Berita Medan

Musim Hujan Medan Banjir, Bahrumsyah Soroti Kinerja Dinas Perkim Abaikan Bangunan Liar

Di antaranya, Medan Labuhan yang tenggelam hampir tiga hari tepatnya di simpang kantor, titik tersibuk aktivitas warga.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DEDY
Banjir Medan Labuhan- Seorang ibu bersama anak-anak mendorong sepeda motor di tengah genangan banjir yang menenggelamkan Simpang Kantor Medan Labuhan 11, 12, 13 Oktober 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Kota Medan kembali dilanda banjir sejak memasuki musim penghujan, sejak bulan Oktober 2025.

Kondisi ini membuat masyarakat tidak nyaman, banjir serupa melanda titik-titik langganan di Kota Medan

Di antaranya, Medan Labuhan yang tenggelam hampir tiga hari tepatnya di simpang kantor, titik tersibuk aktivitas warga.

Lalu di bilangan Gatot Subroto, Sei Batang Hari, Tembung, Johor, Medan Amplas Jalan Sm Raja. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi PAN–Perindo DPRD Kota Medan, Bahrumsyah menilai, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas tidak bisa hanya menyoroti kinerja Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) semata. 

Gencarnya kinerja normalisasi SDABMBK tak bisa efektif jika tak sejalan dengan upaya dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (PKPCKTR), atau yang lebih dikenal sebagai Dinas Perkim Kota Medan

"Dinas Perkim juga memiliki tanggung jawab besar terhadap persoalan banjir yang terus berulang di kota ini. Kalau bicara banjir, jangan sedikit-sedikit Dinas SDABMBK. Dinas Perkim juga punya peran besar di situ. Kadis Perkim Kota Medan harus ikut bertanggung jawab atas masalah banjir yang terjadi,” tegas Bahrumsyah, Minggu kepada Tribun-Medan.com, (19/10/2025).

Banyak Bangunan Berdiri di Atas Jalan Speksi

Bahrumsyah menjelaskan, hingga kini masih banyak bangunan liar yang berdiri di atas jalan speksi, yaitu jalan yang dibangun di sepanjang aliran sungai, saluran irigasi, atau bangunan air lainnya.

Katanya, banyak bangunan ruko-ruko di Kota Medan yang memiliki izin, namun ditambah bangunan yang menutupi drainase dan resapan air di sepanjang jalan.

Seharusnya itu diberi jarak untuk resapan. 

"Dinas Perkim membiarkan bangunan-bangunan itu berdiri di atas jalan speksi. Akibatnya, setiap kali hujan deras turun, air tidak bisa mengalir dengan lancar ke drainase hingga ke sungai. Kondisi ini yang membuat banjir di Kota Medan sulit diatasi," ujar Wakil Ketua Komisi III DPRD Medan itu.

"Banyak bangunan berdiri di Jalan Speksi yang merupakan garis sepadan sungai, contohnya Sungai Deli, sehingga ketika BWS mau melakukan antisipasi berupa perbaikan tanggul akan terhalang oleh bangunan liar maupun bangunan yang sudah melanggar garis sepadan sungai," jelasnya. 

Ia mencontohkan situasi di Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan.

Di wilayah tersebut, sejumlah bangunan berdiri kokoh di atas jalan speksi atau batas sungai sehingga menghambat aliran air dan menyebabkan banjir.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved