Berita Viral

IRAN BOMBARDIR Tel Aviv dan Yerusalem, Israel Ingatkan Nasib Pemimpin Iran Seperti Saddam Hussein

Saya memperingatkan Ayatollah Ali Khamenei agar tidak terus melakukan kejahatan perang dan meluncurkan rudal ke warga sipil Israel, kata Menhan Katz. 

|
Editor: AbdiTumanggor
Kolase
Menteri Pertahanan Israel Katz (kanan) memperingatkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kiri), tentang nasib yang mirip dengan Saddam Hussein saat pengarahan keamanan dengan pejabat tinggi militer IDF, Selasa (17/6/2025) waktu setempat. Foto Pelabuhan Haifa saat dirudal Iran, Senin (16/6/2025) waktu setempat. Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel utara. (aljazeera) 

Mantan komandan kedirgantaraan IRGC, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, menggambarkan peluncuran Fattah sebagai "lompatan besar" dalam kemampuan militer Iran pada upacara peluncuran tahun 2023.

Sebelumnya, hanya Rusia, China, dan India yang memiliki teknologi serupa dalam pembuatan rudal hipersonik operasional, masing-masing dengan perbedaan platform peluncuran, jangkauan, dan muatan.

Sementara itu, tahap kesebelas Operasi True Promise III ini adalah yang paling intens sejauh ini. Salah satunya ialah rudal-rudal Fattah berhasil menembus beberapa lapis pertahanan udara Israel.

Meskipun rezim Israel memberlakukan sensor media yang ketat, beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan langit di atas Tel Aviv dan Haifa terang benderang akibat ledakan dari rudal-rudal canggih Iran yang menembus tiga tingkat pertahanan rudal Israel.

Dampak Bom Iran di Israel

Serangan bom Iran ini mengakibatkan ribuan warga sipil berbondong-bondong mengungsi ke tempat aman.  Mereka bersembunyi di bunker-bunker hingga dibangun pemerintah untuk mengamankan diri.

Kedua negara saling menebar ancaman. Mereka meminta warga di kota-kota target serangan agar segera mengungsi.

Terbaru, Iran meminta wraga Israel Zionis untuk angkat kaki dari wilayah yang mereka duduki di Tepi Barat.

Sementara Israel sejak semalam meminta warga yang dekat dengan pusat persenjataan di Iran, yakni Teheran agar mengungsi ke tempat aman. 

Rekaman video menunjukkan mobil-mobil terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Mereka mencari perlindungan di daerah pedesaan atau provinsi tetangga sementara ibu kota tetap dalam status siaga tinggi.

Hal ini terjadi saat rudal Iran menghantam kota-kota Israel, termasuk Haifa, yang mengakibatkan kerusakan dan korban luka. Serangan tersebut merupakan bagian dari aksi balasan Teheran atas operasi "Rising Lion" Israel sebelumnya, yang menargetkan situs nuklir dan militer Iran.

Serangan balasan Iran ini menghantam lokasi di Tel Aviv dan lokasi lain, yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan properti. Dikutip dari Al Jazeera sebagian besar warga Israel “sangat terlindungi” dari serangan udara.

Itu karena mereka lebih memilih menyelamatkan diri di dalam bunker tempat perlindungan.

“Pertama-tama, sistem alarm berfungsi dengan sangat baik. Kali ini, kami mendapatkan alarm jauh sebelum sirene berbunyi. Kami dapat mempersiapkan diri. Di sebagian besar wilayah Tel Aviv, misalnya, terdapat banyak tempat perlindungan. Semua bangunan baru memiliki tempat perlindungan dan rumah aman sendiri. Jadi, dari sudut pandang ini, Anda merasa bahwa penduduk terlindungi."

Namun hal ini tidak berlaku bagi populasi lain di Israel, seperti suku Badui atau warga Palestina di Israel.

Di kota Tamra yang mayoritas penduduknya Palestina di Israel utara, yang berpenduduk 35.000 orang tidak ada tempat perlindungan bom.

Di pusat kota Tel Aviv, warga berbondong-bondong juga menyelamatkan diri ke dalam bunker.

Naomi, seorang ibu dua anak yang sudah menikah dan religius, mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa dia mendapat dukungan dari para tetangga sejak peringatan untuk berlindung dikeluarkan.

“Tetangga kami datang Jumat malam untuk memberi tahu kami bahwa akan segera ada sirene karena mereka tahu kami menjalankan Shabbat,” kata Naomi.

“Ketika kami berada di miklat (tempat penampungan) untuk sirene pukul 9 malam Jumat malam, cuaca sangat panas, tidak ada udara, terasa seperti sauna, semua orang berkeringat. Saya mengenakan pakaian Shabbat yang bagus dengan wig tebal dan tetangga saya membawa kipas angin kecil dan meletakkannya di depan saya,” katanya.

Serangan rudal yang ditembakkan dari Iran menyebabkan kerusakan pada kilang minyak utama di Haifa dan kampus Institut Sains Weizmann di Rehovot, Israel.

Tidak ada laporan mengenai korban dalam kedua serangan itu, yang terjadi saat Teheran menembakkan puluhan rudal balistik pada Sabtu (14/6/2025) malam dan Minggu (15/6/2025) dini hari, sebagai respons terhadap tindakan militer yang dilancarkan Israel terhadap program nuklir Iran.

Haifa adalah rumah bagi kilang minyak, pelabuhan utama, dan pangkalan angkatan laut. Namun, polisi Israel mengatakan petugas telah berupaya membersihkan jurnalis media internasional yang telah menyiarkan langsung dampak rudal di wilayah Haifa. 

"Kendaraan polisi Distrik Pesisir dikerahkan untuk melakukan pencarian dan menangani insiden tersebut," kata seorang juru bicara, Senin (16/6/2025), dilansir The Times of Israel.

Kilang minyak Bazan, yang telah lama menjadi incaran musuh-musuh Israel, mengalami kerusakan pada jaringan pipa dan saluran transmisi yang menghubungkan fasilitas-fasilitas di kompleks besar Haifa, kata perusahaan itu dalam pengajuan ke Bursa Efek Tel Aviv. 

"Saat ini, fasilitas penyulingan minyak masih terus beroperasi, meskipun fasilitas lain di kompleks tersebut telah ditutup," kata perusahaan tersebut.

Kini, pihaknya tengah mengkaji dampak serangan rudal terhadap operasinya di kilang minyak terbesar di negara itu, serta kemungkinan konsekuensi finansialnya.

Tidak jelas kapan fasilitas yang terkena dampak akan kembali beroperasi atau apa dampaknya. Pernyataan perusahaan itu juga tidak menyebutkan kemungkinan dampak lingkungan terhadap penduduk Haifa.

Fasilitas tersebut, yang menjadi rumah bagi menara pendingin khas yang menjulang di atas Teluk Haifa yang padat penduduk. Fasilitas tersebut tidak pernah diketahui pernah mengalami serangan langsung di masa lalu.

Diberitakan IRNA pada Minggu (15/6/2025), Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam siaran pers mengonfirmasi gelombang baru serangan hukuman tersebut.

Sementara itu, Angkatan Bersenjata Iran telah memperingatkan orang-orang di Israel untuk meninggalkan wilayah yang diduduki Israel selagi mereka bisa karena serangan hukuman Iran akan menargetkan seluruh wilayah yang dikuasai Israel.

"Peringatan bagi Anda dalam beberapa hari mendatang: Tinggalkan wilayah yang diduduki, karena, sudah pasti, wilayah itu tidak akan dapat dihuni lagi di masa mendatang!" kata Kolonel Reza Sayyad, juru bicara Angkatan Bersenjata, Minggu, tak lama setelah gelombang baru serangan Iran dimulai terhadap Israel.

Ia mengingatkan Israel, Angkatan Bersenjata telah berulang kali selama beberapa hari terakhir menargetkan lokasi sensitif di Israel dan memiliki data lengkap mengenai target-target tersebut, termasuk lokasi militer dan keamanan, pusat-pusat pengambilan keputusan, dan tempat tinggal para komandan dan ilmuwan militer Israel.

"Oleh karena itu, kami ingin menekankan: jangan biarkan rezim kriminal menggunakan Anda sebagai tameng manusia," Kolonel Sayyad memperingatkan.

Ia menambahkan, berlindung di bawah tanah tidak akan membawa keselamatan bagi orang Israel. Kegagalan mengindahkan peringatan, katanya, akan membawa nasib yang lebih sulit bagi orang Israel.

Jumlah Korban Tewas Bertambah

Dikutip dari AP News, jumlah korban tewas bertambah pada hari Minggu ketika Israel dan Iran saling serang rudal untuk hari ketiga berturut-turut, sementara Israel memperingatkan bahwa yang lebih buruk akan terjadi.

Israel menargetkan kantor pusat Kementerian Pertahanan Iran di Teheran dan situs-situs yang diduga terkait dengan program nuklir Iran, sementara rudal Iran menghindari pertahanan udara Israel dan menghantam bangunan-bangunan jauh di dalam Israel.

Di Israel, setidaknya 24 orang tewas akibat serangan Iran, menurut layanan penyelamatan Magen David Adom,  dan korban luka-luka puluhan orang. Di Iran, Kementerian Kesehatan melaporkan 224 orang tewas sejak serangan Israel dimulai pada Jumat (13/6/2025). Badan tersebut mengatakan 1.277 orang lainnya dirawat di rumah sakit dan mengatakan lebih dari 90 persen korban adalah warga sipil.

Baca juga: ISRAEL: Kami Negara Kecil, Tapi Kami Punya Kemampuan Bikin Iran Tak Akan Pernah Punya Senjata Nuklir

Israel Bunuh 5 Jenderal IRGC

Dilaporkan, militer Israel mengatakan mereka telah membunuh kepala Markas Pusat Khatam al-Anbiya IRGC, Jenderal Ali Shadmani, dalam serangan jet tempur, Selasa (17/6/2025).

Laporan yang ditayangkan Aljazeera itu menggambarkan Ali Shadmani sebagai “komandan militer paling senior” Iran dan “orang yang paling dekat” dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.

Namun, kabar kematian Ali Ali Khamenei ini belum ditanggapi langsung dari pihak Iran.

Ali Shadmani diangkat ke jabatan tersebut setelah Israel membunuh mantan kepala Markas Pusat Khatam al-Anbiya, Gholamali Rashid, awal minggu ini, Jumat (13/6/2025).

Berikut Jenderal Iran yang Dibunuh Israel dalam Sepekan:

Mohammad Bagheri

Bagheri adalah perwira militer berpangkat tertinggi di Iran. Jabatannya adalah kepala staf angkatan bersenjata Iran, yang meliputi Korps Garda Revolusi dan Angkatan Darat.

Bagheri bergabung dengan IRGC pada 1980 di usia 20 tahun. Bersama saudaranya, dia membantu mendirikan unit intelijen IRGC selama perang Iran-Irak.

Sikapnya dianggap kurang bergaris keras dibandingkan komandan lainnya. Dia baru-baru ini dikritik karena pidatonya pada bulan April di depan reruntuhan kuno Persepolis.

Saat itu, dia menyerukan perdamaian dan mendesak untuk menghindari perang.

Abdolrahim Mousavi telah ditunjuk sebagai kepala staf angkatan bersenjata yang baru, demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, Irna. 

Mousavi tidak berasal dari jajaran IRGC, meski dia seorang jenderal.

Hossein Salami

Hossein Salami adalah panglima Korps Garda Revolusi (IRGC).

Salami bergabung dengan IRGC pada tahun 1980 selama perang Iran-Irak, dan kemudian menjadi wakil komandan pada 2009.

Selang 10 tahun kemudian, dia naik pangkat menjadi komandan IRGC.

Dikenal karena kemampuannya sebagai orator, ia mengambil sikap garis keras terhadap Israel.

Bulan lalu, dia mengatakan Teheran akan "membuka gerbang neraka" jika diserang oleh Israel atau AS.

Mohammad Pakpour telah ditunjuk menggantikan Salami sebagai komandan baru IRGC, kata media pemerintah Iran.

Gholamali Rashid

Gholamali Rashid adalah kepala Markas Pusat Khatam-al Anbiya IRGC, yang mengoordinasikan operasi militer gabungan Iran.

Rashid bertempur dalam perang tahun 1980-an dengan Irak.

Sebelumnya dia menjabat sebagai wakil kepala staf Angkatan Bersenjata Iran.

Ali Shadmani telah ditunjuk menggantikan posisi Rashid, menurut media pemerintah Iran.

Kini, Ali Shadmani turut dibunuh Israel, Selasa (17/6/2025).

Padahal Ali Shadmani baru dua hari menjabat sebagai  Kepala Markas Pusat Khatam-al Anbiya IRGC.

Siapakah penggantinya?

Amir Ali Hajizadeh

Sebagai komandan Angkatan Udara IRGC, Hajizadeh bertanggung jawab atas program rudal Iran.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Hajizadeh telah berkumpul di pusat komando bawah tanah bersama dengan mayoritas komandan Angkatan Udara IRGC untuk mempersiapkan serangan terhadap Israel.

IDF mengatakan kelompok itu kemudian tewas dalam serangan yang menargetkan gedung tersebut.

Dikatakan Hajizadeh memimpin serangan rudal terhadap Israel pada bulan Oktober dan April tahun lalu.

Hajizadeh dianggap kurang baik oleh masyarakat umum Iran setelah ia mengaku bertanggung jawab menjatuhkan pesawat penumpang Ukraina yang terbang dari Teheran pada 2020, sehingga menewaskan 176 orang di dalamnya.

Ahli Nuklir Iran

Fereydoon Abbasi, seorang ilmuwan nuklir.

Abbasi menjabat sebagai kepala Organisasi Energi Atom Iran antara tahun 2011 dan 2013.

Ia kemudian menjadi anggota parlemen dari 2020 hingga 2024.

Ia mengusung posisi garis keras pada segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas nuklir Iran.

Pada bulan Mei, ia berbicara di saluran televisi Iran, SNN.ir, tentang kemungkinan membuat senjata nuklir.

Saat itu, dia menegaskan bahwa dirinya akan dengan senang hati melaksanakan perintah untuk membuat senjata nuklir tersebut jika ia menerima perintah melakukannya.

Anggota ilmuwan nuklir Iran:

Sejumlah ilmuwan nuklir lainnya juga dilaporkan tewas dalam serangan Israel, menurut media pemerintah Iran.

Mereka adalah:

Mohammad Mehdi Tehranchi, kepala Universitas Azad di Teheran

Abdulhamid Minouchehr, kepala teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti Iran

Ahmad Reza Zolfaghari, profesor teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti

Amirhossein Feqhi, profesor teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti

5 JENDERAL IRAN DIBUNUH ISRAEL: Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh kepala Markas Pusat Khatam al-Anbiya IRGC, Jenderal Ali Shadmani, dalam serangan jet tempur, Selasa (17/6/2025). Sebelumnya Israel telah membunuh 4 petinggi militer Iran yang tewas dalam serangan Israel mencakup Jenderal Hossein Salami, Mohammad Bagheri, Gholamali Rashid, dan Amir Ali Hajizadeh. (KOLASE ISTIMEWA/BBC)
5 JENDERAL IRAN DIBUNUH ISRAEL: Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh kepala Markas Pusat Khatam al-Anbiya IRGC, Jenderal Ali Shadmani, dalam serangan jet tempur, Selasa (17/6/2025). Sebelumnya Israel telah membunuh 4 petinggi militer Iran yang tewas dalam serangan Israel mencakup Jenderal Hossein Salami, Mohammad Bagheri, Gholamali Rashid, dan Amir Ali Hajizadeh. (KOLASE ISTIMEWA/BBC) 

3 Pekerja Media Tewas

Selain, Ali Shadmani, tiga orang jurnalis tewas dalam serangan Israel di stasiun televisi pemerintah Iran.

"Serangan udara Israel terhadap kantor pusat televisi pemerintah Iran di Teheran menewaskan tiga orang,"kata penyiar.

“Tiga pegawai stasiun TV tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel” pada hari Senin (16/6/2025), kata saluran tersebut.

Siaran langsung, pembawa acara TV Sahar Emami mengecam "agresi terhadap tanah air" saat ledakan terjadi dan asap serta puing memenuhi layar.

Rekaman itu kemudian menunjukkan dia melarikan diri dari studio.

Kantor berita resmi IRNA telah mengidentifikasi korban sebagai Nima Rajabpour dan Masoumeh Azimi.

Dikatakan bahwa Rajabpour adalah seorang editor berita dan Azimi adalah seorang karyawan sekretariat lembaga penyiaran IRIB.

Seperti dilaporkan Aljazeera, pasukan Israel menyerang kompleks IRIB di Teheran, yang secara tiba-tiba mengakhiri siaran langsung, setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengeluarkan peringatan, dengan mengatakan: "Corong propaganda dan hasutan Iran sedang dalam perjalanan untuk menghilang."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei menuduh Israel melakukan “tindakan jahat” yang merupakan kejahatan perang dan menjadi “pembunuh jurnalis dan insan media” nomor satu.

Ledakan dan asap tebal mengepul juga terjadi di Tabriz, Iran.

Kantor berita Mehr Iran mengatakan asap tebal telah terpantau di kota Tabriz di barat laut setelah sebuah ledakan pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 8:45 waktu setempat.

Ia menerbitkan rekaman asap tersebut dalam sebuah posting di aplikasi Telegram.

Sementara, sirene berbunyi di seluruh Israel. Ledakan terjadi di dekat Tel Aviv.

Situs Ynet News mengatakan telah terjadi ledakan di Israel tengah dan laporan kerusakan pada sebuah bangunan di kota pesisir Herzliya, utara Tel Aviv.

Sementara itu, Times of Israel melaporkan "suara ledakan besar" di wilayah Yerusalem dan mengatakan sirene dibunyikan di seluruh negeri. 

Pihak Iran mengatakan sedang mempersiapkan apa yang disebutnya serangan rudal terbesar dan paling intens dalam sejarah di tanah Israel, setelah serangan terhadap televisi pemerintah Iran.

Laporan terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pembunuhan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei akan “mengakhiri konflik”.

KILANG MINYAK ISRAEL: Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa, Senin (16/6/2025) waktu setempat. Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel utara. (aljazeera)
KILANG MINYAK ISRAEL: Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa, Senin (16/6/2025) waktu setempat. Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel utara. (aljazeera)

Presiden Trum Minta Warga Sipil Taheran Menjauh

Terpisah, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan peringatan di media sosial, mendesak semua penduduk Teheran untuk melarikan diri dan mengatakan bahwa Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir.

Jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Iran telah meningkat menjadi lebih dari 220 orang, termasuk 70 wanita dan anak-anak. Sementara, lebih dari 24 orang tewas dalam serangan Iran terhadap Israel.

Untuk menghindari semakin banyaknya korban jiwa, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan agar semua orang meninggalkan Teheran atas kecamuk perang antara Iran dan Israel yang telah memasuki hari kelima, Selasa (17/6/2025).

Peringatan untuk meninggalkan Teheran tersebut disampaikan Trump dalam unggahan di platform media sosial Truth Social. Dia menuturkan bahwa seluruh penduduk di Teheran, ibu kota Iran, harus dievakuasi.

"Betapa menyedihkannya, dan pemborosan nyawa manusia. Sederhananya, Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya telah mengatakannya berulang kali! Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran," tulis Trump.

Tidak jelas apakah peringatan tersebut didorong oleh informasi rahasia yang dimiliki Trump tentang serangan Israel yang direncanakan secara spesifik.

Hampir 10 juta orang tinggal di ibu kota Iran tersebut, menurut laporan AFP.

Militer Israel sebelumnya juga mengeluarkan pemberitahuan yang mendesak penduduk satu distrik Teheran untuk mengungsi.

Peringatan tersebut mirip dengan apa yang dilakukan Israel terhadap penduduk Gaza setelah Hamas meluncurkan serangan 7 Oktober 2023. 

Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa, Senin (16/6/2025) waktu setempat. Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel utara. (aljazeera)
Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa, Senin (16/6/2025) waktu setempat. Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel utara. (aljazeera)

Ribuan warga telah tinggalkan Teheran

Ribuan warga Teheran dilaporkan meninggalkan ibu kota.

Arus eksodus besar-besaran ini memicu kemacetan parah di jalan utama menuju wilayah utara, seperti terlihat dalam berbagai unggahan di media sosial pada Senin (16/6/2025).

Dalam salah satu rekaman video yang diverifikasi oleh kantor berita AFP, tampak antrean kendaraan hampir tidak bergerak di jalan raya menuju utara dari Teheran. Jalur arah sebaliknya nyaris kosong.

Video tersebut direkam dari sebuah jembatan layang oleh pengguna media sosial.

Gambar dan video lain yang beredar di media sosial memperlihatkan ratusan mobil mengantre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Teheran dan kota satelit Karaj. 

Warga tampak bersiap melakukan perjalanan jauh keluar kota dengan mengisi penuh bahan bakar kendaraan mereka.

Sementara itu, meskipun penerbangan telah dihentikan, perjalanan lintas negara melalui jalur darat secara teori masih memungkinkan.

Di sisi lain, Kedutaan Besar China di Israel juga mendesak warganya untuk meninggalkan Israel melalui penyeberangan perbatasan darat sesegera mungkin.

China mengutip meningkatnya masalah keamanan dan ditutupnya wilayah udara Israel karena perang, sebagaimana dilansir Reuters.

Terpisah, Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, menegaskan kembali sikap G7 mengenai konflik Israel dengan Iran menyusul pernyataan blok sebelumnya.

"Kami mendesak agar penyelesaian krisis Iran mengarah pada de-eskalasi permusuhan yang lebih luas, termasuk gencatan senjata di Gaza," kata Ursula von der Leyen dalam sebuah posting di X.

"Kami tetap waspada terhadap implikasinya pada pasar energi,”sambungnya.

Baca juga: Usai Donald Trump dan Israel Beri Peringatan, Ribuan Warga Iran Tinggalkan Teheran

Baca juga: WARGA ISRAEL KAGET, Rudal Iran Berhasil Menghantam Kilang Minyak-Bahan Bakar Jet di Pelabuhan Haifa

(*/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Berita viral lainnya di Tribun Medan
Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved