Sumut Terkini

Bulog Kanwil Sumut Sudah Gelontorkan 1.602 Ton Beras SPHP

Perum BULOG Kanwil Sumut menyebut harga Beras perlahan mulai turun setelah penyaluran Beras SPHP.

|
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
HARGA BERAS: Bulog telah salurkan 1.602 ton beras SPHP ke berbagai daerah di Sumatera Utara. Penyaluran tersebut diklaim berhasil menekan harga beras. Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 14 Agustus mencatat harga termurah beras kualitas medium di pasar sebesar Rp15.009/kg. Angka ini turun Rp193/kg dibandingkan awal Agustus yang masih Rp15.202/kg. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Perum BULOG Kanwil Sumut menyebut harga Beras perlahan mulai turun, setelah penyaluran Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke berbagai daerah.

Pemimpin Wilayah BULOG Sumut, Budi Cahyanto, mengungkapkan hingga 15 Agustus 2025, pihaknya telah menyalurkan 1.602 ton beras SPHP ke seluruh pelosok Sumut. 

Distribusi dilakukan melalui berbagai saluran, mulai dari pengecer di pasar rakyat, koperasi desa/kelurahan Merah Putih, outlet pangan binaan pemda, BUMN pangan, koperasi dan outlet instansi pemerintah, Rumah Pangan Kita (RPK), hingga swalayan dan toko ritel modern.

“Dengan banyaknya beras SPHP yang kami gelontorkan, harga beras sudah mulai beranjak turun,” ujar Budi, Jumat (15/8/2025).

Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 14 Agustus mencatat harga termurah beras kualitas medium di pasar sebesar Rp15.009/kg.

Angka ini turun Rp193/kg dibandingkan awal Agustus yang masih Rp15.202/kg.

Budi menyebut tren penurunan harga ini akan terus didorong. BULOG Sumut masih memiliki stok 50 ribu ton beras yang tersebar di seluruh gudang di Sumut. 

“Kami akan terus menggelontorkan Beras SPHP sebanyak-banyaknya, dengan harapan harga di pasaran semakin turun,” ujarnya.

Selain SPHP, BULOG Sumut juga menyalurkan program Bantuan Pangan gratis berupa beras kualitas medium. Hingga saat ini, sudah tersalurkan 15.224 ton dari target 16.655 ton atau 91 persen.

“Targetnya semua bantuan ini tuntas di akhir Agustus. Harapannya, akses masyarakat terhadap beras semakin mudah, harga stabil, dan daya beli tetap terjaga,” tukasnya.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai penurunan harga beras saat ini sejalan dengan turunnya harga gabah di tingkat petani.

“Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, harga gabah di level petani anjlok ke Rp6.800 per kilogram. Sampel di wilayah Deli Serdang menunjukkan, gabah kering panen yang sebelumnya sempat naik hingga Rp8.300 per kilogram, kini turun ke Rp6.800,” ujarnya, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya, harga beras yang sebelumnya berada di kisaran Rp15.330 per kilogram kini turun menjadi sekitar Rp14.660. Bahkan, ada pemilik kilang yang berani menjual hingga Rp13.666 per kilogram. 

Penurunan ini dipicu oleh musim panen yang serentak terjadi di berbagai daerah Sumut pada Agustus, terutama di Kabupaten Serdang Bedagai, Deli Serdang, dan Simalungun, diikuti wilayah produsen padi lainnya.

Gunawan memproyeksikan harga beras di tingkat produsen akan mentok di kisaran Rp12.400 hingga Rp13.000 per kilogram. Hal ini mengacu pada Harga Acuan Pembelian (HAP) pemerintah untuk gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. 

Di tingkat konsumen, harga beras diperkirakan bisa turun maksimal Rp2.000 per kilogram selama musim panen raya hingga kuartal pertama tahun depan.

“Puncak harga terendah kemungkinan terjadi pada September dan bertahan hingga kuartal pertama 2026. Ini kabar baik bagi konsumen, tapi kurang menggembirakan bagi petani. Meski begitu, jika harga gabah masih di Rp6.500, Nilai Tukar Petani tanaman pangan masih akan mampu berada di atas 100,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika BULOG juga menyalurkan beras SPHP ke pasar, harga beras berpotensi turun lebih cepat.

Namun menurut perhitungannya, harga beras di masyarakat tidak akan jauh berbeda dari harga beras BULOG.

“Sebaiknya BULOG fokus menyalurkan beras untuk penerima bantuan pemerintah. Yang penting sirkulasi beras BULOG terjaga dan tidak memicu kerusakan stok karena disimpan terlalu lama,” katanya.

Gunawan memprediksi penurunan harga beras di tingkat kilang akan mulai terasa di tingkat konsumen pada pekan depan.

“Pedagang tentu akan menghabiskan stok lama dulu sebelum menyesuaikan harga sesuai harga pokok produksi terbaru,” pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved