Berita Medan
Musim Hujan Medan Banjir, Bahrumsyah Soroti Kinerja Dinas Perkim Abaikan Bangunan Liar
Di antaranya, Medan Labuhan yang tenggelam hampir tiga hari tepatnya di simpang kantor, titik tersibuk aktivitas warga.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Kota Medan kembali dilanda banjir sejak memasuki musim penghujan, sejak bulan Oktober 2025.
Kondisi ini membuat masyarakat tidak nyaman, banjir serupa melanda titik-titik langganan di Kota Medan.
Di antaranya, Medan Labuhan yang tenggelam hampir tiga hari tepatnya di simpang kantor, titik tersibuk aktivitas warga.
Lalu di bilangan Gatot Subroto, Sei Batang Hari, Tembung, Johor, Medan Amplas Jalan Sm Raja.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi PAN–Perindo DPRD Kota Medan, Bahrumsyah menilai, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas tidak bisa hanya menyoroti kinerja Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) semata.
Gencarnya kinerja normalisasi SDABMBK tak bisa efektif jika tak sejalan dengan upaya dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (PKPCKTR), atau yang lebih dikenal sebagai Dinas Perkim Kota Medan.
"Dinas Perkim juga memiliki tanggung jawab besar terhadap persoalan banjir yang terus berulang di kota ini. Kalau bicara banjir, jangan sedikit-sedikit Dinas SDABMBK. Dinas Perkim juga punya peran besar di situ. Kadis Perkim Kota Medan harus ikut bertanggung jawab atas masalah banjir yang terjadi,” tegas Bahrumsyah, Minggu kepada Tribun-Medan.com, (19/10/2025).
Banyak Bangunan Berdiri di Atas Jalan Speksi
Bahrumsyah menjelaskan, hingga kini masih banyak bangunan liar yang berdiri di atas jalan speksi, yaitu jalan yang dibangun di sepanjang aliran sungai, saluran irigasi, atau bangunan air lainnya.
Katanya, banyak bangunan ruko-ruko di Kota Medan yang memiliki izin, namun ditambah bangunan yang menutupi drainase dan resapan air di sepanjang jalan.
Seharusnya itu diberi jarak untuk resapan.
"Dinas Perkim membiarkan bangunan-bangunan itu berdiri di atas jalan speksi. Akibatnya, setiap kali hujan deras turun, air tidak bisa mengalir dengan lancar ke drainase hingga ke sungai. Kondisi ini yang membuat banjir di Kota Medan sulit diatasi," ujar Wakil Ketua Komisi III DPRD Medan itu.
"Banyak bangunan berdiri di Jalan Speksi yang merupakan garis sepadan sungai, contohnya Sungai Deli, sehingga ketika BWS mau melakukan antisipasi berupa perbaikan tanggul akan terhalang oleh bangunan liar maupun bangunan yang sudah melanggar garis sepadan sungai," jelasnya.
Ia mencontohkan situasi di Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan.
Di wilayah tersebut, sejumlah bangunan berdiri kokoh di atas jalan speksi atau batas sungai sehingga menghambat aliran air dan menyebabkan banjir.
| Gunakan Spanduk, Tim Inafis Evakuasi Mayat Pria Membusuk di Lahan Kosong |
|
|---|
| Wakil Rektor II UDA Medan Divonis Empat Bulan Penjara Buntut Penganiayaan Satpam |
|
|---|
| Anggota DPRD Medan Desak Polisi Investigasi Kasus Pekerja Proyek Tewas 'Ditutupi' |
|
|---|
| Kasus Pekerja Proyek Tewas Ditutupi, Anggota DPRD Medan Desak Polisi Investigasi |
|
|---|
| CIRI-CIRI Mayat Laki-laki Membusuk di Lahan Kosong, Ada Tato di Kaki Kiri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Banjir-Medan-Labuhan-Seorang-ibu-bersama.jpg)