Berita Viral

DULU Diwanti-wanti Tapi Jokowi Tetap Ngotot, Kini Purbaya Ogah Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh

Dulu diwanti-wanti tapi Jokowi tetap ngotot bangun proyek Kereta Cepat Whoosh dan abaikan nasihat dari

KOLASE/TRIBUN MEDAN
WHOOSH: Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Halim, Jakarta, hari ini Senin (2/10/2023) lalu. Terkini, Menkeu Purbaya tolak mentah-mentah bayar utang kereta cepat tersebut. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Dulu diwanti-wanti tapi Jokowi tetap ngotot bangun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh, kini Menkeu Purbaya ogah bayar utang.

Adapun soal utang kereta cepat Whoosh, Jokowi disebut tak dengarkan nasihat padahal sudah diwanti-wanti.

soal menumpuknya utang proyek kereta cepat Whoosh, kini Analis kebijakan publik dari Public Policy Interest Group, Agus Pambagio buka suara.

Agus mengungkapkan sebenarnya dirinya sudah memperingatkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak melakukan tender dengan pihak China.

Tak cuma Agus, Menteri Perhubungan (Menhub) era Jokowi jilid pertama, Ignasius Jonan, juga sudah memperingatkan Jokowi untuk tidak menyetujui proyek Whoosh.

Pasalnya, proyek ini dinilai terlalu mahal dalam pembiayaannya.

Namun, Agus mengatakan Jokowi tidak menggubris wanti-wanti tersebut dan tetap ingin membangun proyek Whoosh.

"Pak Jokowi nggak mau tahu, nggak mau dengar saya dengan Pak Jonan. Jadi kan Pak Jonan dipecat, saya dipanggil ke Istana."

"Saya sudah menjelaskan bahwa ini mahal sekali, nggak bakalan bisa dibayar. Tapi Pak Jokowi ngotot, bisa (dibiayai), ya sudah. Lalu saya tanya ini ide siapa sih pak? (Jokowi menjawab) 'ini ide saya'," kata Agus dikutip dari YouTube Nusantara TV, Selasa (14/10/2025).

Baca juga: Kapolrestabes Medan Ajak Driver Online Jadi Mitra Polri: Kami Sama-sama di Jalan 24 Jam


Agus lalu menjelaskan awal mula kerjasama pembangunan KCJB Whoosh sebenarnya akan dilakukan dengan pihak Jepang dengan sistem utang dan bunga 0,01 persen.

Namun, tiba-tiba tender pun berubah dan langsung beralih ke pihak China meski secara bunga utang lebih tinggi yakni mencapai 2 persen.

"Ini kan dulunya (kerjasama proyek) dengan Jepang pakai loan, bunga 0,01 persen. Ketika dinaikkan (bunga) 1,5 persen saja, sudah teriak semua karena tidak bisa bayar ketika itu."

"Waktu itu yang membuat analisisnya dari UGM dan UI. Lalu tiba-tiba diambil Pak Jokowi, dikasih China, yang bantu itu dari ITB. Hitung-hitungan keuangannya langsung berubah," katanya.

Dalam pembangunan mega proyek ini, Agus mengatakan ketua konsorsiumnya adalah perusahaan pelat merah, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.,

Namun, sambungnya, karena tidak mampu dalam pembiayaannya, proyek ini kemudian diketuai langsung oleh PT KAI.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved