Berita Viral

AWAL Mula Wamenaker Emosi, Muncul Staf HRD Sebut Job Fair Formalitas, Minta Dipecat: Kurang Ajar

Menanggapi ini, Immanuel mempertanyakan siapa sosok HRD yang berani menyebut ajang job fair cuma formalitas.

Endrapta Pramudiaz/Tribunnews.com
JOB FAIR FORMALITAS - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer ketika ditemui di kantornya, Senin (23/12/2024). Ia kini emosi usai ada akun yang diduga staf HRD menyebut Job Fair hanya formalitas 

Petugas medis dikerahkan untuk menangani korban.

Menurut Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, jumlah peserta yang hadir benar-benar di luar prediksi. 

“Kita hanya membuka 2.000 lebih lowongan, tapi yang datang 25.000. Ini bukan sesuatu yang membanggakan, tapi menjadi beban moral,” kata Ade kepada wartawan, Selasa, (27/5/2025). 

Meskipun Kabupaten Bekasi memiliki 7.000 perusahaan yang beroperasi di kawasan industrinya, hanya sebagian kecil yang berpartisipasi dalam job fair ini. 

Baca juga: Hasil Demo Gerak Tutup TPL, DPRD Taput Sahkan Pansus PT TPL Tbk

Kesenjangan antara jumlah perusahaan dan jumlah lowongan yang dibuka menjadi salah satu sumber tekanan bagi peserta yang jumlahnya membeludak.

Penggunaan QR Code sebagai satu-satunya media informasi tidak diimbangi dengan sistem distribusi yang baik. 

Informasi hanya disebar melalui pamflet fisik, bukan melalui saluran daring yang bisa diakses secara massal dan serentak. 

Persaingan ketat, antrian panjang, dan tekanan untuk segera mendapatkan pekerjaan menciptakan suasana emosional. 

Dalam kondisi lelah dan padatnya kerumunan, konflik menjadi mudah tersulut. 

Bupati Ade menyatakan akan meningkatkan kuota lowongan kerja untuk gelombang job fair berikutnya, serta memanggil pihak kawasan industri untuk memperluas keterlibatan mereka. 

“Harus ada kontribusi. Dari 3,2 juta penduduk, banyak yang menggantungkan harapan pada 7.000 perusahaan ini,” ujar Ade. 

Ricuhnya job fair Bekasi bukan sekadar peristiwa insidental, melainkan cerminan krisis ketenagakerjaan yang nyata. 

Dalam kondisi ekonomi yang penuh tekanan saat ini, pekerjaan menjadi kebutuhan mendesak bagi jutaan orang.

Pemerintah dituntut untuk tidak hanya menjadi fasilitator event, tetapi juga aktor strategis dalam membangun sistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif, efisien, dan manusiawi.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com 

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved