Medan Terkini

Mitra Driver Ojol Medan Tolak Penurunan Komisi, Skema 20 Persen Dinilai Ideal

Suara para mitra driver ojek online (ojol) di Kota Medan semakin menguat menyikapi wacana penurunan potongan komisi aplikator menjadi 10 persen. 

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
UNJUK RASA DRIVER OJOL: Ratusan driver ojol menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (20/5/2025) Dishub sebut Regulasi Ojol sudah ditandatangani oleh Gubernur Sumut Bobby Nasution. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Suara para mitra driver ojek online (ojol) di Kota Medan semakin menguat menyikapi wacana penurunan potongan komisi aplikator menjadi 10 persen. 

Sejumlah komunitas pengemudi aktif secara tegas menyatakan penolakan terhadap usulan tersebut. 

Mereka menilai skema komisi 20 persen yang berlaku saat ini masih ideal dan memberikan keseimbangan antara kontribusi mitra dan layanan yang diberikan oleh aplikator.

Rudi Maulana, Ketua Komunitas Medan E-Rider yang membawahi 136 anggota driver aktif, menyampaikan bahwa potongan komisi saat ini sebesar 20 persen tidak menjadi masalah besar selama order masih lancar dan berbagai benefit dari aplikator tetap dirasakan. 

“Bagi kami, potongan komisi tersebut tidak menjadi masalah selama order masih terjaga, gacor, serta benefit lain yang kami dapatkan seperti asuransi kecelakaan, layanan customer service, Satgas, dan fasilitas lain yang membantu operasional kami di lapangan,” tegasnya.

Sikap serupa disampaikan Andi Irawan Siregar, Ketua Komunitas Gatot Kaca yang memiliki 138 anggota. 

Menurutnya, skema 20 persen masih wajar karena ada banyak manfaat tambahan dari aplikator. 

“Sebagai bagian kemitraan, kami mendapat asuransi kecelakaan, layanan customer service, serta diskon-diskon yang menunjang pekerjaan ojol di jalanan. Banyak manfaat yang kami terima,” ujarnya.

Adenan Borneo dari Komunitas Gundala Molis juga menyuarakan pandangan senada. 

Mereka menyebut sistem yang ada saat ini memberikan ruang kerja yang fleksibel, stabilitas penghasilan, dan akses ke berbagai program pengembangan bagi para mitra aktif.

Sementara itu, Sumihar dari Komunitas Green Amric Medan mengingatkan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam menyusun kebijakan yang menyangkut jutaan pekerja informal yang kini menjadi tulang punggung layanan transportasi dan logistik digital. 

Ia berharap pemerintah dapat mendengarkan suara driver aktif dan mengabaikan pendapat dari para driver yang sudah tidak aktif, karena hal tersebut berpotensi menimbulkan kegaduhan di antara driver yang masih berjuang mencari nafkah.

Dukungan terhadap skema komisi 20 persen juga datang dari Johny Siregar, Ketua Komunitas Medan Sahabat Rental Club (MESAC). 

Ia berharap pemerintah tidak hanya mendengar aspirasi mitra aktif, tetapi juga mengkaji dampak kebijakan ini terhadap UMKM yang terhubung dengan ekosistem ojol.

Para komunitas driver ojol berharap keputusan pemerintah tetap berpijak pada asas keberlanjutan dan keseimbangan sistem. 

Mereka menegaskan bahwa driver aktif bukan hanya pengguna aplikasi, tetapi bagian penting dari ekosistem ekonomi kerakyatan yang terus berkembang.

 

(cr5/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved