TRIBUN WIKI

Sejarah PSHT yang Kini Disorot Karena Aksi Bentang Spanduk di Jepang

Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah salah satu organisasi pencak silat di Indonesia yang berdiri pada tahun 1922 di Madiun, Jawa Timur.

Editor: Array A Argus
Instagram/@unboxing.japan/TikTok
TUAI KECAMAN- PSHT Cabang Jepang menuai kecaman dari warganet setelah beredarnya foto anggota pencak silat ini membentangkan spanduk besar di jembatan sungai Jepang. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Jepang tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Bukan karena prestasinya, tapi karena aksi bentang spanduk yang dilakukan PSHT Jepang di Negeri Sakura tersebut.

Foto aksi bentang spanduk di Jepang itu kemudian menuai kontroversi.

Beberapa pihak menyebutkan, bahwa aksi tersebut mencoreng nama baik Indonesia.

Baca juga: Sejarah Liberty Media yang Kini Mengakuisisi Dorna Sports

Siswa Sekolah Harapan Mekar Medan sukses mendapatkan medali emas di Kejuaraan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cup IV 2023 (20/8).
Siswa Sekolah Harapan Mekar Medan sukses mendapatkan medali emas di Kejuaraan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cup IV 2023 (20/8). (Tribun Medan/HO)

Baca juga: Sejarah dan Tema Hari Bidan Nasional 2025 Beserta Maknanya

Sebab, aksi-aksi semacam itu hanya akan membuat masyarakat di Jepang terganggu.

Karenanya, PSHT Jepang pun menuai kritik dan kecaman dari warganet.

Setelah foto bentang spanduk itu viral, PSHT Jepang kemudian menyampaikan klarifikasi.

Mereka dayang ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo.

Dalam klarifikasinya, PSHT Jepang menyebut bahwa aksi bentang spanduk itu sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu.

Baca juga: Sejarah Karens Dinner yang Tutup Permanen Juni 2025, Sempat Hadir di Indonesia

“Meskipun kegiatan tersebut telah berlangsung lama dan baru muncul beberapa hari ini, PSHT Cabang Jepang menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan menyadari bahwa tindakan tersebut tidak selaras dengan ketentuan dan norma yang berlaku di Jepang serta mencederai nama baik Indonesia di Jepang,” tulis PSHT Cabang Jepang dalam keterangan resmi yang dirilis di laman Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kamis (26/6/2025) dikutip dari Kompas.com.

Namun begitu, warganet meminta PSHT Jepang tak melakukan hal-hal aneh yang dapat merugikan citra bangsa Indonesia di mata internasional.

Baca juga: Sejarah Hari Donor Darah Sedunia yang Diperingati Tiap 14 Juni

Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Jember resmi dibekukan. Peruguruan silat yang mengkroyok 5 anggota Polisi ini membuat resah masyarakat. 
Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Jember resmi dibekukan. Peruguruan silat yang mengkroyok 5 anggota Polisi ini membuat resah masyarakat.  (HO)

Sejarah PSHT

Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah salah satu organisasi pencak silat tertua dan terbesar di Indonesia.

Dikutip dari laman psht.or.id, organisasi ini didirikan pada tahun 1922 di Madiun, Jawa Timur oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo.

Ki Hadjar Hardjo Oetomo, yang merupakan seorang tokoh pejuang kemerdekaan berguru dan memperoleh ilmu dari Ki Ngabehi Soerodiwirjo, Desa Winongo, Madiun.

Selama berlatih dan belajar dengan Ki Ngabehi Soerodiwirjo, Ki Hadjar Hardjo Oetomo dikenal sebagai murid yang tekun dan berhasil mencapai tingkat pendekar dalam tataran ilmu Setia Hat.

Baca juga: Sejarah Hari Media Sosial Indonesia yang Diperingati Tiap 10 Juni

Pada masa itu, ilmu Setia Hati (SH) cenderung hanya diajarkan kepada kaum bangsawan.

Ki Hadjar Hardjo Oetomo ingin agar ilmu pencak silat ini juga dapat dipelajari oleh masyarakat luas, terutama para pemuda dan pejuang kemerdekaan, sebagai bekal melawan penjajahan Belanda.

Sepanjang perjalanannya, banyak muda-mudi yang kemudian bergabung ke PSHT.

Namun, organisasi yang awalnya bernama Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC) ini sudah beberapa kali berganti nama. 

Baca juga: Sejarah Ayam Goreng Widuran Non Halal yang Viral di Kota Solo

Pada kongres pertama di Madiun tahun 1951, nama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) resmi digunakan.

Selain Ki Hadjar Hardjo Oetomo, sejumlah tokoh lain berperan besar dalam perkembangan PSHT, seperti RM Soetomo Mangkoedjojo, Santoso Kartoatmodjo, Irsyad, RM Imam Koesoepangat, dan KRT Tarmadji Budi Harsono.(ray/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved