Tor-tor di KMP Ihan Batak, Dukungan ASDP untuk Pastikan Kekayaan Budaya Tetap Hidup

Agar kekayaan budaya Batak ini tetap hidup, ASDP memberi dukungan melalui pertunjukan tor-tor di atas KMP Ihan Batak

TRIBUN MEDAN/HO
TOR-TOR BATAK - Sejumlah penari menampilkan tor-tor (tarian tradisional suku Batak) dalam di atas Kapal Motor Penumpang (KMP) Ihan Batak dalam penyeberengan dari Pelabuhan Ajibata di Kabupaten Toba menuju Pelabuhan Ambarita di Samosir. Penampilan tor-tor ini menjadi bukti dukungan ASDP Indonesia Ferry agar kekayaan budaya tetap hidup. 

Pertunjukan tor-tor selesai ketika kapal akan mendekati dermaga Pelabuhan Ambarita sekitar 10 menit lagi. Saya menatap sekeliling kapal. Penumpang yang awalnya hanyut dalam lantunan musik dan gerak tarian telah kembali ke tempat duduk masing-masing. Ada yang masih antusias berfoto bersama para penari. Ada pula yang sibuk memutar ulang rekaman di ponsel sambil tertawa kecil. Saya pun ikut tersenyum sendiri, ada pula rasa bangga yang tak bisa saya sembunyikan. Rasanya perjalanan singkat ini justru lebih berkesan daripada perjalanan jauh sekalipun. 

Baca juga: Even Aquabike 2025 bakal Digelar di Samosir, ASDP Berharap Pengguna Jasa Penyeberangan Meningkat

Kenalkan Identitas Batak

Bagi saya pribadi, pengalaman ini seperti pengingat bahwa Indonesia begitu kaya akan budaya. Masing-masing suku bangsa memiliki budaya yang khas dan daya tarik tersendiri. Contohnya suku Batak yang memiliki budaya yang sangat beragam. 

Agar kekayaan budaya Batak ini tetap hidup dalam denyut pariwisata Danau Toba dan dunia, ASDP memberi dukungan melalui pertunjukan tor-tor di atas KMP Ihan Batak. Bukan hanya penumpang lokal yang terhibur, tetapi wisatawan mancanegara juga jadi tahu bahwa Danau Toba bukan sekadar pemandangan indah, tetapi juga memiliki aneka ragam budaya yang masih lestari. Kehadiran tor-tor di KMP Ihan Batak menjadi semacam etalase budaya, yang secara praktis mengenalkan identitas Batak kepada dunia.

Dari sisi manfaat yang lebih luas, ASDP telah menunjukkan bahwa transformation for growth (tranformasi untuk pertumbuhan) tidak hanya sebatas pada layanan transportasi yang semakin modern dan nyaman, tetapi juga menyentuh ranah kebudayaan. ASDP berupaya menumbuhkan semangat untuk mengenalkan dan melestarikan budaya kepada masyarakat luas melalui pertunjukan tor-tor di atas KMP Ihan Batak. 

Kontribusi ASDP bagi masyarakat juga terasa nyata. Kehadiran KMP Ihan Batak tidak hanya membuka akses lintas daerah, juga menjadi sarana penghubung masyarakat dengan berbagai peluang baru. Misalnya, di sektor ekonomi, setiap kapal yang berlabuh akan memberikan kesempatan bagi para pelaku UMKM utnuk menawarkan produknya kepada penumpang. Kemudian, rumah makan, toko aksesoris, penginapan, dan jasa transportasi loka semakin hidup karena kunjungan wisatawan. 

Mobilitas orang dan barang kini juga jauh lebih mudah, sehingga masyarakat dapat bepergian untuk bekerja, menempuh pendidikan, maupun memasarkan hasil bumi ke daerah lain. Selanjutnya, pariwisata lokal ikut berkembang karena wisatawan tidak hanya menikmati panorama Danau Toba, tetapi juga menjelajahi kampung-kampung adat, rumah-rumah tradisional, dan tempat wisata lainnya.

ASDP melalui KMP Ihan Batak juga ikut menjahit simpul-simpul nusantara, menyatukan daratan dengan pulau, menghubungkan orang-orang dengan cerita, serta mempertemukan wisatawan dengan kekayaan budaya Batak. Dan semua itu hadir dalam satu perjalanan menyeberangi Danau Toba. Hal ini membuat ASDP semakin bangga menyatukan nusantara. karena setiap penyeberangan tak hanya bercerita tentang memindahkan orang atau kendaraan dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga menghadirkan ruang perjumpaan lintas budaya, mempererat ikatan sosial, dan menumbuhkan persaudaraan antarsesama. 

Saat kapal sudah tiba di Pelabuhan Ambarita di Kabupaten Samosir, saya berdiri di pagar pembatas dek, menghadap ke arah Danau Toba. Saat sinar matahari keemasan menari di permukaan air, berpadu dengan semilir angin yang menenangkan, saya menutup mata sejenak. Saya membiarkan diri larut dalam suasana damai, dari gelombang kecil yang mengayun lembut, deru mesin kapal, hingga riuh penumpang yang bersiap turun. Dari kejauhan terdengar suara petugas kapal yang berseru “Ayo turun, kita sudah sampai!”. 

Suasana hiruk pikuk itu membuat saya membuka mata dan tersenyum. Saya benar-benar menyadari, perjalanan ini bukan sekadar menyeberang, melainkan juga tentang merasakan kebersamaan, mengenal budaya, dan menumbuhkan kebanggaan tentang Indonesia yang kaya. KMP Ihan Batak memberi pelajaran bahwa setiap persinggahan selalu meninggalkan cerita baru bagi wisatawan, bagi masyarakat, dan bagi Danau Toba yang terus membuka jalan menuju masa depan penuh harapan. (*/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved