Sumut Terkini

Dari Limbah Dapur Lapas, Menjadi Rezeki Bagi Warga Binaan

Mulai dari tempat tissue, perhiasan meja, hingga jam dinding di produksi untuk dipasarkan kepada para pengunjung di Lapas.

Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALIF
Abdul Efendi, warga binaan Lapas Tanjungbalai menunjukan hasil karya kerajinan tangan miliknya berbentuk bunga, Kamis (17/4/2025). Di Lapas dirinya dapat menghasilkan uang dengan cara membuat kerajinan tangan. 

TRIBUN-MEDAN.COM, TANJUNGBALAI - Limbah sampah ditangan yang tepat akan bisa menghasilkan cuan.

Salah satu yang berhasil memanfaatkan limbah sampah tersebut adalah para warga binaan pemasyarakatan (WBP) di lembaga pemasyarakatan (Lapas) IIB Tanjungbalai.

Melalui bidang bina kerja (Binker), para warga binaan dapat mengolah tempurung bekas pengolahan dapur lapas, dijadikan berbagai kreasi bagi warga binaan.

Hanya bermodalkan keinginan, dan kreativitas, para warga binaan dapat meluangkan apa saja yang ada di isi kepalanya untuk membuat sebuah kerajinan tangan.

Mulai dari tempat tissue, perhiasan meja, hingga jam dinding di produksi untuk dipasarkan kepada para pengunjung di Lapas.

Dibanderol mulai dari harga Rp 70 ribu, hingga Rp 140 ribu, dapat menambah penghasilan para warga binaan untuk memberikan kepada anak dan istrinya.

Tidak sedikit, warga binaan yang mendapatkan gaji dari kegiatan bina kerja tersebut.

Sebab, tak hanya bidang kerajinan saja, bengkel sepeda motor, las, menjahit, peternakan kambing, ayam, ikan, hingga pertanian juga dapat digarap para warga binaan.

Abdul Efendi, salah seorang warga binaan yang terlibat dalam perkara penyalahgunaan ganja, mengaku dirinya dapat produktif dan menghasilkan uang dari hasil penjualan hasil kerajinan tangannya.

"Ini kami buat dari limbah dapur. Limbah kelapa ini kami olah menjadi kerajinan untuk dijual saat kunjungan para keluarga warga binaan," ujar Abdul Efendi, Kamis (17/4/2025).

Lanjutnya, berbagai motif dan model dapat dikerjakan oleh timnya. Bahkan, pihaknya mampu menerima orderan custom atau permintaan berbagai model.

"Ada keluarga atau petugas yang minta supaya dibikin jam meja, terus ada untuk tempat pulpennya, bisa kami kerjakan," katanya.

Ia mengaku, dari hasil penjualan tersebut, dapat disisihkan untuk diberikan kepada anaknya yang sesekali berkunjung Lapas.

"Alhamdulillah, disisihkan. Bisa buat jajan anak. Saya juga berencana akan melakukan hal serupa bila saya keluar. Apakah saya lanjutkan kreatifitas ini, atau sama bakal beternak ikan," katanya.

Kalapas Kelas IIB Tanjungbalai, Irhamuddin mengaku kegiatan ini dilakukan bertujuan melatih para warga binaan agar siap menghadapi kehidupan diluar Lapas.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved