VIDEO
Gegara Rebutan Ladang Warisan, Satu Keluarga di Pakpak Bharat Dianiaya Kerabat Sendiri
Mantrina menyebut, pagar itu dipasang agar hewan ayam tidak merusak tanaman sayur yang ditanami di perladangan tersebut.
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Satia
TRIBUN-MEDAN.COM, SALAK - Satu keluarga di Desa Napasengkut Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat mendapat penganiayaan oleh pamannya kandungnya.
Adapun korban berjumlah 4 orang, yang terdiri dari seorang ibu, Nurli Boangmanalu (51), dan ketiga anaknya yakni Mantrina br Banurea (28), Jeky Banurea (26), dan Nope Handayani br Banurea (22).
Kepada Tribun Medan, Mantrina mengatakan kejadian berawal saat paman kandungnya, JB membongkar pagar ladang yang terbuat dari bambu di belakang rumah keluarga Mantrina pada hari Jumat, 4 April 2025.
Mantrina menyebut, pagar itu dipasang agar hewan ayam tidak merusak tanaman sayur yang ditanami di perladangan tersebut.
"Bapak uda (paman) kami ini nanya, kenapa di pagari ladang itu. Terus kami bilang, ya biar tidak di makan sama ayam atau hewan lainnya, " ujarnya, Senin (14/4/2025).
Usut punya usut, ladang tersebut merupakan warisan dari keluarga yang diserahkan kepada keluarga Mantrina. Namun, JB yang merupakan paman kandung mereka, selalu membuat ulah.
Permasalahan pagar ladang itu pun membuat cekcok antara keluarga Mantrina dengan keluarga JB. Saat itu, sang adik, Jeki Banurea keluar dari belakang rumah, sehingga adu mulut pun semakin panas.
Tak lama kemudian, salah seorang anak dari JB, M boru B melemparkan batu hingga melukai punggung sebelah kanan Jeki.
Tak terima dengan hal itu, pihak keluarga Mantrina pun memutuskan untuk membuat laporan ke Polres Pakpak Bharat.
Penganiayaan pun tak sampai disitu. Setelah Jeki beserta keluarganya berangkat ke Polres Pakpak Bharat, keluarga JB kembali melakukan penganiayaan kepada keluarga Mantrina.
Saat itu, cekcok terjadi di depan rumah Mantrina. Mantrina yang sedang berada di depan pintu rumah, dengan maksud menunggu ibunya untuk menyusul ke Polres Pakpak Bharat seketika dijambak oleh keluarga JB.
Tak sampai disitu, anak laki - laki JB, Maringan memukul keluarga Mantrina dengan menggunakan kayu hingga mengenai kaki Mantrina, dan melukai tangan adiknya, Handayani.
"Mamak saya juga dijambak dan kepalanya di pukuli sebanyak 3 kali. Sekarang mamak sudah trauma sampai sekarang, " jelasnya.
Menurut Mantrina, aksi penganiayaan itu bukan pertama kali terjadi. Bahkan, sang ibunya sampai mencatat tanggal berapa setiap kali JB melakukan tindak kekerasan.
"Mamak kami ada catat di selembar kertas, tanggal berapa saja mereka melakukan kekerasan itu. Ini sudah berulang kali bang, bahkan sewaktu kami masih kecil, bapak kami juga sering mendapat penganiayaan, " bebernya.
| Anggota DPRD datangi RSUD Tanjungbalai, Klarifikasi Kasus Dugaan Pemukulan |
|
|---|
| Gawat! Ngaku Anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Pria Palak Penjaga Kedai Aceh di Tembung |
|
|---|
| Mahasiswa Protes Penyegelan Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien oleh Ahli Waris |
|
|---|
| Ahli Waris Segel Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien, Klaim Tanah Milik Keluarga |
|
|---|
| Seorang Pendaki Gunung Sibayak Alami Hipotermia, Ranger: Cuaca Buruk! |
|
|---|