Berita Viral
VIRAL Balita di Sukabumi Cacingan Hingga 1 Kg, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Seorang balita di Sukabumi, Jawa Barat bernama Raya (4) mengalami cacingan serius. Cacing di tubuhnya mencapai 1 Kg.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Berita seputar kematian seorang balita bernama Raya (4) akibat cacingan di Sukabumi, Jawa Barat viral di media sosial.
Viralnya kasus Raya ini bukan tanpa alasan.
Karena mengidap cacingan, Raya yang tinggal bersama neneknya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia.
Yang membuat miris, cacing di tubuh Raya mencapai 1 Kg.
Baca juga: Cacingan Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Gejala dan Cara Menghindarinya
Cacing tersebut tidak hanya menyerang tubuh, tapi juga otak Raya.
Sejak beritanya viral, warganet kemudian ramai-ramai mencari informasi seputar balita Sukabumi cacingan.
Tidak hanya itu, netizen juga mencari informasi seputar bagaimana kasus cacingan bisa terjadi terhadap anak.
Apa Itu Penyakit Cacingan
Penyakit cacingan, atau helmintiasis, adalah infeksi atau infestasi cacing parasit yang masuk ke dalam tubuh manusia, terutama menyerang saluran pencernaan.
Cacing tersebut hidup dengan mengambil nutrisi dari tubuh inang, sehingga menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti kurang gizi, anemia, gangguan perkembangan, dan penurunan kecerdasan pada anak-anak.
Dikutip dari Kompas.id, penyakit cacingan ditularkan melalui tanah.
Baca juga: Apa Itu Jokowi White Paper yang Ditulis Roy Suryo CS, Simak Penjelasannya
Ada tiga jenis cacing yang umum menjadi sumber penularan, yakni Ascaris lumbricoides atau cacing gelang, Trichuris trichiura atau cacing cambuk, serta Ancylostoma duodenale dan Necator americanus atau cacing tambang.
Terkait kasus yang dialami balita di Kabupaten Sukabumi, infeksi dari cacing Ascaris lumbricoides atau cacing gelang diduga menjadi penyebabnya.
Cacing gelang merupakan jenis cacing dengan ukuran yang paling besar.
Untuk cacing jantan berukuran 10-30 sentimeter (cm) dan cacing betina bisa berukuran 22-35 cm.
Cacing betina dapat bertelur 100.000-200.000 butir telur sehari.
Baca juga: Apa Itu Amicus Curiae, Simak Penjelasan dan Fungsi, dan Tahapannya
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga staf Departemen Parasitologi FKUI Saleha Sungkar dihubungi di Jakarta, Rabu (20/8/2025), menyampaikan, cacing gelang bisa hidup di rongga usus.
Cacing betina akan bertelur dan telur tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh bersama dengan feses saat buang air besar.
BAB sembarangan membuat risiko paparan terhadap telur cacing ini menjadi semakin tinggi.
Hal ini bisa diperburuk dengan perilaku yang tidak bersih yang sering bermain tanah sehingga membuat telur menempel di tangan dan masuk ke dalam mulut.
“Jika anak-anak bermain di tanah dan telur cacing gelang menempel di tangan maka saat anak memegang makanan, telur menempel di makanan, dan ikut tertelan bersama makanan, telur bisa masuk ke usus lalu menetas menjadi larva di usus halus,” tuturnya.
Baca juga: Apa Itu Badai Tropis Danas yang Kabarnya akan Melanda Kawasan Taiwan
Di usus halus, larva tersebut akan berubah menjadi cacing dewasa dengan waktu 2-3 bulan.
Karena itu, apabila melihat kasus balita di Kabupaten Sukabumi dengan ukuran cacing yang cukup besar di dalam tubuh, kondisi ini bisa menandakan adanya paparan yang berulang dan terjadi dalam waktu yang lama.
Cara mengatasi dan mencegah cacingan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah cacingan ini.
-
Pengobatan dengan obat anthelmintik seperti albendazole yang efektif terhadap berbagai jenis cacing, termasuk cacing kremi, cacing tambang, dan cacing gelang. Dosis dan durasi pengobatan disesuaikan dengan usia dan jenis infeksi.
-
Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar.
-
Memotong kuku agar tidak menjadi tempat telur cacing menempel.
-
Menggunakan alas kaki saat berjalan di luar rumah.
-
Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak dengan baik dan menggunakan air bersih.
-
Membersihkan dan mengganti sprei, handuk, dan pakaian secara rutin dengan air hangat untuk membunuh telur cacing.
-
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara konsisten.
Penanganan terpadu berupa edukasi kesehatan dan pemberian obat cacing secara massal sangat dianjurkan untuk memutus siklus penularan cacingan, terutama di kalangan anak-anak yang paling rentan.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-main-tanah.jpg)