Berita Nasional

Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, BRIN Ungkap Sumbernya

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik.

Editor: Array A Argus
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
GENANGAN AIR - Pengendara melintasi genangan air yang terjadi di Jalan Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/8/2031). Hujan deras yang dibarengi dengan tiupan angin kencang membuat sejumlah ruas jalan di ibukota tergenang, selain karena intensitas curah hujan yang tinggi juga disebabkan karena tak berfungsinya saluran drainase. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap fakta mengejutkan mengenai adanya dugaan bahwa hujan di Jakarta mengandung mikroplastik.

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil, biasanya kurang dari 5 milimeter, yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Mikroplastik terbagi menjadi dua jenis utama: mikroplastik primer yang dibuat sengaja dalam bentuk kecil untuk produk seperti kosmetik, deterjen, dan bahan pembersih; dan mikroplastik sekunder yang berasal dari degradasi atau pecahan plastik besar seperti botol, kantong plastik, dan limbah plastik lainnya.

Baca juga: Dana Infrastruktur Hanya Rp 145 Miliar Per Tahun, 886 km Jalan di Simalungun Butuh Perbaikan

Mikroplastik menjadi sumber polusi global yang mengancam lingkungan dan kesehatan karena sulit terurai secara alami.

Benda ini tersebar di udara, air, dan tanah, serta dapat masuk ke rantai makanan melalui organisme air seperti plankton dan ikan.

Manusia juga dapat mengonsumsi mikroplastik melalui makanan, air, dan garam.

Baru-baru ini, BRIN menemukan fakta bahwa air hujan yang ada di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya.

Ilustrasi mikroplastik
Ilustrasi mikroplastik (primaplastindo)

Asal Usul Sumber Paparan Mikroplastik

Peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, mengungkapkan bahwa pencemaran air hujan itu karena aktivitas manusia.

“Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka,” kata Reza dalam keterangannya, Jumat (17/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Pendekar Sumatera Utara Siap Tempur di PON Bela Diri 2025 Kudus

Ia mengatakan, temuan ini berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sejak 2022 kemarin.

Berdasarkan hasil penelitian itu, terungkap bahwa partikel plastik mikroskopis terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara karena aktivitas manusia. Mikroplastik yang ditemukan umumnya berbentuk serat sintetis dan fragmen kecil plastik.

Terutama polimer berupa poliester, nilon, polietilena, polipropilena, serta polibutadiena dari ban kendaraan. Rata-rata, peneliti menemukan sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada sampel hujan di kawasan pesisir Jakarta.

Reza menjelaskan, mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama hujan. Proses yang dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.

Baca juga: 5 Shio Paling Hoki Menurut Ramalan Shio Hari Ini 18 Oktober 2025

“Siklus plastik tidak berhenti di laut. Ia naik ke langit, berkeliling bersama angin, lalu turun lagi ke bumi lewat hujan,” tutur dia.

Hasil penelitian tersebut lantas memicu kekhawatiran karena partikel mikroplastik berukuran sangat kecil yang lebih halus dari debu. Plastik juga mengandung bahan aditif beracun seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat yang dapat lepas ke lingkungan ketika terurai menjadi partikel mikro atau nano.

Di udara, mikroplastik dapat mengikat polutan lain seperti hidrokarbon aromatik dari asap kendaraan.

“Yang beracun bukan air hujannya, tetapi partikel mikroplastik di dalamnya karena mengandung bahan kimia aditif atau menyerap polutan lain,” ungkap Reza.

Baca juga: Kalender Jawa Weton Sabtu Pon 18 Oktober 2025, Mulailah Menanam Benih

Ilustrasi mikroplastik
Ilustrasi mikroplastik (dok)

Bahaya Mikroplastik

Bahaya mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit, udara, ataupun makanan dan minuman tidak boleh disepelekan.

Berikut ini beberapa bahaya mikroplastik bagi kesehatan:

1. Iritasi kulit

Paparan mikroplastik pada kulit akibat penggunaan deterjen, sabun, kosmetik, maupun pakaian yang mengandung mikroplastik bisa menyebabkan iritasi kulit, terutama pada orang yang memiliki alergi.

Ini karena partikel mikroplastik bisa mengandung bahan kimia dan menyebabkan reaksi peradangan pada kulit.

2. Gangguan pernapasan

Polusi udara dapat mengandung mikroplastik.

Karena ukurannya yang sangat kecil, mikroplastik sangat mudah untuk terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.

Baca juga: ROY SURYO Sindir Rektor UGM Sebut Jokowi Alumni Terbaik Fakultas Kehutanan, Singgung Definisi Alumni

Bila hal ini terjadi, saluran pernapasan akan mengalami iritasi, yang lama-kelamaan bisa menyebabkan jaringan paru-paru menjadi rusak. 

Akibatnya, risiko untuk terkena penyakit asma, penyakit paruh obstruksif kronik  (PPOK), dan kanker paru pun meningkat.

3. Gangguan pencernaan

Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar bahan ini.

Saat masuk ke dalam saluran pencernaan, mikroplastik dapat merusak dinding usus dan menyebabkan terjadinya peradangan, sehingga fungsi pencernaan pun terganggu.

Baca juga: Pilu Suami di Palembang saat Kebohongan Istri Terbongkar, Pembunuh Istrinya Ternyata Sang Pelanggan

Bahkan, ada kekhawatiran bahwa endapan mikroplastik di saluran pencernaan mungkin dapat mengurangi jumlah bakteri baik di usus.

Padahal, fungsi bakteri baik di usus begitu penting, yaitu untuk menyerap nutrisi sekaligus meningkatkan imunitas tubuh.

4. Gangguan imunitas tubuh

Selain menyebabkan gangguan pencernaan, paparan mikroplastik di dalam tubuh juga mungkin menyebabkan imunitas tubuh terganggu atau menurun.

Pasalnya, 70–80 persen sel imun terdapat di dalam usus. 

Apabila Anda mengalami gangguan pencernaan, imunitas tubuh akan menurun atau terganggu.

Penelitian pun menunjukkan bahwa paparan mikroplastik juga mungkin menyebabkan penyakit autoimun.

Namun, penelitian lebih lanjut terkait hal ini masih perlu dilakukan.

5. Gangguan metabolisme

Paparan mikroplastik dalam tubuh bisa menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.

Ini dapat terjadi karena plastik mengandung bahan tertentu, seperti  bisophenol A (BPA) dan phthalates, yang dapat menyebabkan fungsi endokrin terganggu.

Endokrin merupakan kelenjar yang mengatur berbagai fungsi tubuh, salah satunya adalah metabolisme tubuh.

6. Penyakit jantung dan stroke

Bahaya mikroplastik selanjutnya adalah meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa partikel plastik berukuran kecil ini dapat membentuk plak di pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Para peneliti pun menemukan fakta bahwa orang yang memiliki plak mikroplastik di pembuluh darahnya 4,5 kali lebih rentan mengalami penyakit jantung dan stroke.

7. Penyakit kanker

Saat masuk ke dalam tubuh, mikroplastik bisa menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi genetik. Ketika kondisi ini terjadi, risiko untuk terkena penyakit kanker pun meningkat.

Di balik bahaya mikroplastik tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa paparan mikroplastik sulit untuk dihindari sepenuhnya.

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan paparan mikroplastik, salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Hal tersebut bisa dimulai dengan membiasakan diri membawa botol minum pribadi ketika bepergian.

Selain mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, Anda juga dianjurkan untuk menggunakan kendaraan umum ketika bepergian.

Penggunaan kendaraan pribadi bisa meningkatkan peluang udara tercemar oleh mikroplastik.(tribun-medan.com)

Sebahagian tulisan ini telah tayang di Kompas.com berjudul Mikroplastik Naik ke Langit, Turun Bersama Hujan Jakarta, Saatnya Kita Putus Siklusnya

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved