TRIBUN WIKI

Apa Itu Haji Akbar? Ternyata Nabi Muhammad Pernah Melakukannya

Haji Akbar adalah haji yang puncak wuqufnya di Arafah bertepatan dengan hari Jumat, yang merupakan hari terbaik dalam pandangan Islam (sayyidul ayyam)

Editor: Array A Argus
Pinterest/muhammad_abdul_razaq
HAJI AKBAR- Pada tahun 2025 ini, pelaksanaan ibadah haji bertepatan dengan Haji Akbar. Haji Akbar adalah haji yang puncak wuqufnya di Arafah bertepatan dengan hari Jumat, yang merupakan hari terbaik dalam pandangan Islam (sayyidul ayyam). 

“Tidak semua yang maqbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ujarnya. 

Menag mengingatkan bahwa hal ini menjadi pengingat bahwa ibadah haji yang diterima (maqbul) belum tentu membawa perubahan hidup yang sejati, sedangkan haji yang mabrur—yang menumbuhkan akhlak, ketulusan, dan kepekaan sosial—pasti diterima oleh Allah SWT.

“Gunakan momen Haji Akbar ini untuk memperbanyak doa, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, bangsa, umat, dan seluruh manusia,” pesan Menag.

Mengutip hadits Qudsi dan Surat Al-Baqarah ayat 30, Nasaruddin membingkai haji sebagai bagian dari misi kekhalifahan manusia dan dialog ilahi. 

Baca juga: Mengenal Mossad, Lembaga Intelijen Israel yang Kini Desak Netanyahu Hentikan Perang Gaza

Bahkan iblis pun berdialog dengan Allah saat menolak bersujud kepada Adam, merasa lebih mulia karena diciptakan dari api. 

Tapi Allah menunjukkan bahwa keagungan manusia bukan pada asalnya, melainkan pada kemampuannya bertobat dan kembali kepada Tuhan.

"Allah mencintai dialog. Setelah pulang haji, jangan takut berdialog dengan siapapun, karena itu adalah tradisi Tuhan," tegas Nasaruddin.

Ia juga mengangkat kisah Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama di bumi, yang dibangun di Bakkah. 

Baca juga: Mengenal Serangan DDoS yang Kerap Membuat Web atau Server Lumpuh

Kakbah merupakan replika dari Baitul Ma’mur, tempat para malaikat bertawaf di langit ketujuh. 

Ritual tawaf oleh jemaah haji sejatinya adalah gerakan spiritual yang meniru malaikat, menggugurkan dosa, dan menyatukan diri dengan poros ilahi.

“Hajar Aswad dulunya batu putih, berubah karena dosa manusia. Kini hanya tersisa tujuh butir seukuran kemiri karena pernah dicuri, namun maknanya tetap suci,” tambahnya.

Ia menyinggung pemikiran Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah bahwa pahala 100.000 kali lipat tak hanya di pelataran Kakbah, tapi mencakup seluruh wilayah Tanah Haram.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved