Breaking News

Sumut Terkini

Angka Penyakit Malaria di Sumut Menurun Dibanding Tahun Lalu, Kasus Terbanyak di Kabupaten Asahan

Dinas Kesehatan Sumut mengklaim angka penyakit malaria  tahun ini menurun dibanding tahun lalu.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
PENYAKIT MALARIA: Ilustrasi bentuk nyamuk Anopheles. Angka kasus malaria di Sumut menurun dibanding tahun lalu, Jumat (9/5/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Dinas Kesehatan Sumut mengklaim angka penyakit malaria  tahun ini menurun dibanding tahun lalu.

Selain itu, jika tahun sebelumnya kasus malaria terbanyak dari Kabupaten Nias Selatan, tahun ini kasus terbanyak di Kabupaten Asahan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit  Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Sumut Novita Saragih mengatakan, berdasarkan data dari Januari hingga April 2025, penyakit malaria di Sumut mencapai 1251 kasus.

Menurutnya,   angka  malaria di tahun ini cukup mengalami penurunan yang cukup drastis. Pasalnya,  jika dibanding  data tahun lalu mulai Januari-April 2024 penyakit malaria di Sumut mencapai 6.696 kasus. 

Dirincikannya, angka kasus malaria pada Januari 2025  mencapai 415 kasus, Februari, 334 kasus,Maret 260 kasus dan April 241 kasus.

"Sejauh ini hingga bulan April 2025 kasus menurun dibanding awal tahun lalu, dimana pada awal tahun 2024 kemarin terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria di Kabupaten Nias Selatan hingga kasus meningkat. Total kasus malaria tahun 2024 sebanyak 6.596 kasus. Sementara  jumlah kasus  sejak Januari hingga 30 april 2025  sebanyak 1.251 kasus,"jelasnya kepada Tribun Medan, Jumat (9/5/2025).

Menurutnya, tahun lalu Kasus Malaria dikatakan dengan sebutan KLB. Sebab seluruh Kabupaten tersebut mengalami kasus malaria.

"Bicara Kepulauan Nias, kita harus memilah bahwa kepulauan tersebut terdiri dari 5 kab/kota (Nias, Nias Selatan,  Nias Barat,  Nias Utara dan Kota Gunung Sitoli. Saat ini Kab. Nias dan Kota Gunung Sitoli  sudah dinyatakan Bebas Malaria dan telah menerima sertifikat dari Kemenkes RI,  sedangkan Nias Barat dan Nias Utara termasuk Low Endemik, Sejauh ini Kab. Nias Selatan yang masih banyak kasus untuk kepulauan Nias. tetapi cendrung stabil karena memang Nias Selatan masih katagori endemis malaria," jelasnya. 

Diterangkannya, malah saat ini penyumbang kasus malaria terbanyak itu dari Kabupaten Asahan.

"Tahun ini Asahan. Tetapi, memang tidak terjadi kasus malaria KLB.  Namun dibanding Kabupaten Nias Selatan, saat ini Asahan terbanyak kasus malaria," ucapnya.

Untuk menghindari KLB  malaria  seperti  tahun lalu di  Nias Selatan,  dikatakannya, Dinkes Sumut melakukan beberapa langkah awal. 

"Antaranya, perbaikan surveilan malaria yg merupakan alert, bila dilaporkan apanya kasus, cepat tertangani dengan baik sesuai dengan pedoman yg ada hingga tidak menimbulkan KLB, artinya jika ditemukan kasus positif cepat diobati sesuai penatalaksanaan kasus yang dianjurkan,"terangnya.

Diterangkannya juga,pihaknya melakukan pemantauan  logistik terutama obat-obatan.

"Obat-obatan Malaria  jangan sampai kosong. Untuk itu harus selalu dipantau oleh petugas yg telah ditunjuk," jelasnya.

Dijelaskannya, pihaknya juga mengaktifkan aplikasi Smile sebagai sarana dal  mengajukan permintaan obat-obatan  maupun melaporkan pemakaian setiap bulannya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved