Medan Terkini

Jelang Hari Buruh, Rumah Ketua Buruh di Mabar Dilempar Bom Molotov Pagi-pagi Buta

Kediaman pribadi Ketua Umum Pengurus Pusat Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Independen ini dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal.

|
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
DILEMPAR BOM MOLOTOV: Jepretan layar dua orang tak dikenal berboncengan sepeda motor melempar bom molotov ke rumah Fatiwanolo Zega, salah satu ketua buruh di Kota Medan, Jumat (25/4/2025). Setelah melempar bom, para pelaku langsung melarikan diri. 

Ia menyebut ada tiga permasalahan buruh yang ditangani, yakni pertama di Kabupaten Asahan melibatkan 25 buruh, di Kabupaten Serdang Bedagai, ada 200 buruh.

Serta yang ketiga, di Kecamatan Tanjung Morawa melibatkan 200 buruh.

"Nah, sedang ditangani oleh pengawas ketenagakerjaan dari Sumatera Utara. Begitu juga Polda Sumut karena ada tindak pidananya mengenai pelanggaran upah buruh."

Namun demikian, ia menaruh curiga apa yang dialami ini erat kaitannya dengan salah satu perusahaan di wilayah Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Perusahaan tersebut sudah dilaporkan ke dinas ketenagakerjaan dan Polda Sumut.

Ia sempat bertemu dengan orang yang mengaku diurus perusahaan agar laporan dicabut dan tidak diperpanjang.

Namun dari dua kali pertemuan itu tidak menemukan titik terang soal hak-hak buruh.

Lalu pada hari Selasa 22 April kemarin, seseorang yang mengaku anggota organisasi masyarakat (Ormas) datang ke rumahnya mau bertemu.

Namun karena korban tak ada, anggota ormas meminta nomor korban ke istrinya dan keesokan harinya dikirim pesan perkenalan.

Dalam pesannya, anggota ormas tersebut mengaku disuruh ketua Ormas untuk menemui korban membicarakan permasalahan buruh yang ada di salah satu perusahaan di Tanjung Morawa, yang dilaporkan korban ke dinas ketenagakerjaan dan Polda Sumut.

"Kemudian, saya tanya permasalahan apa sehingga dia mau ketemu sama saya, dia bilang terkait kasus yang saya tangani di Tanjung Morawa. Dia bilang ketuanya mau ketemu dengan saya. Saya bilang, kalau mau ketemu tapi tidak diutus pengusaha pasti gak ketemu titik terang."

Mengenai permintaan pertemuan ditolaknya, menurut Fatiwanolo Zega tak akan ada titik terang karena bukan pihak perusahaan langsung.

Pertemuan pun bakal sia-sia karena menurutnya, ketua Ormas yang disuruh untuk menemui untuk menakut-nakuti.

"Saya sampaikan, kalau diutus pengusaha boleh.
Saya tidak menuduh, tapi dugaannya sepertinya ada hubungannya dengan kasus yang saya tangani."

Setelah membuat laporan ke Polda Sumut, korban berharap Polisi bisa mengungkap dan menangkap pelakunya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved