
Ujung Senja Kala Tembakau Deli, Pernah Menghasilkan Triliunan Rupiah Kini Dianggap Tak Menguntungkan
Pada tahun kejayaannnya, penjualan tembakau deli mencapai 50 juta gulden atau kira-kira sama dengan Rp 43 triliun sekarang.
Ketua Umum Kadin Sumut Khairul Mahalli mengatakan perlu kerja yang sangat keras apabila PTPN II memang masih ingin mempertahankan tembakau deli.
"Kalau saya lihat memang sudah sulit. Mungkin pihak PTPN juga berpikir begitu. Makanya yang terjadi adalah penurunan produksi," katanya pada Tribun.
Menurut Mahalli, ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyusutan lahan. Termasuk faktor-faktor yang sifatnya nonteknis. Paling mencolok adalah penyerobotan lahan.
Saya ingat dulu banyak kebun tembakau di Batangkuis, Helvetia, juga di Marelan. Sekarang sudah hilang semua. Sudah jadi perumahan. Ini bukan proses serta-merta. Menanam tembakau itu, kan, memang tidak mudah. Syarat tiga tahun harus dihutankan. Begitu panen harus dihutankan lagi lahannya. Nah, pada proses inilah sering terjadi penyerobotan. PTPN sering bersengketa dengan penyerobot-penyerobot ini," katanya. (yui/sep)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/tembakau_deli_cerutu.jpg)