Medan Terkini
Kematian Jurnalis di Medan Janggal: Keluarga Duga Nicolas Saragih Bukan Sekadar Jatuh di Kos
Keluarga korban mendapati adanya luka yang tidak wajar di area wajah dan tangan Nico, sehingga mereka menduga ada kejanggalan.
Penulis: Haikal Faried Hermawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Kematian seorang jurnalis media online, Nicolas Saragih (34) atau Nico, yang dilaporkan meninggal dunia akibat terjatuh di kamar kosnya pada Jumat (5/9/2025) pagi, menyisakan tanda tanya besar bagi pihak keluarga.
Keluarga korban mendapati adanya luka yang tidak wajar di area wajah dan tangan Nico, sehingga mereka menduga ada kejanggalan di balik kematian almarhum.
Menanggapi hal tersebut, pada Kamis (25/9/2025), Polsek Medan Baru bersama Inafis Polrestabes Medan melakukan prarekonstruksi di lokasi kejadian.
Prarekonstruksi ini didampingi oleh pihak keluarga korban.
Jejak Prarekonstruksi Melibatkan Lima Lokasi
Proses prarekonstruksi dilakukan di beberapa lokasi yang diduga terkait dengan hari-hari terakhir Nico.
Titik-titik tersebut dimulai dari warung kopi di Jalan Nibung Raya, Kedai minuman di Jalan Nibung Baru, dan sebuah diskotik yang berjarak tidak jauh dari kedai minuman.
Selanjutnya, polisi melakukan olah prarekonstruksi di tempat tinggal Nico di indekos Jalan Pasundan, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kecamatan Medan Petisah.
Olah tempat kejadian perkara (TKP) juga dilakukan di Klinik Bidan Eka yang berada di samping kos, dan terakhir di Rumah Sakit Advent Medan.
Keluarga Yakin Ada Kejanggalan
Nataniel Saragih (36), abang kandung Nico, yang hadir mendampingi proses tersebut, mengungkapkan keyakinannya akan adanya kejanggalan atas meninggalnya sang adik.
"Kami dapat undangan dari Polsek Medan Baru untuk mengikuti prarekonstruksi hari ini. Kami tetap meyakini adanya kejanggalan atas meninggalnya adik kami Nicolas Saragih. Cuma saya tak mau mendahului proses yang berjalan. Kami percayakan pada kepolisian bagaimana proses ini bergulir," ucap Nataniel, Kamis (25/9/2025).
Dugaan kejanggalan ini didasari oleh kondisi fisik korban.
"Kita menduga, kalau jatuh dari kamar mandi enggak mungkin lukanya babak belur. Jadi atas dasar itulah kami merasa janggal," tegas Nataniel.
"Setiap yang datang ke rumah duka, keluarga menduga kalau itu (luka) bukan karena jatuh dari kamar mandi. Itu juga salah satu yang mendukung kami melakukan ekshumasi," katanya.
Penolakan Awal dan Keputusan Ekshumasi
Nataniel menceritakan bahwa pihak keluarga sempat menolak autopsi di awal karena keterbatasan informasi dari pihak kepolisian.
Kedua orang tua almarhum yang didatangi di Rumah Sakit Bhayangkara II Medan merasa takut karena khawatir jenazah akan dipotong-potong.
| Kejatisu Sita Lagi Rp 113 Miliar Uang Korupsi Penjualan Aset PTPN ke Ciputra Land |
|
|---|
| Mobil Tertabrak Kereta Api di Perlintasan Stasiun Lama Kampung Lalang, Sopir Avanza Kabur |
|
|---|
| Ratusan Pecinta Buku Antusias Kunjungi Bazar Big Bad Wolf di Medan, Ada Promo Cashback 20 Persen |
|
|---|
| Rekti Yoewono Berbagi Wawasan soal Membangun Sound di Soundrenaline Sana Sini di Medan |
|
|---|
| Kondisi Terkini Mahasiswa UNIKA yang Ditemukan Bersimbah Darah di Kuburan Pamannya, Sempat Koma |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kejanggalan-kematian-Nico-Saragih_Nicolas-Saragih_.jpg)