Sumut Terkini
Angka Penyakit Malaria di Sumut Menurun Dibanding Tahun Lalu, Kasus Terbanyak di Kabupaten Asahan
Dinas Kesehatan Sumut mengklaim angka penyakit malaria tahun ini menurun dibanding tahun lalu.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Dinas Kesehatan Sumut mengklaim angka penyakit malaria tahun ini menurun dibanding tahun lalu.
Selain itu, jika tahun sebelumnya kasus malaria terbanyak dari Kabupaten Nias Selatan, tahun ini kasus terbanyak di Kabupaten Asahan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Sumut Novita Saragih mengatakan, berdasarkan data dari Januari hingga April 2025, penyakit malaria di Sumut mencapai 1251 kasus.
Menurutnya, angka malaria di tahun ini cukup mengalami penurunan yang cukup drastis. Pasalnya, jika dibanding data tahun lalu mulai Januari-April 2024 penyakit malaria di Sumut mencapai 6.696 kasus.
Dirincikannya, angka kasus malaria pada Januari 2025 mencapai 415 kasus, Februari, 334 kasus,Maret 260 kasus dan April 241 kasus.
"Sejauh ini hingga bulan April 2025 kasus menurun dibanding awal tahun lalu, dimana pada awal tahun 2024 kemarin terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria di Kabupaten Nias Selatan hingga kasus meningkat. Total kasus malaria tahun 2024 sebanyak 6.596 kasus. Sementara jumlah kasus sejak Januari hingga 30 april 2025 sebanyak 1.251 kasus,"jelasnya kepada Tribun Medan, Jumat (9/5/2025).
Menurutnya, tahun lalu Kasus Malaria dikatakan dengan sebutan KLB. Sebab seluruh Kabupaten tersebut mengalami kasus malaria.
"Bicara Kepulauan Nias, kita harus memilah bahwa kepulauan tersebut terdiri dari 5 kab/kota (Nias, Nias Selatan, Nias Barat, Nias Utara dan Kota Gunung Sitoli. Saat ini Kab. Nias dan Kota Gunung Sitoli sudah dinyatakan Bebas Malaria dan telah menerima sertifikat dari Kemenkes RI, sedangkan Nias Barat dan Nias Utara termasuk Low Endemik, Sejauh ini Kab. Nias Selatan yang masih banyak kasus untuk kepulauan Nias. tetapi cendrung stabil karena memang Nias Selatan masih katagori endemis malaria," jelasnya.
Diterangkannya, malah saat ini penyumbang kasus malaria terbanyak itu dari Kabupaten Asahan.
"Tahun ini Asahan. Tetapi, memang tidak terjadi kasus malaria KLB. Namun dibanding Kabupaten Nias Selatan, saat ini Asahan terbanyak kasus malaria," ucapnya.
Untuk menghindari KLB malaria seperti tahun lalu di Nias Selatan, dikatakannya, Dinkes Sumut melakukan beberapa langkah awal.
"Antaranya, perbaikan surveilan malaria yg merupakan alert, bila dilaporkan apanya kasus, cepat tertangani dengan baik sesuai dengan pedoman yg ada hingga tidak menimbulkan KLB, artinya jika ditemukan kasus positif cepat diobati sesuai penatalaksanaan kasus yang dianjurkan,"terangnya.
Diterangkannya juga,pihaknya melakukan pemantauan logistik terutama obat-obatan.
"Obat-obatan Malaria jangan sampai kosong. Untuk itu harus selalu dipantau oleh petugas yg telah ditunjuk," jelasnya.
Dijelaskannya, pihaknya juga mengaktifkan aplikasi Smile sebagai sarana dal mengajukan permintaan obat-obatan maupun melaporkan pemakaian setiap bulannya.
| Bertemu Tetua Adat Selama 2 Jam, Bobby Sepakat TPL Ditutup: Surat Rekomendasi Paling Lama Seminggu |
|
|---|
| Tahun 2026, Dinas PRKP Siantar Pakai Eks-Rumah Singgah Covid-19 Sebagai Kantor Baru |
|
|---|
| Akademisi Asia Tenggara Bedah Geopolitik Presiden Prabowo dalam Seminar Internasional di UINSU |
|
|---|
| Polres Tanah Karo Terbitkan Informasi DPO Pelaku yang Terlibat Dalam Pembunuhan Warga Nias |
|
|---|
| Warga Miskin di Deli Serdang Bingung Setelah Disuruh Mundur jadi PKH |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ilustrasi-bentuk-nyamuk-Anopheles-Angka-kasus-malaria-di-Sumut.jpg)