Medan Terkini

Menkes Sebut Kasus Meninggal saat Melahirkan Terbanyak dari Kawasan 3T, Ini Kata Dinkes Sumut

Dinas Kesehatan Sumut menanggapi soal statement Menteri Kesehatan  Budi Gunadi mengusulkan agar dokter umum.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
Eva.vn
KEMATIAN IBU MELAHIRKAN: ilustrasi wanita hamil. Menkes klaim angka kematian saat melahirkan terbanyak di wilayah 3T, salah satunya adalah Kepulauan Nias,Kamis (15/5/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dinas Kesehatan Sumut menanggapi soal statement Menteri Kesehatan  Budi Gunadi mengusulkan agar dokter umum di daerah  dilatih menjadi obstetri dan ginekologi (obgyn).

Hal itu berawal dari, banyaknya kasus ibu melahirkan yang meninggal di kawasan  daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). 

Menkes menyebutkan, tingginya angka kasus meninggal pada saat melahirkan di daerah 3T itu diantaranya Kepulauan Nias. 

Menanggapi hal itu,  faisal secara pribadi mendukung penuh program Kemenkes tersebut.

Terutama di daerah 3T yang satu diantaranya adalah Kepulauan Nias. 

"Nah ini secara pribadi apapun kebijakan dari pempus kami pasti mendukung. Sepanjang memang memenuhi ketentuan-ketentuan, kriteria yang mungkin bisa diuji secara akademis. Kita pasti dukung demi memberikan pelayanan kepada masyarakat," jelasnya, Kamis 15/11/2025). 

Diakuinya, saat ini angka kematian tertinggi saat melahirkan itu berada di Nias  Selatan dan Gunung Sitoli.

"Nah hari ini, kami contohkan seperti di Nias Selatan ya, itu memang posisi angka kematiannya cukup tinggi di atas angka rata rata Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) kita ya," jelasnya. 

Selain di Nias Selatan, angka kematian tertinggi setelah melahirkan  ada di Gunung Sitoli.

"Dan di gunung sitoli masihh relatif sama, di nias relatif tinggi,  Sementara Nias Utara dan Barat itu sudah rendah dibawah  Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu (LPJMP)," jelasnya.

Tingginya angka kematian saat melahirkan sebab, masih belum banyak Dokter Obgyn di rumah sakit yang berada di Kepulauan Nias. Sejauh ini hanya ada empat dokter Obgyn di sana.

"Kondisi  dokter obgyn di Kepulauan Nias itu cuma baru ada 4 orang dan kita kekurangan dua  lagi (dokter Obgyn) , jadinya artinya posisi satu obgyn dia kan bisa praktik 3 tempat,”  jelasnya.

Faisal menuturkan, saat ini ada 5 rumah sakit di Nias. Namun, baru 1 rumah sakit yang memiliki kelengkapan dokter spesialis.

“Jadi jumlah spesialis yang di sana itu posisinya baru 1 rumah sakit yang lengkap, itu di RS Thomson, itu sudah lengkap dasar dan penunjangnya. Sementara, 4 RS lagi belum, itu sama sekali tak ada dokter spesialisnya,” tuturnya.

Dikatakannya, saat ini Kepulauan Nias masih membutuhkan 21 dokter spesialis. Untuk itu Gubernur Sumut  telah membuat program pemenuhan dokter spesialis di Nias.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved