Berita Viral
AWAL Mula Wamenaker Emosi, Muncul Staf HRD Sebut Job Fair Formalitas, Minta Dipecat: Kurang Ajar
Menanggapi ini, Immanuel mempertanyakan siapa sosok HRD yang berani menyebut ajang job fair cuma formalitas.
TRBUN-MEDAN.com - Beginilah awal mula Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer emosi.
Hal ini bermula munculnya staf HRD yang sebut Job Fair cuma formalitas.
Immanuel bahkan meminta pemilik akun itu untuk dipecat.
Baca juga: 3 dari 4 Terdakwa Kasus TPPO di Karo Minta Sidang Perdana Ditunda, Kasi Pidum : Minta PH Sendiri
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, marah besar menanggapi viralnya seorang HRD yang menyebut ajang job fair cuma formalitas belaka.
Di media sosial, sebelumnya beredar kabar bahwa job fair yang tengah gencar dilakukan pemerintah untuk megatasi masalah pengangguran hanya sebuah formalitas.
Kabar ini mencuat setelah viralnya postingan komentar dari salah satu orang warganet yang mengaku HRD di sebuah perusahaan, menyebut bahwa perusahaan saat ini dipaksa oleh pemerintah untuk mengikuti job fair tersebut meskipun tak benar-benar mencari karyawan.
Baca juga: Dirreskrimum Polda Sumut Berganti, Kombes Ricko Taruna Mauruh Resmi Gantikan Brigjen Sumaryono
Komentar itu viral, menyusul ramainya kabar terkait job fair yang digelar di Bekasi berakhir ricuh.
"Buat teman-teman, ini cuma info bukan nakutin or jatuhin mental kalian. aku salah satu staf HRD n 90 persen job fair seperti ini itu hanya FORMALITAS, karena perusahaan dipaksa oleh pemerintah untuk mengikuti kegiatan ini, padahal kita nggak lagi cari pekerja.
Lihat begini sebenernya sakit hati, kasihan n campur aduk, tapi pihak perusahaan juga gabisa berbuat apa-apa daripada harus bayar denda," bunyi komentar yang viral itu.
Kabar ini pun kemudian mengundang reaksi masyarakat, dan memancing kemarahan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer.
Menanggapi ini, Immanuel mempertanyakan siapa sosok HRD yang berani menyebut ajang job fair cuma formalitas.
Ia pun meminta kepada perusahaan, agar memecat staf HRD itu karena dinilai telah mengeluarkan pernyataan yang tak bertanggung jawab.
Baca juga: PILU Koh Alex Bos Sembako di Bekasi Dihabisi Karyawan, Pelaku Bawa Uang Puluhan Juta, Kini Ditangkap
"Itu pernyataan gak bertanggung jawab, formalitas, saya minta HRD-nya untuk segera dipecat itu. Pernyataannya kurang ajar gitu, formalitas, jangan bikin job fair kalau gitu, berati dia ngada-ngada tuh," kata Immanuel saat diwawancara awak media.
Belum diketahui siapa sosok HRD tersebut.
Namun Immanuel mengatakan, pihaknya bahkan tak segan melakukan investigasi bila diperlukan.
Baca juga: Kades Tinggi Raja Asahan Ditangkap saat Bermain Judi dengan 3 Rekannya
Ia pun menyebut, HRD yang berani menyebut job fair cuma formalitas kurang ajar.
"Berati kurang ajar tuh, kalau misal butuh investigasi kita investigasi. Makanya, maksud saya HRD-nya siapa, jangan bikin hoaks," bebernya.
Job Fair Ricuh
Sebelumnya acara Job Fair bertajuk 'Bekasi Pasti Kerja Expo 2025' yang digagas Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi, yang dilaksanakan di President University Counvention Center, Jababeka Cikarang, berlangsung ricuh.
Video yang merekam momen kericuhan tersebut viral di media sosial.
Mengapa kegiatan yang seharusnya menjadi jembatan antara pencari kerja dan perusahaan ini justru berakhir rusuh?
Baca juga: Liciknya WK, Mengaku Polisi dan Nikahi Wanita di Langkat, lalu Kuras Uang hingga Rp 10 Juta
Sejak Selasa, (27/5/2025) pukul 08.00 WIB, ribuan pencari kerja mulai memadati lokasi job fair.
Banyak dari mereka datang sejak pagi demi mendapatkan antrean awal.
Tercatat, 25.000 orang hadir di lokasi, jauh melebihi ekspektasi panitia yang hanya menyiapkan sekitar 2.517 lowongan dari 64 perusahaan.
Menjelang siang hari, seorang panitia hendak menempelkan sebuah pamflet berisi foto QR Code, yang jika dipindai akan mengarahkan peserta pada daftar perusahaan beserta posisi yang dibuka.
Seorang pencari kerja merebut pamflet QR Code tersebut sebelum sempat ditempel, memicu reaksi spontan dari peserta lain yang berebut mendekat.
Baca juga: SEKDA Pakpak Bharat Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Napa Sengkut Salak
Akhirnya, terjadi saling dorong antara pencari kerja.
Benturan fisik, bahkan baku hantam terjadi di tengah kerumunan.
Suasana kemudian menjadi tidak terkendali.
Banyak peserta yang kelelahan dan terhimpit massa.
Sejumlah orang, terutama perempuan, dilaporkan pingsan akibat sesak napas dan kepanikan.
Petugas medis dikerahkan untuk menangani korban.
Menurut Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, jumlah peserta yang hadir benar-benar di luar prediksi.
“Kita hanya membuka 2.000 lebih lowongan, tapi yang datang 25.000. Ini bukan sesuatu yang membanggakan, tapi menjadi beban moral,” kata Ade kepada wartawan, Selasa, (27/5/2025).
Meskipun Kabupaten Bekasi memiliki 7.000 perusahaan yang beroperasi di kawasan industrinya, hanya sebagian kecil yang berpartisipasi dalam job fair ini.
Baca juga: Hasil Demo Gerak Tutup TPL, DPRD Taput Sahkan Pansus PT TPL Tbk
Kesenjangan antara jumlah perusahaan dan jumlah lowongan yang dibuka menjadi salah satu sumber tekanan bagi peserta yang jumlahnya membeludak.
Penggunaan QR Code sebagai satu-satunya media informasi tidak diimbangi dengan sistem distribusi yang baik.
Informasi hanya disebar melalui pamflet fisik, bukan melalui saluran daring yang bisa diakses secara massal dan serentak.
Persaingan ketat, antrian panjang, dan tekanan untuk segera mendapatkan pekerjaan menciptakan suasana emosional.
Dalam kondisi lelah dan padatnya kerumunan, konflik menjadi mudah tersulut.
Bupati Ade menyatakan akan meningkatkan kuota lowongan kerja untuk gelombang job fair berikutnya, serta memanggil pihak kawasan industri untuk memperluas keterlibatan mereka.
“Harus ada kontribusi. Dari 3,2 juta penduduk, banyak yang menggantungkan harapan pada 7.000 perusahaan ini,” ujar Ade.
Ricuhnya job fair Bekasi bukan sekadar peristiwa insidental, melainkan cerminan krisis ketenagakerjaan yang nyata.
Dalam kondisi ekonomi yang penuh tekanan saat ini, pekerjaan menjadi kebutuhan mendesak bagi jutaan orang.
Pemerintah dituntut untuk tidak hanya menjadi fasilitator event, tetapi juga aktor strategis dalam membangun sistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif, efisien, dan manusiawi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/SOSOK-Wamenaker-Immanuel-Ebenezer-Disorot-Gegara-Komentari-Tagar-Kabur-Aja-Dulu-Kini-Tuai-Kritik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.