Berita Medan
Bonus PON dari Pemko Medan Dinilai Tak Layak, Porserosi Medan Kecewa
Menurutnya, efisiensi anggaran bukan alasan untuk menurunkan penghargaan terhadap atlet.
Penulis: Aprianto Tambunan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Cabang olahraga (cabor) sepatu roda Kota Medan menyuarakan kekecewaan terhadap besaran bonus yang diterima para atlet usai meraih prestasi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh–Sumut 2024.
Ketua Porserosi Medan, Eko Yudhistira, menilai apresiasi dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan belum sebanding dengan perjuangan para atlet yang telah mengharumkan nama daerah.
Ia mengaku terkejut dengan penurunan signifikan nilai bonus yang diberikan tahun ini.
“Kalau kita bandingkan dengan PON Papua, medali emas dari Kota Medan dapat Rp50 juta, perak Rp16 juta, dan perunggu Rp10 juta. Tapi pada PON Aceh–Sumut kemarin, sangat ironis. Tali asih dari Pemko Medan hanya Rp10 juta untuk emas, Rp8 juta untuk perak, dan Rp5 juta untuk perunggu,” ujar Eko kepada Tribun Medan saat ditemui di arena pertandingan Porkot Sepatu Roda di Taman Cadika Medan, Minggu (12/10/2025).
Menurutnya, efisiensi anggaran bukan alasan untuk menurunkan penghargaan terhadap atlet.
“Efisiensi boleh, tapi tali asih itu hal yang sangat dibutuhkan atlet,” tegasnya.
Eko menilai, kondisi ini tidak sejalan dengan tagline “Medan Kota Atlet” yang selama ini digaungkan Pemko Medan.
“Kalau begini, lebih baik dibubarkan saja taglinenya. Tidak usah Medan Kota Atlet lagi,” ujarnya dengan nada kecewa.
Ia juga mengaku iri melihat kabupaten/kota lain seperti Binjai, Serdang Bedagai, dan Deli Serdang yang memberikan apresiasi lebih besar kepada atlet berprestasi.
“Miris rasanya. Kota Medan yang punya APBD lebih tinggi justru menurunkan bonus dari Rp50 juta jadi Rp10 juta untuk medali emas,” ucapnya.
Penyerahan tali asih bagi atlet Medan peraih medali PON XXI 2024 telah dilakukan pada pembukaan Porkot Medan XV di Lapangan Merdeka, Sabtu (11/10/2025).
Meski dana tersebut sudah disalurkan ke rekening masing-masing atlet, Eko berharap Wali Kota Medan, Rico Waas, dapat meninjau ulang keputusan tersebut.
“Sebagai atlet, itu yang mereka harapkan. Apalagi pemerintah punya tagline Medan Kota Atlet. Tapi kalau atletnya sendiri tidak diapresiasi, sangat disayangkan,” katanya.
Nada serupa disampaikan pelatih sepatu roda Kota Medan sekaligus pelatih tim PON Sumut, Dewantara Pandji Prasetio.
Ia menyebut bonus yang diterima atlet jauh dari ekspektasi.
| Begal Beraksi di Medan Johor, Korban Diancam Sajam Hingga Motor Dirampas |
|
|---|
| 3 Rumah Semi Permanen di Belawan Terbakar, 8 Rumah Alami Kerusakan hingga 80 Persen |
|
|---|
| SMARTFREN Fun Run 2025 Catat Rekor MURI, Ratusan Pelari Akan Ramaikan Lari Sehat di Pandan |
|
|---|
| Profil Erwin Saleh, Kadishub Medan yang jadi Tersangka Dugaan Kasus Korupsi MFF |
|
|---|
| Benny Iskandar, KadiskopUKM Ditetapkan Kejari Tersangka Dugaan Kasus Korupsi Medan Fashion Festival |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/BONUS-ATLET-Wali-Kota-Medan-Rico-Waas-menyerahkan-tali-asih.jpg)