Hadirkan Ribuan Karya Fotografer, Perhelatan Akbar Nasional akan Digelar di Medan
Ia menjelaskan, perbedaan utama antara salon foto dengan lomba foto biasa adalah kewajiban karya untuk dipamerkan.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kota Medan akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar fotografi nasional, Salon Foto Indonesia (SFI) ke-45, yang dijadwalkan berlangsung pada 12–14 September 2025 mendatang.
Ketua Panitia SFI ke-45, Petrus Loo, mengatakan, event ini merupakan salah satu kegiatan fotografi tertua di Indonesia yang masih konsisten digelar setiap tahunnya.
“Salon Foto Indonesia sudah memasuki tahun ke-45, sebuah event nasional yang terus bertahan hingga sekarang. Biasanya pelaksanaan lebih banyak di Pulau Jawa, tapi tahun ini kita bawa ke Medan karena masih kurang populer di luar Jawa,” jelas Petrus, Selasa (26/8/2025).
Salon Foto Indonesia diselenggarakan oleh Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI).
Tahun ini terdapat empat kategori yang dilombakan, yakni cetak warna, cetak monokrom, softcopy photo travel, dan softcopy street photography.
Baca juga: NASIB 3 Siswa SMP Pengedit Foto Syur Teman Siswi Pakai AI Keluar dari Sekolah, Orangtua Minta Maaf
Menurut Petrus, persiapan panitia sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, mulai dari pembuatan logo, penyusunan jadwal, hingga tahap penjurian. Proses penjurian disebutnya menjadi tantangan tersendiri.
“Penjurian sudah dimulai sejak Januari. Ada hampir 900 karya yang masuk untuk satu kategori saja, dan kalau ditotal dari seluruh kategori ada hampir 3.000 foto dari seluruh Indonesia. FPSI kini sudah memiliki sistem yang lebih baik, sehingga proses kurasi dan penilaian bisa lebih akurat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perbedaan utama antara salon foto dengan lomba foto biasa adalah kewajiban karya untuk dipamerkan.
“Foto yang masuk akan dikurasi terlebih dahulu, diterima atau ditolak untuk pameran. Setelah itu baru masuk tahap penjurian lanjutan untuk dipilih juara,” tambahnya.
Dalam setiap kategori, nantinya akan dipilih 15 besar. Dari jumlah itu, dewan juri akan menentukan juara 1–3 serta honorable mention. Skema penghargaan yang diberikan antara lain 1 emas, 3 perak, 5 perunggu, dan sisanya honorable mention.
Salah satu juri kategori street photography, Ferdy Siregar, mengakui, antusias peserta cukup tinggi. Dari hampir seribu foto street, banyak yang berasal tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.
“Dari ribuan foto disaring jadi ratusan, kemudian ke puluhan, lalu dipilih 15 karya terbaik. Ada lima juri yang berkoordinasi untuk menentukan hasil terbaik. Tantangannya adalah street foto harus murni, tidak boleh settingan. Itu yang membuat penilaian cukup sulit,” ungkap Ferdy.
Salon Foto Indonesia ke-45 ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas foto lokal. Muhammad Said Harahap Ketua Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) Sumatra Utara menilai, kehadiran event nasional ini menjadi momentum penting bagi dunia fotografi di Medan.
“Kami berharap pemerintah daerah bisa memberi dukungan. Ini adalah ajang besar fotografer Indonesia, dan seharusnya bisa menjadi ruang kebangkitan bagi pegiat foto di Medan,” kata Said.
Senada, Berdi Tjandi, Ketua Harian Toba Fotografer Club, menilai, SFI ke-45 bisa menjadi langkah awal menghidupkan kembali aktivitas klub foto di Medan yang belakangan menurun.
“Melalui kegiatan pendukung seperti talkshow dan lomba foto berhadiah saat acara nanti, kita berharap banyak anak muda Medan ikut terlibat. Ini bisa jadi pemicu lahirnya generasi baru fotografer di kota ini,” ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Salon-Foto.jpg)