TRIBUN WIKI

Fenomena Gerhana Matahari Sebagian 21 September 2025, Lakukan Salat Kusuf

Fenomena gerhana matahari sebagian akan terjadi pada 21 September 2025. Di Indonesia fenomena ini tidak terlihat.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Pinterest/His Eminence Sheikh Dr. Rajab Deeb
MINTA HUJAN- Suasana salat Istisqa minta hujan yang dipimpin Syekh Mahmoud Sh-Hade di Kota Batang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.(Pinterest/His Eminence Sheikh Dr. Rajab Deeb) 

Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan salat, berdoa, beristigfar, dan bersedekah saat melihat gerhana. Tujuannya adalah untuk mengingat kebesaran Allah SWT dan menjauhkan diri dari keyakinan-keyakinan tahayul yang menganggap gerhana sebagai pertanda buruk.

Baca juga: Bacaan Ayat Seribu Dinar Arab, Latin dan Terjemahan, Amalan Doa Untuk Rezeki

Dari al-Mughirah Ibn Syu‘bah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata:

Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim. Lalu ada orang yang mengatakan terjadinya gerhana itu karena meninggalnya Ibrahim. Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan salat sampai matahari itu terang (selesai gerhana)

Dasar syar‘i shalat gerhana matahari dan gerhana bulan ditunjukkan oleh sejumlah hadis, antara lain,

عن عَائِشَةَ أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ على عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَبَعَثَ مُنَادِيًا الصَّلاَةَ جَامِعَةً فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ في رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعِ سَجَدَاتٍ [رواه البخاري واللفظ له ، ومسلم ، وأحمد

Artinya: Dari Aisyah (diriwayatkan) bahwa pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw, maka ia lalu menyuruh orang menyerukan “ash-shalatu jami‘ah”. Kemudian beliau maju, lalu mengerjakan salat empat kali rukuk dalam dua rakaat dan empat kali sujud [HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad].

Baca juga: Amalan-amalan di Momen Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan 20 Agustus 2025

عن أبي مَسْعُودٍ قال قال النبي صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ من الناس وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا فَصَلُّوا [رواه البخاري ومسلم

Artinya: Dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Nabi saw telah bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan salat [HR al-Bukhari dan Muslim].

Karenanya, ada anjuran untuk melaksanakan Salat Kusuf saat gerhana matahari terjadi.

Lantas, seperti apa pelaksanaan salatnya?

Salat Gerhana Matahari Cincin (GMC) di halaman Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Kamis (26/12/2019).
Salat Gerhana Matahari Cincin (GMC) di halaman Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Kamis (26/12/2019). (Tribun Medan/Muhammad Fadli Taradifa)

Tata Cara Salat Gerhana Matahari 

Salat Kusuf memiliki tata cara yang sedikit berbeda dari salat sunah lainnya, terutama pada jumlah rukuk dan sujud di setiap rakaat.

Salat ini bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau di tanah lapang, tanpa didahului azan dan ikamah.

Berikut adalah urutan pelaksanaannya:

  1. Niat: Niatkan dalam hati untuk salat sunah gerhana matahari.

"Ushalli sunnatan likusufisy syamsi rak'ataini lillahi ta'ala." (Saya niat sholat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah Ta'ala.)

2. Takbiratul ihram.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved