Berita Viral

MENKES Ungkap Penyebab Dokter Spesialis Kurang di Indonesia: Karena Hanya Anak Orang Kaya yang Mampu

MENKES Ungkap Penyebab Dokter Spesialis Kurang di Indonesia: Karena Hanya Anak Orang Kaya yang Mampu Biayanya

Editor: AbdiTumanggor
KOMPAS com/IRFAN KAMIL
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Wakil Presiden RI, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024). 

TRIBUN-MEDAN.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penyebab dokter spesialis sangat berkurang di Indonesia.

Karena menurutnya, selama ini di Indonesia, hanya anak orang kaya yang bisa menjadi dokter spesialis.

Hal tersebut disampaikan Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Mulanya, Budi memaparkan masalah pada sistem pendidikan para calon dokter spesialis.

Dia menyebutkan bahwa orang-orang yang ingin menjadi dokter spesialis biasanya sudah berkeluarga dan memiliki penghasilan tetap.

"Mereka itu umumnya sudah berkeluarga, sudah bekerja sebagai dokter, sudah ada income (pemasukan)," ujar Budi.

Masalahnya, ketika mereka hendak menjadi dokter spesialis, mereka harus berhenti bekerja untuk melanjutkan pendidikan.

Itu artinya, kata Budi, para calon dokter spesialis harus belajar selama empat tahun di fakultas kedokteran tanpa memiliki pendapatan.

Budi mengatakan, kondisi inilah yang menyebabkan hanya anak orang kaya yang bisa menjadi dokter spesialis.

"Nah itu yang menyebabkan dokter spesialis anak orang kaya, karena kalau bukan anak orang kaya, mana mungkin dia bisa hidup," ucapnya.

"Itu sebabnya yang sekarang, dengan sistem pendidikan sekarang, kalau dia dari luar kota, mereka kita kasih (uang), ya enggak besar, tapi seenggaknya bisa ganjel mereka hidup," imbuh Budi.

Belum Lagi Uang Pangkal Pendidikan Dokter Spesialis Capai Ratusan Juta Rupiah

Menkes Budi Gunadi Sadikin juga heran dengan tingginya uang pangkal yang harus dibayar untuk menempuh pendidikan dokter spesialis di perguruan tinggi di Indonesia.

Padahal hal tersebut tidak ditemukan di luar negeri, di mana para calon dokter spesialis tinggal mencari kerja di rumah sakit untuk meningkatkan kompetensinya.

"Di sini harus bayar uang pangkal ratusan juta melamar ke fakultas kedokteran. Di luar negeri tidak ada, dia langsung cari tempat kerjaku lain di RS-RS untuk meningkatkan profesinya," ujar Budi saat rapat bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR, Selasa (29/4/2025).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved