Delegasi Sumut Sambangi Tiongkok

Mobil, Museum, dan Mimpi Peradaban: Jejak Tiongkok Membangun Teknologi

Hampir seluruh merek mobil yang beredar di Tiongkok merupakan hasil karya bangsa mereka sendiri dari BYD hingga berbagai merek lainnya.

|
Editor: iin sholihin
ISTIMEWA
BYD - Delegasi asal Sumut berfoto bersama saat mengunjungi showroom BYD di akota Zhengzhou, Sabtu (31/5/2025). 

Model semacam ini menjadi cermin yang relevan bagi umat Islam masa kini. Dahulu, umat Islam adalah pelopor dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun kini, tantangan besar adalah bagaimana tidak sekadar menjadi konsumen teknologi, tetapi mampu kembali menjadi pencipta. Tiongkok memperlihatkan bahwa ketekunan, kerja sama, dan perencanaan jangka panjang dapat mengantarkan sebuah bangsa pada kebangkitan yang luar biasa.

Dalam konteks ini, menarik untuk menyinggung satu ungkapan yang sering didengar di kalangan Muslim: "Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina." Ungkapan ini begitu populer, bahkan menjadi semacam simbol dorongan untuk mencari ilmu hingga ke tempat yang jauh.

Namun, dari perspektif keilmuan hadis, riwayat ini tidak dapat dibuktikan secara sahih berasal dari Nabi Muhammad SAW. Para ahli hadis menyepakati bahwa sanad dan matan riwayat ini tidak benar berasal dari Nabi Muhammad, sehingga tidak dapat dijadikan hujah dalam persoalan hukum agama.

Meskipun demikian, secara substansi, ungkapan ini mengandung nilai moral yang kuat yakni dorongan untuk menuntut ilmu, di mana pun sumbernya, selama memberikan manfaat. 

Kenyataannya, Tiongkok pada hari ini memang menunjukkan bahwa negeri tersebut layak menjadi tempat untuk belajar, khususnya dalam bidang teknologi dan inovasi.

Menariknya, di tengah fakta bahwa riwayat tersebut tidak sahih, justru masyarakat Muslim di Tiongkok sendiri sangat akrab dengan ungkapan tersebut dan menjadikannya semacam inspirasi identitas.

Hal ini menunjukkan bahwa spirit pencarian ilmu tetap hidup, meskipun tidak selalu berakar dari teks hadis yang valid secara akademik.

Tiongkok adalah contoh nyata bahwa peradaban besar bisa dibangun kembali dari kerja keras, kemandirian, dan komitmen jangka panjang. Bukan tidak mungkin, jika umat Islam mengambil pelajaran dari strategi pembangunan Tiongkok—dengan tetap menjunjung nilai-nilai Islam yang luhur, maka masa kejayaan peradaban Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dapat terulang kembali. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved