Sumut Terkini

Tim Gabungan Pemprov Gelar Razia Anak Jalanan, Ada 16 Siswa Bolos, 5 Positif Narkoba 

Hasil razia tersebut, sebanyak 16 siswa SMA sederajat terjaring karena bolos sekolah. 

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
PEMPROV SUMUT
Penertiban Anak Jalanan- Petugas Gabungan gelar razia dan penertiban anak jalanan di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang. Hasilnya 16 siswa terjaring, lima diantaranya positif narkoba. 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Tim Gabungan Pemprov Sumut menggelar penertiban atau razia anak jalanan di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang.

Hasil razia tersebut, sebanyak 16 siswa SMA sederajat terjaring karena bolos sekolah. 

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Simut, Moettaqien Hasrimi merincikan dari 16 siswa yang terjaring, lima diantaranya positif narkoba.

Dijelaskan Moettaqien, razia ini digelar dalam rangka meningkatkan perlindungan terhadap Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK). 

Penertiban ini dilakukan oleh Tim Gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Sumut, Dinas Sosial Sumut, serta dinas terkait yang ada di Kota Medan dan Deliserdang.

Diterangkannya, razia ini dibagi ke dalam tiga tim untuk mengamankan anak balita yang dibawa ibunya untuk mengamen, anak pengemis, anak bersama orangtuanya berjualan di lampu merah, anak berseragam sekolah yang berjualan, anak menjadi manusia silver.

“Hari ini kita melaksanakan razia Trantimum, kita berkolaborasi lintas OPD. Perihal penertiban anak gelandangan dan pengemis, manusia silver.

Kita ketahui hasilnya ada 16 anak sekolah terjaring razia. Yang memprihatinkan, ada lima anak positif Narkoba,” jelas Moettaqin dalam keterangan tertulis yang Tribun Medan lihat, Minggu (4/5/2025).

Dijelaskannya, kegiatan ini menindaklanjuti laporan dari masyarakat dan dilaksanakan untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat Sumut. Sebab, kondisi seperti inilah yang dapat memicu begal atau geng motor.  

“Anak-anak sekolah yang harusnya di dunia pendidikan, namun kita temukan ada di jalanan,” ucapnya.

Sementara Kepala Dinas P3AKB Dwi Endah Purwanti menambahkan, darri hasil kegiatan penertiban tadi, ditemukan banyak anak SMA yang berjualan makanan di simpang lampu merah. Kemudian, ditemukan dua keluarga, masing-masing membawa dua anak yang ternyata tidak sekolah. 

“Ada yang mengaku bersekolah, usianya 10 tahun tapi tidak bisa membaca. Ini kan menimbulkkan kepedulian kita. Bagaimana keluarganya kita ajak bicara bahwasannya anak-anak berhak mendapatkan pendidikan dan kasih sayang, bukan menanggung beban di jalanan,”tuturnya.

Setelah dirazia, seluruhnya telah dilakukan asessment dan membuat pernyataan mereka tidak akan mengeksploitasi anaknya lagi. 

"Karena sebenarnya mereka juga mendapat bantuan sosial," ucapnya.

Ditegaskannya, jika hal ini terjadi lagi maka pihaknya akan mengusulkan untuk mencabut bantuan sosial. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved