Berita Nasional

Inilah 4 Perusahan Tambang Nikel Raja Ampat Dicabut Izinnya Oleh Prabowo

Prabowo mencabut izin usaha pertambangan (IUP) empat perusahaan di Raja Ampat, Papua Barat Daya, Selasa (10/6/2025).

x
PEMILIK kapal pengangkut nikel dari Raja Ampat yang bertuliskan Dewi Iriana dan JKW Mahakam yang menjadi sorotan belakangan ini. (X) 

Kata dia, PT GAG Nikel akan diawasi ketat oleh pemerintah agar tidak merusak biota alam Raja Ampat.

"Sekalipun GAG (PT Gag Nikel) tidak kita cabut tetapi atas perintah Bapak Presiden, kita mengawasi khusus dalam implementasinya, amdal harus ketat, reklamasi ketat, tidak boleh merusak terumbu karang. Jadi betul-betul kita akan awasi habis terkait dengan urusan di Raja Ampat,"ujarnya.

Kejanggalan Soal Raja Empat 

Kejanggalan soal tambang nikel di Papua mengancam keindahan Raja Ampat, namun masyarakat disana justru mnegungkap hal sebaliknya.

Jika media sosial diramaikan dengan tagar #saverajaampat sebagai bentuk dukugan untuk tetap menjaga keindahannnya, berbeda halnya dengan warga Gag. 

Mereka justru seolah-olah tidak ingin tambang nikel tersebut ditutup karena menjadi sumber ladang ekonomi bagi mereka. 

Seperti baru-baru ini beredar video sejumlah warga yang mengaku berasal dari Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, menyampaikan permintaan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia agar operasional PT GAG Nikel tetap dilanjutkan. Permintaan itu disampaikan saat kunjungan kerja Menteri Bahlil ke Sorong, Sabtu, 7 Juni 2025.

Dalam pertemuan itu, masyarakat membentangkan spanduk bertuliskan "Laut Kami Bersih, Berita Pulau Gag Hancur Itu Hoaks" sebagai bentuk penolakan terhadap tudingan bahwa keberadaan tambang telah merusak lingkungan.

"Tidak ada itu, Pak. Laut kami bersih. Hoaks itu kalau Pulau kami rusak. Alam kami baik-baik saja," ujar Friska, salah satu warga Pulau Gag.

Warga juga menegaskan, bahwa penutupan operasional GAG Nikel berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Mereka meminta Bahlil agar perusahaan tetap diizinkan beroperasi.

Menanggapi permintaan itu, Menteri Bahlil menyatakan bahwa dirinya sengaja datang langsung untuk mengecek kondisi di lapangan. Ia menegaskan tidak ingin mengambil keputusan hanya berdasarkan isu yang beredar.

"Makanya saya datang ke sini untuk memastikan langsung. Saya melihat secara objektif, apa sih yang sebenarnya terjadi," ujar Bahlil.

Ia pun menanyakan secara terbuka kepada warga, "Jadi ditutup atau tidak?" yang langsung dijawab serentak, "Jangan tutup, Pak. Kami masih hidup!"

Bahlil memastikan operasional PT GAG Nikel akan terus dievaluasi agar berjalan sesuai aturan dan tidak merusak kelestarian lingkungan.

Sosok Ini Angkat Bicara 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved