Breaking News

TRIBUN WIKI

30 Hari Baik pada Kalender Suku Karo Menurut Guru Sibeloh Niktik Wari

Menurut Guru sibeloh niktik wari, ada 30 hari baik berdasarkan Kalender Suku Karo untuk melakukan berbagai kegiatan.

Editor: Array A Argus
Facebook Zona Kalak Karo/@aangintingmunte
ADAT PERNIKAHAN- Nggalari pelangkah bas adat karo adalah suatu pemberian khusus yang diberikan oleh seorang adik yang akan menikah kepada kakaknya yang belum menikah sebagai tanda mohon restu untuk pernikahannya.(Facebook Zona Kalak Karo/Fotografer: @aangintingmunte) 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kalender Suku Karo merupakan sistem penanggalan unik yang berbeda dari kalender umum.

Dalam satu bulan terdapat 30 hari, yang masing-masing hari memiliki makna khusus dan dianggap sebagai hari baik atau hari kurang baik.

Tradisi ini dilestarikan oleh masyarakat Karo di Sumatera Utara sebagai panduan spiritual dan praktis dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Kalender ini dikenal dengan nama "Peniktik Wari," di mana setiap hari diberi nama dan makna tertentu yang dijadikan acuan dalam menentukan waktu terbaik untuk berbagai kegiatan seperti pernikahan, menanam padi, memulai usaha, dan ritual adat.

Baca juga: Kalender Jawa Weton Jumat Pon 29 Agustus 2025, Hindari Bepergian Jauh, Fokuslah Ibadah

ILUSTRASI- Sejumlah wanita menggunakan pakaian adat khas suku Karo
ILUSTRASI- Sejumlah wanita menggunakan pakaian adat khas suku Karo (INTERNET)

Kalender ini bukan sekadar penghitungan waktu, tapi sarat nilai filosofis dan kearifan lokal.

Misalnya, hari Aditia (hari pertama) dianggap hari yang baik untuk berkumpul dan bermusyawarah, sangat cocok untuk memulai ikhtiar baru.

Hari Budaha (hari keempat) dikenal sebagai hari padi, baik untuk menanam dan menyimpan hasil panen.

Ada juga hari seperti Nggara (hari ketiga) yang merupakan hari yang cocok untuk berperang atau membuka lahan baru bagi masa lalu. Sedangkan hari seperti Suma (hari kedua) dianggap kurang baik untuk kegiatan tertentu tapi baik untuk berburu dan menangkap ikan.

Baca juga: Tradisi Cakap Lumat pada Suku Karo Sebagai Bentuk Norma Kesopanan dalam Masyarakat

Keunikan kalender ini terlihat dalam keseimbangan antara hari baik dan hari kurang baik, menciptakan harmoni dan ketelitian dalam kehidupan masyarakat Karo.

Misalnya, tanggal ke-7 bernama Belah Naik adalah hari yang sangat baik untuk pesta adat, melamar pekerjaan, atau melamar jodoh karena dipercayai membawa berkat dan keberhasilan.

Sedangkan di hari ke-30 yaitu Sami Sara, dimaknai sebagai hari penutupan, hari berdoa dan melepaskan segala hal buruk, sekaligus mengakhiri suatu siklus kegiatan.

Baca juga: Tradisi Kuning-kuningen pada Suku Karo yang Mulai Memudar

Pentingnya mengetahui dan mengikuti kalender 30 hari ini membuat masyarakat Karo memiliki panduan kuat dalam membuat keputusan besar agar hasilnya maksimal dan selaras dengan alam serta leluhur.

Peran penting dipegang oleh Guru Sibeloh Niktik Wari, yang melakukan perhitungan khusus dan memberikan petunjuk hari terbaik untuk kegiatan tertentu berdasarkan kalender ini.

Dengan terus melestarikan tradisi ini, masyarakat Karo menjaga akar budaya sekaligus memberikan contoh harmonisasi antara spiritualitas dan praktik kehidupan sehari-hari yang bisa menjadi inspirasi dalam dunia modern.

Baca juga: 3 Tahapan Pernikahan dalam Suku Karo yang Akan Dijalani Calon Pengantin dan Keluarganya

Tradisi Erdemu Bayu pada masyarakat suku Karo yang bertahan hingga saat ini
Tradisi Erdemu Bayu pada masyarakat suku Karo yang bertahan hingga saat ini (Pemkab Karo)

Penjelasan Soal Guru Sibeloh Niktik Wari

Guru sibeloh niktik wari adalah istilah dalam budaya suku Karo, Sumatera Utara yang merujuk pada seorang datu atau guru spiritual yang memiliki peran penting dalam menentukan hari baik dan buruk dalam kalender tradisional suku tersebut.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved