Bonus PON dari Pemko Medan Dinilai Tak Layak, Porserosi Medan Kecewa

“Bonus ini seperti bukan bonus, tapi uang saku. Uang saku kami saat PON malah lebih besar dari bonus. Tahun 2021 atlet emas dapat Rp50 juta, sekarang tak sampai setengahnya,” ujar Pandji.

Menurutnya, nilai bonus saat ini bahkan tidak cukup menutup biaya perlengkapan latihan atlet.

“Untuk custom sepatu saja butuh Rp25–30 juta, frame sekitar Rp10 juta, dan roda bisa 4–5 juta per set. Atlet harus punya minimal dua sampai tiga set roda untuk bertanding,” jelasnya.

Pada PON XXI Aceh–Sumut 2024, atlet Perserosi Medan berhasil meraih 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu, capaian yang meningkat dibanding PON Papua 2021 yang hanya menghasilkan dua perak.

“Prestasi meningkat, tapi apresiasinya menurun. Harusnya justru mendapat effort lebih,” ujar Pandji.

Ia pun khawatir, kondisi ini bisa membuat atlet Kota Medan berpindah ke daerah lain pada ajang multi-event berikutnya.

“Kalau daerah lain lebih terbuka dan support, kenapa tidak pindah? Semua cabor bisa berpikir begitu kalau merasa tak diapresiasi,” pungkasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Wartawan Tribun Medan sedang mengupayakan konfirmasi ke Kadispora Medan Tengku Chairuniza soal kekecewaan atlet terhadap nominal bonus yang tidak sesuai harapan. 

(Cr29/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan