Opini

Pembangunan Kawasan Wisata Toba yang Berkelanjutan

Kunjungan presiden di beberapa wilayah Sumatera Utara minggu lalu, menunjukkan betapa permerintah menaruh perhatian besar bagi kawasan ini.

risky/tribun-medan.com
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana membuka Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Toba Samosir, Minggu (21/8) 

Oleh: Manahan Sihotang

Pada awal periode pemerintahnnya, Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Parawisata mencanangkan kawasan Danau Toba menjadi salah satu tujuan wisata prioritas bersama 9 kawasan wisata lainnya di Indonesia.

Kunjungan presiden di beberapa wilayah Sumatera Utara minggu lalu, menunjukkan betapa permerintah menaruh perhatian besar bagi kawasan ini agar pembangunan wisata Danau Toba yang sudah dicanangkan sebelumnya segera dilakukan dengan cepat, terpadu, dan terintegrasi di kawasan sekitarnya.

Tentu yang menjadi tujuan utama permerintah adalah industri wisata menjadi salah satu sumber penting bagi pendapatan devisa negara yang kemudian berdampak pada pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.

Kawasan ini berpotensi besar menjadi kawasan wisata berkelas dunia dengan keanekaragaman jenis wisata seperti keindahan alam, suku dan budaya, wisata pendidikan, wisata rohani, dan lainnya. Namun, dibandingkan dengan kawasan wisata lain di Indonesia, kunjungan wisatawan domestik maupun manca negara ke Danau Toba masih relatif rendah dibandingkan tujuan wisata lainnya, seperti Bali dan Yogyakarta.

Menyadari itu, sudah sepatutnya di tengah kondisi melemahnya pendapatan negara dari sektor energi dan perdagangan, upaya pemerintah mendorong industri parawisata di kawasan Danau Toba menjadi salah satu tujuan wisata yang berkelas dunia, yang patut diapresisasi dan didukung sepenuhnya.

Kemauan untuk membangun wisata secara massif tidak hanya memperhatikan dampak ekonomi saja, akan tetapi bagaimana dampaknya terhadap lingkungan, sosial, dan budaya masyarakat sangat penting untuk diperhatikan. Beberapa aspek tersebut penting dipikirkan dan dipertimbangkan dalam tahap perencanan pembangunan sebuah kawasan.

Perencanaan yang didukung oleh kajian multi aspek dan multi disiplin akan dapat menghindari dan meminimalisasikan efek kerusakan lingkungan, sosial dan budaya setempat, bahkan potensi konflik vertikal dan horizontal khususnya dalam hal konflik penggunan lahan pemerintah, pengusaha, dan masyrakat setempat.

Dalam konteks pengembangan kawasan wisata Danau Toba, saya bermaksud memberikan masukan konsep/model bentuk wisata yang dapat dikembangkan dan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan agar pembangunan wisata ini dapat diterima oleh seluruh pemangku kepentingan yang berkepintangan dan menghindari konflik kepetingan yang mungkin akan terjadi.

Potensi Terbaik di Kawasan Danau Toba

Semua pembangunan wilayah membutuhkan ruang, untuk itu kegiatan pembangunan dilakukan pada arahan ruang yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung. Demikian halnya pembangunan kawasan wisata Danau Toba, rencana induk pembangunannya mengacu pada penggunaan dan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan peruntukkannya dan disepakati oleh para pihak yang berkepentingan.

Untuk itu konsep pembangunan wisata kawasan Danau Toba dirancang mengacu pada konsep wisata berkelanjutan (sustainable tourism) yang menghargai masyarakat setempat bersamaan dengan para pelancong, warisan budaya, dan lingkungan.

Berkaitan dengan itu, isu-isu yang strategis, hal-hal yang unik penting untuk ditonjolkan menjadi nilai pasar (market value). Beberapa keunikan wisata yang teridentifikasi di kawasan ini dan dapat di pasarkan sebagai objek wisata adalah antar lain; keindahan alam, ekologi, pendidikan,rohani, dan budaya.

Beberapa contoh yang terdapat di kawasan ini di antaranya:

1. Wisata berbasis keindahanan alam (nature based tourism). Panorama yang indah Danau Toba secara merata dapat dinikmati dari segala penjuru. Keindahan danau dengan udara yang sejuk pada dataran tinggi, pegunungan di sekelilingnya, warna air yang biru pada cuaca matahari yang cerah, sebuah pulau (Pulau Samosir) yang dikelilinginya, mungkin hanya beberapa terdapat di dunia. Hal ini merupakan daya tarik yang paling menonjol bagi para wisatawan di kawasan ini.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved