Berita Nasional

Rismon Tak Puas Uji Labfor Bareskrim, Tantang Ijazah Jokowi Dilakukan di Luar Negeri: Kami Biayai

Rismon lantas menantang Bareskrim Polri untuk melakukan pengujian terkait ijazah Jokowi di luar negeri.

Istimewa
IJAZAH JOKOWI: Sosok Rismon Hasiholan Sianipar yang Masih Berani Tuding Jokowi Pakai Ijazah Palsu, Padahal Pihak UGM Telah Memberikan Klarifikasi. Tudingan Rismon Sianipar ini pun kembali viral di media sosial sejak Maret 2025. (Istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.com - Pakar digital forensik Rismon Sianipar tidak puas terhadap hasil uji laboratorium forensik (labfor) Bareskrim Polri terkait ijazah Jokowi.

Rismon lantas menantang Bareskrim Polri untuk melakukan pengujian terkait ijazah Jokowi di luar negeri.

Rismon bahkan mengatakan seluruh biaya uji labfor tersebut akan dibiayai oleh pihaknya.

Diketahui, Rismon Sianipar merupakan sosok yang ngotot mengatakan bahwa ijazah Jokowi palsu.

Ahli digital forensik sekaligus mantan dosen Universitas Mataram ini tak percaya Bareskrim Polri yang menyatakan jika ijazah Joko Widodo asli.

"Kalau hasil kalian, saya ingatkan kepada Laboratorium Forensik dan Bareskrim, kalau kalian merasa hasil kalian itu reliable dan otentik, maka harus siap kita sama-sama bersepakat untuk menentukan laboratorium yang independen di luar negeri. Kami yang biayai, urunan."

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Rismon Sianipar berharap Jokowi dan Kasmudjo dipenjara dalam satu sel terkait polemik ijazah. Ia menuding Kasmudjo juga sebagai penipu.
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Rismon Sianipar berharap Jokowi dan Kasmudjo dipenjara dalam satu sel terkait polemik ijazah. Ia menuding Kasmudjo juga sebagai penipu. (YouTube/Balige Academy - Instagram/jokowi)

"Kalau hasil kalian reliable, handal, tanpa intervensi, maka harus siap itu yang namanya saintifik," katanya dikutip dari YouTube Abraham Samad, Jumat (23/5/2025).

Rismon mengungkapkan dalam bidang keilmuan, temuan atau kesimpulan harus bisa direkonstruksi atau diuji ulang oleh pihak lain.

Dia juga menegaskan bahwa temuan Bareskrim dalam kasus ijazah Jokowi bukanlah temuan tunggal dan dianggap paling benar.

Hal ini, sambung Rismon, perlu dilakukan demi meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri.

"Kebenaran ilmiah itu tidak absolut, tidak hanya milik Anda (Bareskrim). Harus siap diuji oleh pihak lain demi memberikan public trust, itu poinnya," tuturnya.

Rismon mengatakan usulannya itu perlu dilakukan karena dirinya masih ragu atas hasil temuan dari Bareskrim Polri, khususnya terkait skripsi Jokowi.

Pasalnya, berdasarkan bukti skripsi Jokowi yang diperlihatkan kepadanya saat mengunjungi UGM beberapa waktu lalu, Rismon menganggap teknologi tulisan yang dicetak tidak mungkin dibuat pada tahun 80'an.

Rismon mengatakan dirinya semakin yakin bahwa skripsi Jokowi tidak dibuat pada tahun 80'an ketika dibandingkan dengan tiga skripsi di tahun yang sama.

Dia meyakini skripsi Jokowi dibuat pada tahun 2004 ketika perusahaan software, Microsoft, meluncurkan Windows XP.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved