Ngopi Sore

Siapa Sebenarnya Anjing Kurap Pembunuh Munir?

Konsentrasi Arsenik pada tubuh Munir menyebab blokade reaksi detoksifikasi dan penekanan ekskresi melalui ginjal. Inilah yang membunuhnya.

Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
KOMPAS
MUNIR Said Thalib 

"Aku adalah anjing kurap, karena itu aku membunuh Munir. Namun jika kusebut makhluk Tuhan yang disebut anjing, itu bukanlah aku. Dengan segala hormat, anjing yang paling kurapan di dunia ini pun tidak akan pernah berpikir untuk membunuh Munir."

HARI ini, 13 tahun yang lalu, Munir dibunuh. Dia meregang nyawa, lalu mengembuskan nafas penghabisan dalam pesawat Garuda Indonesia, kurang lebih 40 ribu kaki di atas tanah Rumania.

Munir hendak ke Belanda untuk melanjutkan studi. Di Universitas Utrecht. Dia mendapatkan beasiswa. Tetapi kedua kakinya yang kurus dan lincah itu tak sempat menyentuh tanah negeri Belanda. Hanya tubuhnya yang sudah tak lagi bernyawa, untuk diperiksa.

Kelak, tim dokter yang memeriksa Munir menyatakan di tubuhnya (pada darah, lambung, dan air seni) ditemukan 83% Arsenik 3 dan 17% Arsenik 5. Inilah yang membunuhnya.

Konsentrasi Arsenik menyebab blokade reaksi detoksifikasi dan penekanan ekskresi melalui ginjal. Keterangan sejumlah saksi mata yang disiarkan surat-surat kabar ketika itu menyebut Munir berkali-kali ke toilet dan muntah-muntah sebelum mati lemas.

Telah berlalu 13 tahun dan siapa pembunuh Munir masih belum terungkap terang. Konon, Arsenik masuk ke tubuh Munir lewat makanan yang dikonsumsinya saat pesawat transit di Singapura. Namun siapa eksekutornya? Siapa pemberi perintah?

Sejumlah nama ditengarai berada dalam lingkaran konspirasi. Di antaranya Muchdi Prawiro Pranjono (PR), perwira tinggi TNI. Dia sempat menjalani pemeriksaan dan sidang di pengadilan selama enam bulan. Pada 31 Desember 2008, hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membebaskannya dari segala tuduhan. Muchdi PR dinyatakan tidak terlibat.

Kasus Munir, oleh pemerintah waktu itu, dianggap selesai dengan pemenjaraan Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot senior Garuda Indonesia. Pollycarpus divonis bersalah sebagai pembunuh Munir dan dihukum 14 tahun penjara. Hal yang tidak pernah diakuinya, bahkan hingga dibebaskan pada 29 November 2014, kurang delapan tahun dari seharusnya. Pollycarpus memang mendapatkan banyak pemotongan hukuman sebelum akhirnya bebas bersyarat.

"Bukan, bukan saya (pembunuh Munir)," katanya pada kerumunan wartawan yang menunggunya saat keluar dari Lapas Sukamiskin, Bandung.

Keluarga Munir dan para aktivis Hak Azasi Manusia (HAM), baik di Kontras, Imparsial, juga Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir, cenderung mempercayai pengakuan Pollycarpus. Benar dia terlibat dalam konspirasi. Namun bukan pembunuh tunggal. Bukan eksekutor tunggal. Bukan otak. Bukan dalang. Pollycarpus, mungkin, hanya bidak. Lantas, siapa perwira-perwira, menteri, dan rajanya?

Sampai detik ini tak terungkap karena memang tak pernah diupayakan untuk diungkap. Jangan- jangan memang sudah benar-benar dianggap selesai. Berhenti pada Pollycarpus Budihari Priyanto sebagaimana Lee Harvey Oswald terus didongengkan Pemerintah Amerika Serikat sebagai dalang tunggal sekaligus eksekutor pembunuhan Presiden John F Kennedy.

MUNIR semasa hidup saat mengendarai sepeda motor
MUNIR semasa hidup saat mengendarai sepeda motor (topsy.one)

Pembunuhan Munir terjadi di penghujung pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan kasusnya, katakanlah, dianggap selesai di awal masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rezim berganti sepuluh tahun berselang. Harapan sempat mencuat. Joko Widodo diharap dapat membuka kembali kasus ini.

Sayang harapan tinggal harapan. Setidak sampai detik ini. Sampai hari kematian Munir berulang untuk kali ke 13, belum ada tanda-tanda pemerintah menunjukkan keseriusan yang lebih baik untuk mengungkapkan fakta sebenarnya. Jusuf Kalla, wakil SBY pada periode pemerintahannya yang pertama, dalam wawancara dengan Merdeka pada 8 September 2015, menegaskan tidak ada lagi persoalan.

"Pengadilan sudah memutus begitu, bagaimana? Pembunuhnya sudah dipenjarakan. Si Pollycarpus. Apa lagi yang mesti diusut?" katanya.

Jika demikian, memang, mau dibilang apa? Fakta siapa pembunuh (yang sebenarnya sebagaimana diyakini keluarga, Kontras, Imparsial, dan TPF) mungkin akan selamanya ikut terkubur bersama Munir.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved