Terapkan Sekolah Lima Hari, Pemprov Diminta Pantau Sekolah yang Kena Banjir Rob saat Sore

Ketua Ombudsman Sumut Herdensi Adnin meminta Dinas Pendidikan Sumut untuk mengecek sekolah di Medan bagian utara

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Sejumlah masyarakat sedang bermain air saat banjir rob datang di Kecamatan Medan Belawan beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumut menerapkan program belajar lima hari untuk siswa tingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Luar Biasa (SMA/K/LB) baik negeri mau pun swasta sejak 14 Juli 2025 lalu.

Dengan penerapan program belajar mengajar lima hari, maka jam belajar mengajar pun diperpanjang sampai sore hari.

Menanggapi hal itu, Ketua Ombudsman Sumut Herdensi Adnin meminta Dinas Pendidikan Sumut untuk mengecek sekolah di Medan bagian utara atau Medan Belawan.

Sebab, menurut Herdensi, area tersebut kerap terjadi banjir rob mulai dari siang hingga sore hari.

"Kita minta Pemprov dalam hal ini Disdik Sumut juga melakukan pemantauan pelaksanaan sekolah lima hari di area Medan Belawan. Karena area tersebut rawan banjir rob pada sore hari," jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Rabu (16/7/2025).

Baca juga: RATUSAN SISWA MTS DAN MA AL WASHLIYAH Terlantar di Depan Sekolah Gegara Disegel Pemkab Deli Serdang

Ombudsman juga meminta, agar Disdik Sumut segera menemukan solusi, jika ada banjir rob yang mengakibatkan proses belajar sampai sore hari itu terganggu.

"Sejauh ini belum ada keluhan dari siswa atau sekolah terkait penerapan sekolah lima hari. Hanya saja, memang untuk daerah Medan utara itu harus terus dipantau proses belajar mengajarnya, apabila terjadi banjir rob Disdik sudah memiliki solusi lainnya," ucapnya.

Meski begitu, kata Herdensi, terkait banjir rob ini, seharusnya Pemko Medan juga turut serta membantu agar proses belajar mengajar lima hari berjalan lancar di Belawan.

"Kita juga harus melihat dari dua kacamata yang berbeda. Pemko Medan juga harus ikut andil membuat solusi agar tidak terjadi banjir rob lagi. Pemprov harus memiliki solusi jika ada banjir rob yang membuat proses belajar mengajar terhenti," jelasnya.

Untuk itu, ia meminta baik Pemko Medan maupun Pemprov Sumut memiliki perhatian khusus dalam dua hal ini.

"Kita minta perhatian khusus dari kedua belah pihak untuk memecahkan permasalahan ini," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan sejumlah warga Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Deli, saat ini di daerahnya sedang mengalami banjir rob yang terjadi mulai pukul 15.00 WIB.

"Iya lagi musim banjir rob. Waktu terjadi banjir rob tidak tentu kadang mulai pukul 14.00 WIB tapi lebih sering pukul 15.00 WIB," jelas seorang ibu bernama Tuti yang tinggal di Bagan Deli.

Tuti juga bercerita, ada rasa khawatir jika anaknya sekolah sampai sore hari. Karena tempat sekolah anaknya ini juga akan terkena banjir rob.

"Khawatirnya itu bukan apa-apa, tapi takut kalau sampai sore, baju sekolah dan sepatunya basah. Sementara besok harus sekolah lagi," ucapnya kepada Tribun Medan.

Namun, kata Tuti, ia sepakat dengan adanya program belajar mengajar lima hari tersebut.

"Kalau programnya sepakat-sepakat saja. Cuma itu tadi, khawatir baju sekolahnya basah sementara besok dipakai. Sepatunya juga basah sementara besok dipakai. Itu saja khawatirnya," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini belum ada tim Disdik Sumut yang melakukan peninjauan ke SMA/K/LB di Medan Belawan.

Diketahui, beberapa waktu lalu Kepala Dinas Pendidikan Sumut Alexander Sinulingga juga merespon soal sekolah yang dikhawatirkan terkena banjir rob apabila belajar di sekolah sampai sore hari.

"Itu nanti sudah kita pikirkan terkait penerapan lima hari, untuk hal-hal non-teknis juga sudah kita pertimbangkan. Dan itu sifatnya situasional ya nanti yang intinya sekolah lima hari ini tidak akan mengurangi jam pelajaran," ucapnya beberapa waktu lalu.

Alex malah menjelaskan ada banyak permasalahan penerapan sekolah lima hari selain banjir rob. Seperti di swasta itu ada beberapa sekolah yang menggunakan sistem shift.

"Ada juga sekolah lain yang case-nya di swasta ya, itu terkendala selama ini ada dua shift sekolah. Ini juga akan kita atur supaya bisa sekolah lima hari. Hal-hal teknis inilah masih kita terus cari solusinya," jelasnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved