Kisah Santo Jukir di Medan yang Menemukan Kebahagiaan Dari Bersyukur dan Ikhlas
Kerasnya kehidupan di Kota Medan riskan "menelan" para kaum papa. Mereka harus berjibaku bertahan agar tak menyerah kalah
|
Editor:
Jefri Susetio
Istimewa
TUKANG PARKIR : Santo (52), tukang parkir yang sehari-hari beraktivitas di Jalan Abdullah Lubis berjuang tak ingin menyerah pada kerasnya kehidupan.
Baginya, lebih baik bekerja sebagai buruh kasar atawa juru parkir ketimbang jadi peminta-minta. Selagi tubuhnya sehat, ia akan berjuang memberi nafkah untuk keluarga.
"Jangan pernah merasa kamu yang paling sedih atau paling miskin. Lihatlah orang-orang jalanan, mungkin hidup mereka lebih tragis. Harus selalu bersyukur," ungkapnya.
Penulis : Hotmayjar Ardila Dalimuthe
NIM : 0603221023
Prodi : Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).
(*)
Baca Juga
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kolase-Foto-Tukang-Parkir.jpg)